Jangan menilai sebuah buku dari cover-nya semata. Pepatah itu kurang lebih berarti bahwa kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan fisiknya saja. Karena belum tentu penampilan fisik menampilkan kepribadian seseorang.
Jika ada seseorang yang memandangi Anda dengan sinis, curiga, ataupun merendahkan, Anda jangan dulu menilai bahwa mereka adalah orang yang negatif karena ekspresi mereka. Siapa tau tatapan mereka memang seperti itu, tanpa ada maksud untuk merendahkan.
Hal ini juga berlaku pada manajer asal Italia, Carlo Ancelotti. Dalam setiap sesi wawancara, tatapannya tampak merendahkan, sinis atau cuek, yang terlihat dari alis sebelah kirinya yang mengangkat. Padahal mantan pelatih Real Madrid ini tak ada maksud untuk merendahkan dan sebagainya.
“Saya tidak bisa mengendalikan alis saya,” tutur Ancelotti ketika diwawancarai Independent. “Terkadang, ketika saya melihat sebuah wawancara di mana saya ada di dalamnya, saya sangat kaget dengan alis saya yang mengangkat tak terkendali. Tapi tak ada alasan untuk ini, tidak ada kejadian di balik itu semua.”
Ancelotti sendiri memang termasuk manajer atau pelatih yang cukup ramah. Ia jarang terlibat friksi dengan manajer atau pelatih lain. Pembawaannya pun terbilang tenang, terlebih saat ini usianya sudah memasuki 57 tahun.
Tapi sebagai pelatih, Ancelotti sebenarnya punya segalanya untuk dibanggakan. Ia tidak hanya pernah menukangi kesebelasan besar di Italia, Prancis, Inggris, Spanyol atau sekarang di Jerman bersama Bayern Muenchen, tapi sejumlah trofi bergengsi pun, seperti trofi Liga Champions, sudah pernah ia persembahkan bagi kesebelasan-kesebelasan yang pernah ia tukangi.
Selain bangga sebagai pelatih, pelatih yang akrab disapa Don Carletto ini juga patut berbangga karena kariernya yang terus menanjak membuatnya berkesempatan tampil di sebuah film layar lebar. Perannya mungkin hanya sebatas pemain figuran, tapi bermain di sequel terbaru Star Trek berjudul Star Trek Beyond tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri baginya.
“Saya ikut ambil bagian sebagai ilmuwan yang memeriksa alien. Itu bagus, saya membayangkan Cristiano Ronaldo-lah yang berada di hadapan saya,” tutur Ancelotti mengomentari perannya dalam film Star Trek pada Gazzetta dello Sport.
Pada kesempatan lain, Ancelotti menjelaskan bagaimana ia mendapatkan peran tersebut. Ia menceritakan keikutsertaannya dalam film Star Trek ini setelah diundang menyaksikan syuting film tersebut saat ia menjalani masa rehat dari sepakbola di Vancouver, Amerika Serikat.
“Suami dari Zoe Saldana (pemeran di film Star Trek) adalah seorang Italia dan saya memiliki hubungan yang dekat dengan keluarganya. Mereka pergi ke Vancouver untuk syuting film tersebut, kemudian mereka mengundang saya untuk dating,” tutur Ancelotti pada Sky Sports. “Saya datang ke sana dan berkesempatan berbicara dengan sang sutradara, kemudian ia berkata ‘Saya akan memasukkan Anda, memainkan bagian kecil’.”
Bermain di Star Trek, alis Ancelotti mungkin tidak akan terlalu dibicarakan. Karena dalam film tersebut terdapat karakter bernama Mr. Spock yang alisnya akan lebih mencuri perhatian.
Akhirnya, dengan segala pengalaman Ancelotti, serta dengan segala trofi bergengsi yang pernah ia raih, Ancelotti sebenarnya bisa saja menjadi sosok yang sombong, dan memandang sinis setiap orang dengan alisnya yang mengangkat. Tapi percayalah, Ancelotti bukanlah sosok yang demikian.
Percayalah, Ancelotti hanya pelatih bersahaja yang tak bisa mengendalikan alisnya yang mengangkat, bukan pelatih spesial yang gemar menebar kesinisannya pada pihak lain....
Komentar