Artikel #AyoIndonesia karya Imam Safingi Mansursyah
Setelah terpuruk di dua edisi Piala AFF sebelumnya, akhirnya tim nasional Indonesia sukses menembus semifinal di gelaran tahun 2016 ini. Tentunya baik skuat garuda maupun publik sepakbola Indonesia tidak boleh lekas berpuas diri karena lawan yang akan dihadapi adalah salah satu unggulan, Vietnam.
Tepat sebelum berlaga di ajang Piala AFF, Vietnam adalah kesebelasan terakhir yang dijajal Tim Garuda dalam rangkaian pertandingan uji tanding. Dua kali Indonesia menghadapi Vietnam di laga uji tanding 2016 ini. Sayangnya pada kedua laga tersebut Indonesia tidak bisa menang.
Dalam partai yang digelar di My Dinh Stadium 7 November 2016, saya berada di antara penonton yang hadir (tidak memadati) tribun stadion. Berdasarkan pengalaman itulah, tulisan ini saya maksudkan untuk berbagi tips bagi khalayak bola tanah air yang berniat mengawal kiprah Tim Garuda hingga jauh ke Vietnam.
- Jangan Terlambat Tiba di Hanoi
Untuk ukuran kota di ASEAN, Hanoi tergolong jauh dari Jakarta. Sebagai gambaran, kota ini hanya berjarak tiga jam perjalanan darat ke perbatasan Tiongkok. Untuk mencapainya dari Jakarta pun memerlukan banyak waktu.
Tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Hanoi. Semua pilihan penerbangan diharuskan transit minimal satu kali, bahkan banyak yang transit dengan menginap.
Jika menghendaki penerbangan tanpa menginap, pilihan paling murah adalah Malaysia Airlines yang bertolak pukul 4:40 WIB dari Jakarta dengan transit di Kuala Lumpur. Pesawat yang tiketnya dibanderol sekitar dua juta tupiah sekali jalan ini mendarat di Hanoi tepat pada tengah hari, sehingga masih ada waktu untuk bersiap menuju My Dinh.
Pilihan lain yang tidak perlu menginap adalah Vietnam Airlines (transit di Ho Chi Minh City) dan Thai Airways (transit di Bangkok) dengan harga sekitar 2,5 juta rupiah hingga tiga juta rupiah sekali jalan. Namun keduanya mendarat di Hanoi malam hari. Jika Anda berangkat dengan pesawat ini pada hari dilangsungkannya pertandingan, dapat dipastikan Anda tiba ketika pertandingan sudah usai.
Jika ingin lebih berhemat, maskapai Air Asia bisa jadi pilihan. Pukul 8:15 di pagi hari kita sudah bisa menginjakkan kaki di bandara internasional Noi Bai di Hanoi. Harganya pun relatif terjangkau. Rata-rata sekitar 1,5 juta rupiah sekali jalan. Disarankan memesan langsung dari situs maskapai tanpa memilih add on apapun (kursi, bagasi, makanan, apalagi red carpet!). Minusnya, semua pilihan penerbangan mengharuskan kita bermalam dulu di Kuala Lumpur. Artinya, Anda harus berangkat paling tidak sehari sebelum pertandingan.
- Jangan Terlambat Tiba di Stadion
Setelah tiba di Hanoi tepat waktu, pastikan Anda juga tidak terlambat tiba di stadion. Mungkin ada yang langsung meluncur ke stadion begitu mendarat. Untuk pilihan ini diperlukan waktu sekitar satu jam perjalanan dari bandara dengan lalu lintas normal. Namun tidak sedikit juga yang sudah menginap di Hanoi dari malam sebelumnya, atau setidaknya ingin sejenak mampir ke penginapan untuk meletakkan barang bawaan sebelum menuju stadion.
Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Hanoi memilih kawasan Old Quarter sebagai tempatnya menginap. Tidak mengherankan, karena memang di area ini banyak terdapat penginapan dari berbagai kelas, mulai hostel backpacker hingga hotel berbintang. Pusat kuliner, rekreasi dan wisata belanja pun berada di kawasan ini.
Dari Old Quarter, jarak menuju My Dinh adalah 12 kilometer. Bagi warga Jakarta, jarak ini tak ubahnya dari Bundaran HI menuju Bandara Halim Perdanakusumah. Namun ingatlah bahwa Hanoi merupakan salah satu kota di Asia Tenggara dengan lalu lintas tersibuk dan budaya berkendara yang kurang tertib, tak beda jauh dengan Jakarta.
Pertandingan Vietnam vs Indonesia akan diadakan pukul 7 malam. Dari Old Quarter, Anda harus berangkat paling lambat pukul 16:30, atau pada jam puncak kemacetan. Saya sendiri berangkat pukul lima sore dan menghabiskan waktu 90 menit dari penginapan menuju stadion. Saya tiba di tribun penonton tepat ketika pemain kedua tim memasuki lapangan untuk menyanyikan lagu kebangsaan.
Angkutan taksi berbasis aplikasi online atau tukang ojek pangkalan yang bisa sedikit berbahasa Inggris akan sangat membantu dalam situasi ini. Lebih baik lagi jika Anda mendapat hotel tidak jauh dari stadion.
- Jangan Salah Kostum
Dengan lokasinya yang berada nun jauh di ujung utara Asia Tenggara, iklim di Hanoi pun berbeda dengan kota lain di ASEAN. Hanoi beriklim subtropis dengan empat musim, dan November merupakan awal musim dingin di sana. Memang tidak ada salju di Hanoi. Tapi intensitas angin dan curah hujan yang tinggi bisa sukses membuat Anda menggigil. AC di hotel pun seolah menjadi penghangat di balik dinginnya cuaca Hanoi.
