Sukacita. Itulah yang terjadi ketika tim nasional Indonesia kembali bertanding di laga internasional. Setelah dibekukan oleh FIFA selama satu tahun lebih, Indonesia kembali berlaga di dalam pertandingan persahabatan internasioal menghadapi Malaysia pada 6 September lalu. Kembalinya pertandingan internasional Indonesia pertama kalinya setelah dibekukan itu mengundang sekitar 25 ribu penonton yang memadati Stadion Manahan di Kota Solo. Sukacita itu bertambah karena Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia dengan skor tiga gol tanpa balas.
Kemenangan itu adalah awal persiapan Indonesia mengikuti Piala AFF yang akan diselenggarakan pada 19 November di Filipina dan Myanmar. Alfred Riedl yang kembali menjabat sebagai pelatih Indonesia pun cukup lama mempersiapkan skuatnya. Pemain-pemain pilihannya sudah berkumpul. Ada yang dicoret dan ada yang dipanggil menyusul untuk mengisi kekosongan di skuat Riedl, kendati ia dibatasi memanggil pemain karena hanya dua orang saja yang boleh dipanggil dari setiap kesebelasannya.
Tapi rakyat Indonesia tidak memedulikan itu. Bagi mereka, terpenting negaranya bisa mengutus kembali timnasnya ke ajang internasional. Maka bukan tanpa alasan antusiasme Indonesia jelang Piala AFF 2016 begitu besar, "Saya kangen nonton timnas. Pokoknya AFF 2016 ini Indonesia harus juara. Kalo nggak, TV di rumah saya bisa cepet rusak dipukul-pukul terus gara-gara kalah," ujar Mochamad Nurfalah, salah satu suporter timnas.
Baginya, menyaksikan timnas lebih antusias ketimbang menonton kesebelasan lokal sepakbola di Indonesia. Ia pun mengaku tidak memiliki kesebelasan Indonesia favorit. Hanya ketika timnas bermainlah Nurfalah merasa militan. Kemudian ia ikut menyaksikan latihan timnas walau tidak terlalu lama. Sebab ia datang menjelang latihan berakhir. Dan Nurfalah harus kembali pergi ke jalanan untuk mengais rezekinya sebagai supir ojek online.
Sedikit sama dengan Nurfalah. Di hotel tempat timnas menginap, Kemal Firdaus (foto paling atas) berada di sana dengan resah. Ada sebuah tas besar yang dibawanya. Ketika pemain mulai keluar dari lift kedua di dekat lobi hotel, ia bergerak kilat menuju Stefano Lilipaly kala itu. Beberapa merchandise dikeluarkan dari tas besarnya. Berbagai seragam sepakbola orisinal, foto pemain berukuran 4 R, poster, dan lainnya ia keluarkan.
Kemal begitu teliti mengeluarkannya. Memastikan jika Lilipaly menandatangani merchandise yang dibawanya. Kemudian mereka berfoto bersama. Setelahnya, kegusaran Kemal sedikit berubah lebih ramah merekah, "Karena mungkin kesempatan, yah. Jadi AFF ini, kan, memang saya sudah ngikutin dari 2000. Tapi 2016 ini lebih `wah` karena timnas kan baru lepas dari sanksi. Trus AFF 2014 saya lihat kualitasnya bagus. Cuma waktu itu nggak ada kesempatan buat ketemu pemain-pemainnya. Jadi mulai ngumpulin tanda tangan pemain sama foto-foto pas 2016 ini. Jadi Pas ada kesempatan, hajar aja semuanya," celoteh Kemal di Hotel Aryaduta, Karawaci, Tangerang.
Rupanya, Kemal selalu mendatangi timnas Indonesia jika memiliki uang dan waktu lebih. Bahkan ia mengaku sempat mendatangi timnas Indonesia ketika berada di Sleman, Yogyakarta, kendati tempat tinggalnya berada di kawasan Rawamangun Jakarta. Berada di sana pun ia memaksimalkan di himpitan waktunya. Kemal cuma memiliki waktu satu hari kala itu untuk mendatangi skuat timnas Indonesia untuk meminta tandatangan dan foto bareng.
Bahkan ketika berada di Hotel Aryaduta pun ia terpaksa harus izin dari kerjanya. Pengorbanan lain dari pria yang mengaku lebih menyukai timnas Indonesia ketimbang kesebelasan lokal tersebut, "Paling izin kerja. Itu pun kerja saya baru dapat Bulan September. Ini pun cuma perproyek. Jadi waktu itu yasudahlah izin dulu saja," aku Kemal.
Ketika ditanya tentang pemain favoritnya, ia mengaku mengidolakan Irfan Bachdim. Faktor utamanya justru bukan permainan atau faktor wajah seperti yang diidolakan kaum hawa. Melainkan ia mengidolainya karena sosok Irfan yang baik hati. Kemal menceritakan pengalaman pribadinya dengan Irfan sewaktu berada di Sleman. Kala itu Kemal meminta tanda tangan dan foto bersama Irfan yang hendak sarapan. Tapi Irfan memintanya untuk menundanya sampai selesai sarapan.
Dan pemain kelahiran Belanda itu pun menepati janjinya. Selesai sarapan, Irfan bukan hanya menunggunya, melainkan mencari Kemal pada waktu itu. Hal tersebutlah yang dibilang salah satu momentum yang menyenangkan. Kendati ada beberapa hal yang membuatnya sedih ketika menyambangi para pemain-pemain timnas Indonesia, "Kalau sedihnya, sih, terkadang ada pemain timnas yang nggak mau dimintain tanda tangan," imbuh Kemal.
Sejak AFF masih bernama Piala Tiger, Kemal begitu fanatik dengan timnas Indonesia. Ia pun mulai mengoleksi seragam Indonesia orisinal sejak 2009. Kemudian mengejar tandatangan dan foto dengan pemain-pemain dan pelatih skuat timnas Indonesia. Tentu saja dari Piala Tiger sampai sekarang, banyak senang dan kesedihan Kemal tentang timnas negaranya tersebut, "Paling senang, sih, pas Indonesia masuk ke Piala Asia 2007. Tapi waktu itu karena tuan rumah juga. Waktu itu bisa menang dari Bahrain," katanya.
"Kalau yang sedih, sih, ada dua momen. Jadi AFF 2010, kita sudah benar-benar di ambang juaralah. Cuma sayangnya saat itu ada beberapa pemain saya cuma bilang saat itu sudah hilang fokus karena kita sudah pernah menang lawan Malaysia. Satu lagi SEA Games 2011. Saya nonton (final) langsung di GBK. Cuma kita malah gagal," sambung Kemal.
Maka dari itu, begitu besar harapan Kemal kepada Indonesia di Piala AFF 2016. Ia optimis Indonesia bisa lolos dari fase grup. Bahkan untuk menjadi juara sekalipun. Alasannya karena Piala AFF 2016 bisa dibilang persembahan terakhir Alfred Riedl sebagai pelatih Indonesia. Jika pun gagal, menurutnya Riedl wajib menanamkan fondasi yang kuat dari skuat ini untuk lebih maju di SEA Games 2017. #AyoIndonesia
Komentar