Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl bisa dikatakan sudah cukup berpengalaman sebagai pelatih di Asia Tenggara. Selain Indonesia, Riedl juga pernah melatih kesebelasan Asia Tenggara lainnya yaitu Vietnam dan Laos. Dan selama melatih kesebelasan-kesebelasan Asia Tenggara tersebut, Riedl telah merasakan gelaran Piala AFF sebanyak enam kali termasuk gelaran Piala AFF 2016. Artinya ia menjadi pelatih yang paling banyak merasakan gelaran Piala AFF, mengalahkan mantan pelatih Singapura, Radojko Avramovich, yang pernah merasakan gelaran Piala AFF sebagai pelatih sebanyak lima kali.
Perjalanan karier Riedl di Asia Tenggara dimulai pada 1998 setelah dipinang oleh Vietnam. Bersama Vietnam-lah ia pertama kali merasakan atmosfer Piala AFF yang dulu lebih dikenal dengan Piala Tiger. Pada tahun pertamanya bersama Vietnam ini, Riedl berhasil mengantarkan Nguyen Hong Son cs ke partai final. Walaupun akhirnya harus puas sebagai runner up karena dikalahkan oleh Singapura.
Pada gelaran Piala AFF selanjutnya yaitu Piala AFF 2000, Riedl tetap dipercaya sebagai pelatih Vietnam. Pada Piala AFF kali ini, prestasinya menurun dari Piala AFF sebelumnya. Ia hanya mampu membawa Vietnam menjadi peringkat keempat setelah disingkirkan oleh Indonesia di babak semi final dan kalah dari Malaysia di babak perebutan juara ketiga. Tahun ini pula menjadi akhir kebersamaan Riedl dengan Vietnam.
Setelah sempat vakum dari melatih tim nasional, Riedl kembali dipanggil oleh federasi sepakbola Vietnam untuk melatih timnas mereka pada tahun 2003. Tetapi kebersamaan kedua Riedl bersama Vietnam ini tidak berjalan mulus, ia hanya dipercaya melatih selama satu tahun saja.
Tetapi romansa Vietnam dengan Riedl masih belum selesai. Vietnam kembali mempercayakan posisi pelatih kepada Riedl pada tahun 2005. Pada periode ketiga masa kepelatihannya bersama Vietnam inilah ia bisa dikatakan cukup berprestasi. Ia berhasil mengantarkan Vietnam lolos ke babak perempat final Piala Asia 2007 untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola Vietnam. Selain itu ia juga berhasil membawa Vietnam lolos ke babak semi final Piala AFF 2007. Pada tahun ini pula romansa Riedl dengan Vietnam berakhir untuk selamanya.
Setelah melatih Vietnam, Riedl sempat melatih kesebelasan Asia Tenggara lainnya yaitu Laos. Tetapi selama menjadi pelatih di Laos dalam kurun waktu 2009-2010 ia tidak pernah tampil di Piala AFF.
Sampai akhirnya pada 2010, PSSI yang kepincut dengan prestasi Riedl bersama Vietnam meminangnya untuk menjadi pelatih timnas Indonesia. Bersama Indonesia, Riedl tampil di gelaran Piala AFF keempatnya pada Piala AFF 2010. Prestasinya pun cukup luar biasa, ia berhasil membuat Indonesia tampil heroik hingga partai Final. Tetapi sayangnya Indonesia bersama Riedl harus mengakui keunggulan Malaysia pada laga final. Kebersamaan Riedl bersama Indonesia harus berakhir pada tahun 2011 akibat konflik yang terjadi di sepakbola Indonesia.
Setelah dari Indonesia, Riedl masih menetap di Asia Tenggara. Kali ini ia kembali ke Laos, bukan sebagai pelatih melainkan sebagai direktur teknik.
Lalu pada 2013 setelah konflik di sepakbola Indonesia selesai, PSSI kembali memanggil Riedl untuk menjadi pelatih timnas Indonesia. Ia mendapat tantangan untuk membawa Indonesia kembali berprestasi pada gelaran Piala AFF 2014 seperti yang ia lakukan pada Piala AFF 2010. Tetapi, Riedl gagal memenuhi ekspektasi tersebut. Nasibnya pun tragis, ia bahkan tidak mampu membawa Indonesia lolos dari babak grup. Ini menjadi kegagalan pertama Riedl membawa kesebelasan yang ia latih lolos dari babak grup di Piala AFF. Kegagalan tersebut membuat ia dipecat dari posisinya sebagai pelatih timnas Indonesia.
Setelah melatih Indonesia pada tahun 2014, Riedl sempat menandatangani kontrak sebagai pelatih PSM Makassar pada 2015. Tetapi karena masalah kesehatan ia mengundurkan diri dan belum pernah sekalipun memimpin PSM dalam pertandingan resmi.
Pada 2016, Riedl kembali lagi ke Asia Tenggara setelah ditunjuk lagi sebagai pelatih timnas Indonesia. Indonesia masih terjebak romansa Piala AFF 2010 bersama Riedl, sehingga berharap Riedl kembali mengulang prestasinya tersebut pada Piala AFF 2016. Sejauh gelaran Piala AFF 2016 ini Riedl mampu menjawab tantangan tersebut dengan berhasil mengantarkan Indonesia ke partai puncak. Pengalamannya menjajal turnamen ini mungkin membuatnya cukup mengetahui peta kekuatan lawan-lawan Indonesia.
Pada piala AFF 2016 ini, Ia bersama Indonesia berpeluang mengakhiri status spesialis runner up yang mereka sandang. Riedl sudah dua kali merasakan posisi runner up Piala AFF bersama Vietnam dan Indonesia. Ini menjadi rekor terbanyak bagi seorang pelatih di Piala AFF. Sementara itu Indonesia sudah merasakan empat kali posisi runner up, ini juga merupakan rekor terbanyak bagi kesebelasan yang mengikuti Piala AFF.
Gelar juara Piala AFF 2016 tentu akan menjadi kado spesial bagi Riedl yang menyatakan akan pensiun dari dunia sepakbola selepas Piala AFF ini. Dan juga akan menjadi kado spesial bagi Indonesia di tengah banyaknya permasalahan yang terjadi pada bangsa ini.
Berikut daftar lengkap perjalanan Alfred Riedl pada gelaran Piala AFF
Piala AFF 1998 : Runner Up bersama Vietnam
Piala AFF 2000 : Peringkat keempat bersama Vietnam
Piala AFF 2007 : Semi final bersama Vietnam
Piala AFF 2010 : Runner Up bersama Indonesia
Piala AFF 2014 : Babak grup bersama Indonesia
Piala AFF 2016 : *Masih berlangsung bersama Indonesia
Komentar