Stamford Bridge menyala terang ketika laga Chelsea melawan Everton. Terangnya markas Chelsea ini bukan hanya karena laga antara Chelsea melawan Everton dilangsungkan pada Sabtu (5/11/2016) malam waktu Inggris, tapi juga karena dalam pertandingan tersebut, The Blues mampu menggasak The Toffees dengan skor 5-0, melengkapi hasil-hasil positif yang sudah Chelsea raih dalam beberapa minggu ke belakang.
Total The Blues sudah mengantongi lima kemenangan dalam lima pertandingan terakhir mereka di Liga Primer. Luar biasanya lagi, mereka sama sekali tidak kebobolan. Pujian pun berdatangan kepada skuat Antonio Conte yang mampu membuat Stamford Bridge tetap menyala dengan terang, terutama Eden Hazard, Diego Costa, dan pemain-pemain yang berada dalam skema tiga bek Chelsea.
Tapi di antara para pemain itu, ada satu nama yang sedikitnya terlupakan dari mulai bersinarnya Stamford Bridge. Ia adalah Nemanja Matic, sang generator (sama seperti Luka Modric di Real Madrid) yang membuat lampu-lampu di Stamford Bridge tetap menyala dan tidak redup.
Sempat Bersinar, Lalu Redup Musim 2015/2016
Sebelum menjadi generator utama Chelsea pada musim 2016/2017 bersama N`Golo Kante, pada musim 2014/2015 Matic pernah bersinar dan menjadi generator utama Chelsea sekaligus menjadi aktor di balik kesuksesan The Blues meraih gelar juara Liga Primer pada musim tersebut. Perannya di lini tengah sebagai pemutus serangan lawan dan titik awal serangan Chelsea cukup vital dalam skuat The Blues ketika itu.
Bersama Cesc Fabregas, mereka sempat menjadi duet maut lini tengah Chelsea sejak awal musim 2014/2015 sampai pertengahan musim 2014/2015. Fabregas sebagai pendistribusi bola ke depan, deep-lying playmaker, dan Matic sebagai ball-winner, pemutus serangan lawan. Matic menjadi generator yang membuat Stamford Bridge bersinar cerah ketika itu.
Rataan tekel per pertandingan musim 2014/2015
Pemain | Tekel per pertandingan |
Nemanja Matic | 5 |
Cesar Azpilicueta | 3,3 |
Cesc Fabregas | 3,1 |
Rataan intersep per pertandingan musim 2014/2015
Pemain | Intersep per pertandingan |
Nemanja Matic | 2,1 |
Cesar Azplicueta | 1,8 |
Cesc Fabregas | 1,1 |
Namun pada musim 2015/2016, catatan luar biasa yang sudah Matic torehkan pada musim 2014/2015 seolah menguap. Ia tampil tidak setrengginas musim 2014/2015. Ia kerap telat turun dalam memberikan cover kepada empat bek di lini pertahanan, juga kerap gagal memotong serangan lawan, baik itu lewat tekel maupun intersep. Hal ini berpengaruh kepada penampilan The Blues secara keseluruhan.
Puncak dari penampilan buruk Matic ini terjadi pada Oktober 2015 silam. Ketika itu, dalam laga melawan Southampton yang berakhir dengan kekalahan 1-3 untuk tuan rumah, Matic masuk pada awal babak kedua. Alih-alih bermain sampai akhir pertandingan, Matic justru digantikan lagi oleh Mou setelah 28 menit bermain. Situasi inilah yang sangat menurunkan kepercayaan diri Matic (bahkan ia menyebut bahwa kejadian itu sangat mengenaskan) sekaligus membuatnya terlempar dari starting XI Chelsea.
Matic gagal menjaga lampu Stamford Bridge menyala terang pada musim 2015/2016. Bahkan posisinya semakin tergerus setelah Guus Hiddink menggantikan Mourinho yang lebih memilih John Obi Mikel sebagai perebut bola.
Kembali Bangkit Di Bawah Asuhan Antonio Conte
Musim 2015/2016 adalah cerita sedih untuk Nemanja Matic. Cerita sedih yang mungkin akan tetap mengendap dalam sanubari gelandang asal Serbia tersebut. Menyambut musim 2016/2017, Matic pun berbenah bersamaan dengan hadirnya manajer baru asal Italia, Antonio Conte. Dengan kedatangan Conte, juga kedatangan N`Golo Kante dari Leicester City, Matic pun mengemban peran baru di lini tengah.
Peran ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan peran yang ia emban ketika musim 2014/2015. Ia masih menjadi gelandang perebut bola dan juga pemutus serangan lawan. Catatan tekel dan intersep nya pun masih cukup tinggi untuk musim 2016/2017 ini, yaitu dua tekel per pertandingan (tertinggi kelima di Chelsea) dan 1,8 intersep per pertandingan (tertinggi ketiga di Chelsea).
Namun yang menjadi berbeda musim ini adalah Matic menjadi gelandang yang lebih rajin dalam mendukung penyerangan, terutama dalam mendukung gerak dua wide forward Chelsea (Eden Hazard dan Pedro/Willian) serta penyerang tunggal Chelsea, Diego Costa. Sejauh ini, ia sudah mencatatkan lima asis (sama dengan jumlah yang dicatatkan Dimitri Payet dan Phillipe Coutinho) juga tujuh umpan kunci.
Ia menjadi gelandang yang mendobrak pertahanan dengan kemampuannya dalam membagi bola yang cukup baik. Ditambah dengan tugas menjagai tiga bek yang ia bagi bersama dengan Kante (Kante pun kerap membantu serangan ketika Matic turun) membuat Matic menjadi lebih bebas di lini tengah, dan menjadi gelandang box-to-box yang menakutkan seperti ketika masa indah Yaya Toure di Manchester City.
***
Sekarang, untuk sementara lampu di Stamford Bridge menyala begitu cerah karena sang generator mereka, Nemanja Matic, kembali bersinar. Meski sinar-sinar itu memang lebih sering tersorot kepada Eden Hazard, Diego Costa, atau bahkan Marcos Alonso, tapi setidaknya Conte paham, bahwa generator yang menyalakan lampu itu penting untuk dibiarkan tetap bekerja dan membuat lampu Stamford Bridge tetap menyala terang, setidaknya sampai akhir musim nanti. Dan peran itu dimainkan dengan baik oleh Nemanja Matic.
Komentar