Sekedar informasi, saat partai uji tanding Vietnam kontra Indonesia awal November lalu, suhu rata-rata siang hari adalah 22 derajat celsius dan bisa mencapai 16 derajat. Malam hari bisa sampai 10 derajat. Suhu saat pertandingan 7 Desember besok juga diperkirakan tidak akan berbeda jauh.
Terlebih My Dinh adalah tipikal stadion beratap sebagian, semilir angin pun bisa dengan sekejap membuat kita menggigil. Dengan cuaca seperti ini, tidak disarankan hanya mengenakan jersey Merah Putih. Apalagi bertelanjang dada dan mengecat sekujur tubuh dengan warna merah putih. Tanpa melakukan ini pun, kehadiran Anda di Hanoi sudah cukup menunjukkan militansi Anda mendukung timnas.
Jaket tebal sangat direkomendasikan di sini. Jika tidak sedia dari Tanah Air, bisa membeli di deretan pedagang kaki lima di kawasan Old Quarter dengan harga tak sampai 250 ribu rupiah (jangan lupa menawar). Di My Dinh nantinya, syal pendukung juga bisa beralih fungsi menjadi penghangat leher.
Bahkan jaket timnas original keluaran apparel terkenal itupun masih tidak cukup hangat untuk melindungi tubuh dari udara dingin. Jika ingin tetap tampil dengan atribut Garuda, mungkin bisa dicoba untuk mengenakan jersey di luar jaket. Seperti yang biasa dilakukan Superman dengan celana dalamnya.
- Jangan Bingung
Salah satu hal yang membuat saya cukup tergelitik ketika menyaksikan pertandingan uji tanding Vietnam kontra Indonesia adalah cara panitia menjual tiket. Tiket dipajang berjajar di atas meja, sama persis seperti pedagang di pasar ikan. Sayang sekali saya tidak sempat memotretnya.
Dengan status kompetisi yang lebih bergengsi, kemungkinan tiket akan didistribusikan dengan cara-cara yang lebih modern. Tapi tidak menutup kemungkinan juga akan dijajakan dengan cara yang sama. Jadi, jika menemui pemandangan semacam ini jangan kaget, jangan bingung dan jangan juga lupa memotret seperti saya.
Begitu masuk stadion, juga tak perlu bingung karena penunjuk arah di stadion My Dinh sangat jelas. Kita tidak perlu takut salah gate atau salah tribun. Nomor bangku pun dibuat informatif seperti di bioskop dan bisa dengan mudah dicocokkan dengan nomor yang tertera di tiket.
Tidak perlu khawatir juga jika memerlukan toilet di tengah pertandingan atau saat jeda. My Dinh dilengkapi dengan toilet yang bersih dan terawat. Salah satu hal yang semoga juga akan dimiliki Gelora Bung Karno pasca renovasi.
Bagi yang masih ragu atau tidak punya teman menonton, jangan sungkan juga untuk menghubungi pihak KBRI di Hanoi. Staff kedutaan biasanya mengoordinasikan WNI, baik mereka yang memang menetap di Hanoi ataupun para pelancong. Kontak KBRI Hanoi bisa diperoleh di situsnya, dan mereka responsif terhadap telepon maupun email.
- Jangan Takut
Dengan pengalaman rivalitas antar klub di Tanah Air, salah satu hal yang seringkali saya khawatirkan dalam menjalani laga tandang adalah penerimaan pendukung tuan rumah. Namun, ketika akhirnya random memutuskan menonton laga Vietnam vs Indonesia, kekhawatiran itu seketika hilang.
Warga Vietnam sangat terbuka dengan persaingan, dan dengan senang hati menerima kehadiran suporter lawan. Rombongan pendukung tim tamu bahkan seringkali diajak foto bersama oleh sejumlah suporter tuan rumah. Memang, untuk ukuran negara yang punya reputasi mengalahkan Amerika Serikat dalam perang, Vietnam dihuni orang-orang yang bersahabat.
- Jangan Kendor Semangat!
Terakhir, dengan segala lika liku untuk mendukung timnas di laga tandang, jangan sampai semangat yang menyala sejak keberangkatan tiba-tiba redup begitu tiba di sana.
Kita adalah pemain keduabelas bagi tim Garuda. Mereka yang berdiri di lapangan itu selalu mengakui kita sebagai sumber semangat dan motivasi. Oleh karenanya, jadikanlah perjalanan ke Hanoi ini memberikan arti bagi skuad yang bertanding membawa nama bangsa.
Kumandangkan lagu kebangsaan dengan lantang, pekikan sorak penyemangat dengan penuh tenaga, tepukan tangan dengan membahana. Berikan warna merah putih di kandang Vietnam. Jika doa terjawab, perjuangan ini akan terbayar dengan keberhasilan Indonesia ke babak final. Atau siapa tahu, menumbangkan unggulan lainnya di partai puncak dan membawa pulang piala untuk pertama kalinya. Indonesia bisa!
Penulis adalah seorang Pasoepati dan Interisti yang sehari-hari mendulang rejeki di Jakarta-Tangerang. Berakun Twitter @mansursyah dan berakun Instagram @imamsafingi. Tulisan ini merupakan bagian dari #AyoIndonesia, mendukung timnas lewat karya tulis. Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis. Selengkapnya baca di sini: Ayo Mendukung Timnas Lewat Karya Tulis!
Komentar