Lapangan dan panggung politik, meski mungkin saling berkaitan, tetap saja dunia yang berbeda. Menjadi pemain terkenal belum tentu dengan mudah langsung dapat menjadi presiden sebuah negara. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh pemain kenamaan asal Liberia, George Weah.
Pada 8 November 2005, Pemain Terbaik Dunia 1995 ini terlibat dalam pemilihan presiden Liberia. Ia bersaing dengan Ellen Johnson Sirleaf untuk menjadi presiden Liberia. Meski berstatus sebagai Pemain Terbaik Dunia, Weah gagal menjadi presiden Liberia pada saat itu.
Karier Weah di dunia sepakbola terbilang cukup mentereng. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini menghabiskan waktu sebagai pesepakbola dengan malang melintang membela klub-klub Afrika, Eropa, dan Timur Tengah sejak 1985 sampai 2005. Ia mulai dikenal sebagai pemain berkemampuan luar biasa ketika membela AS Monaco pada 1988 sampai 1992.
Perjalanan Weah di Eropa pun terbilang mulus. Setelah membela Monaco, ia membela Paris Saint-Germain sejak 1992 sampai 1995, lalu menyeberang ke Italia untuk membela AC Milan pada 1995 sampai 2000. Ia juga membela timnas Liberia, dengan catatan 60 caps sejak 1988 sampai 2005. Weah juga pernah mendapatkan gelar sebagai Pemain Terbaik Afrika selama tiga kali, yaitu pada 1989, 1994, dan 1995).
Setelah ia pensiun pada 2005, pemain yang juga pernah mengantarkan PSG meraih double winner pada 1995 (meraih Coupe de France dan Coupe de la Ligue) memutuskan untuk terjun dalam pemilihan presiden di Liberia. Keinginannya sempat ditentang oleh banyak orang karena ia dinilai tidak menjalani pendidikan formal yang layak.
Meski banyak ditentang, pada akhirnya ia tetap bisa mencalonkan diri menjadi presiden dan sampai kepada pemilihan presiden yang digelar pada 8 November 2005. Dalam pemilihan itu ia bersaing dengan Ellen Johnson Sirleaf, calon presiden yang lain. Ia kalah suara dari Sirleaf, dengan perbedaan suara mencapai 20% (Weah mendapatkan 40% suara, sedangkan Sirleaf mendapatkan 60% suara). Sempat ia berujar bahwa banyak kecurangan dalam pemilihan ini, meski akhirnya ucapan itu ia tarik kembali.
Walau kalah dalam pemilihan presiden pada 2005 silam, ia tetap aktif dalam dunia politik di Liberia. Pada 2011, ia kembali bersaing dengan Sirleaf untuk menduduki kursi wakil presiden. Lagi-lagi, ia kalah dari Sirleaf yang ketika itu mendapatkan suara sebanyak 91%.
(sf)
foto: Wikipedia
Komentar