Pochettino: Di Depan TV, Banyak Manajer yang Berlagak Kuat

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pochettino: Di Depan TV, Banyak Manajer yang Berlagak Kuat

Mauricio Pochettino mengkritisi "kepalsuan" yang acap terjadi di dunia manajerial Inggris. Seperti dilansir ESPN FC, ia mengungkapkan bahwa ketika Leicester City meraih gelar juara pada 2015/2016 lalu, ia sama sekali tidak menelepon manajer The Foxes, Claudio Ranieri, untuk mengucapkan selamat atas gelar juara yang sudah diraih.

Pada musim 2015/2016, Tottenham Hotspur menjadi pesaing terkuat Leicester City untuk meraih gelar juara. Namun gelar akhirnya melayang ke Stadion King Power setelah The Lilywhites hanya bermain imbang dengan Chelsea di Stamford Bridge. Pertandingan yang diwarnai dengan hujan kartu dan juga penuh dengan amarah.

Memang ketika itu Pochettino mengungkapkan selamat kepada Ranieri atas gelar yang sudah diraih dalam konferensi pers setelah pertandingan melawan Chelsea. Tapi ia tidak menghubungi secara pribadi Ranieri karena ia merasa kesal melihat timnya harus puas menyaksikan Leicester City menjadi juara Liga Primer.

"Saya tidak pernah meneleponnya secara pribadi. Saya menyampaikan ucapan selamat saya ketika konferensi pers setelah pertandingan melawan Chelsea. Tapi jujur, saya tidak senang melihat hal tersebut. Saya tidak senang melihat tim saya kalah dan Leicester menjadi juara," ungkap Pochettino.

"Di depan TV, banyak manajer yang berlagak seperti orang kuat. Itu adalah hal yang palsu. Saya tidak mau seperti itu. Saya memang mengucapkan selamat, tapi saya tidak senang akan hal tersebut, jujur," tambahnya.

Kekecewaan karena gagal meraih gelar musim 2015/2016, apalagi Spurs harus sampai turun ke peringkat ketiga karena disalip di saat-saat terakhir oleh Arsenal, masih dirasakan oleh semua penggawa The Liliywhites sampai saat ini. Tapi apa yang mereka rasakan kepada Leicester sekarang bukanlah dendam, melainkan rasa kesal terhadap diri sendiri.

"Saya sekarang sudah tidak marah lagi. Saya hanya kesal kenapa kami tidak mampu meraih gelar juara musim lalu. Kekesalan itu masih terasa, walau sekarang kami sudah mulai membuka lembaran baru. Sulit untuk melupakan hal tersebut. Karena, seperti yang diucapkan Brad Pitt dalam film Moneyball, mana ada kekalahan yang membahagiakan," ujarnya.

Musim ini setidaknya Spurs memiliki bekal yang lebih baik dari Leicester. Mereka sama sekali belum menelan kekalahan sampai gameweek 9 Liga Primer, dengan total lima kemenangan dan empat hasil seri. Mereka juga mencatatkan jumlah kebobolan yang sedikit, hanya empat gol saja dari sembilan pertandingan, menandakan pertahanan mereka sudah lebih kuat.

Dengan bekal yang lebih baik, setidaknya rasa kesal itu bisa ditumpahkan.

foto:

Komentar