Pada 2 Desember 2010, sebuah keputusan yang penuh dengan kontroversi dibuat oleh FIFA. Mereka memutuskan bahwa Piala Dunia 2022 akan digelar di Qatar.
Dalam tanggal yang sama, FIFA juga mengumumkan bahwa Piala Dunia 2018 akan digelar di Rusia. Rusia sanggup mengalahkan Inggris, Belgia-Belanda, dan Spanyol-Portugal dalam tawaran mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Meski keputusan ini juga mengundang reaksi dan kritik keras, tapi pemilihan Piala Dunia 2022 di Qatar memunculkan suara-suara penolakan yang lebih kencang.
Qatar adalah salah satu negara di wilayah Asia Barat yang memiliki suhu yang cukup ekstrem, terutama ketika musim panas. Suhu di sana bisa mencapai 110° Fahrenheit (setara dengan 43.3° Celcius) ketika musim panas, dan risiko dari suhu panas ini sangat besar bagi para pemain sekaligus juga suporter yang datang ke Qatar.
Namun, Qatar tidak patah arang dalam memperjuangkan haknya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Ketika proses tawar-menawar, bersaing dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Australia, Qatar menawarkan pembangunan stadion yang dapat disesuaikan dengan cuaca di negara yang memiliki empat musim.
Perasaan skeptis dari negara-negara yang lain mengiringi rencana Qatar dalam membangun stadion ini. Semakin skeptis lagi ketika FIFA mengumumkan rencana lainnya terkait Piala Dunia yang diselenggarakan di Qatar pada 2022 nanti; Piala Dunia akan diselenggarakan pada musim dingin. Hal ini tentunya berlawanan dengan kebiasaan yang sudah dilakukan selama beberapa gelaran Piala Dunia ke belakang, yaitu ketika Piala Dunia digelar di musim panas.
Kritik lain yang muncul adalah tentang hak-hak asasi manusia yang menurut negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat tidak diterapkan dengan baik di Qatar. Adanya diskriminasi terhadap kaum-kaum penyuka sesama jenis, dan juga para pekerja imigran yang diperlakukan seperti budak oleh Qatar membuat negara-negara di dunia semakin menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap Qatar yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Baca Juga: Piala Dunia Qatar 2022 dan Kesempurnaan yang Memakan Korban
Pada 2013, Qatar kembali mendapatkan sorotan setelah mereka menghambat visa keluar untuk pesepakbola asal Prancis, Zahir Belounis. Setelah menunggu dan mencoba hampir selama dua tahun, Qatar akhirnya mengizinkan Belounis untuk keluar dari negara tersebut pada November.
foto: filckr.com
Komentar