Gabriel Jesus menjadi pemain yang dibutuhkan tim nasional (timnas) Brasil saat ini. Ia pun kemudian menjadi tandem yang baik bagi Neymar di lini depan. Ekspektasi padanya pun kemudian terjawab dengan penampilan yang menjanjikan dari Jesus sehingga ia direkrut Manchester City dari Palmeiras dengan harga 27 juta paun.
Rencananya, Jesus akan mulai bergabung dengan Manchester City pada Januari 2017. Ia akan menjadi bagian dari akademi sepakbola City dahulu sebelum memperkuat kesebelasan senior. Jesus dianggap Josep "Pep" Guardiola, Manajer City, sebagai pemain bertalenta seperti John Stones, Kelechi Iheanacho, Leroy Sane, Raheem Sterling dan lainnya. Jesus pun datang dengan memberikan fleksibilitas kepada Pep.
Jesus mengawali kariernya sebagai penyerang yang bermain melebar. Dalam beberapa bulan terakhir, ia mulai dimainkan sebagai penyerang tengah hingga gelandang serang tengah. Pep bisa menempatkannya sebagai penyerang tunggal maupun di antara tiga gelandang serang di belakang ujung tombak. Kemampuan mencetak gol pemain berusia 19 tahun ini terlihat dengan 19 gol dari 47 penampilan bersama Palmeiras.
Potensi Jesus sudah terlihat ketika timnas Brasil memenangkan medali emas Olimpiade. Padahal sebelumnya ia sendiri tak pernah menyangka kariernya bisa langsung melesat secepat ini.
"Jujur, saya tidak membayangkan ini bisa terjadi. Saya tahu bahwa dengan bekerja keras, sesuatu akan mengalir, Anda akan mendapatkan kesempatan. Ini kerja keras, melupakan sesuatu yang di luar bidangnya, dengan selalu fokus kepada permainan. Saya tela membisu, diam-diam ingin membantu rekan-rekan dan Brasil. Ketika datang ke Brasil, ada begitu banyak pemain berkualitas yang bisa memakai nomor 9. Saya bangga mendapatkan kesempatan untuk memakai baju suci tersebut," ujar Jesus seperti dikutip dari Daily Mail.
Ia tidak seperti Sane yang sebelumnya memiliki pengalaman di Eropa bersama Schalke 04. Jesus akan lebih kerja keras lagi untuk menemukan peluangnya di City. Ia perlu meyakinkan Pep agar memberikannya kebebasan di pertahanan lawan. Tapi sentuhannya diperkirakan akan sesuai dengan gaya permainan City.
Hanya saja ada yang perlu diperbaiki Jesus sebelum memulai kariernya di Liga Primer Inggris. Ia kurang mahir ketika menjaga perkataannya di media. Hal itu terbukti ketika bertanding menghadapi Atletico Mineiro di pertandingan Serie-A Brasil. Jesus terpancing provokasi Leandro Donizete, gelandang Mineiro, yang memukul wajahnya. Jesus bereaksi dengan kemarahan yang meledak-ledak pada waktu itu. Sampai-sampai Fred dan Robinho sebagai pemain senior harus turun tangan meredakan emosi Jesus. Ketidakcakapannya kepada media terlihat ketika pertandingan selesai.
"Pertama kali dia datang ke dekat saya ketika bermain, ia memukul wajah saya. Saya tidak mendapatkan kesempatan mengatakan kepadanya agar tidak melakukan itu. Setelah itu, saya pergi mencoba menyelasaikan masalah dan dia melakukannya lagi. Saya mengatakan kepadanya bahwa itu bukan hal jantan yang harus dilakukan, dan saya menyebutnya orang `sialan`. Mohon maaf, memukul seseorang di wajahnya? Tidak ada yang suka itu. Saya tidak menghakimi dia, tapi saya berusia 19 tahun dan dia adalah salah satu yang berperilaku seperti anak kecil," jelas Jesus, seperti dikutip dari Mirror.
Meski terkenal temperamen, Jesus tetap memberikan torehan prestasi bagi Palmeiras. Sebelum meninggalkan kesebelasan yang membesarkannya tersebut, ia berhasil membawa Palmeiras juara Serie A Brasil 2016.
"Ini adalah mahkota yang saya miliki tahun ini. Saya sangat senang tahun ini telah selesai dan saya sudah memenangkannya," sambungnya.
Berkarier di Eropa menjadi salah satu cita-cita Jesus sejak lama. Bahkan ia tak masalah jika nantinya ia hanya jadi pemanis di bangku cadangan. Ia akan tetap berusaha mendapatkan kesempatan bermain dan menunjukkan kemampuannya berapa pun menit bermain yang ia dapatkan nantinya.
"Saya menerima itu (pemain cadangan), saya akan beradaptasi sepanjang waktu dan tidak akan kehilangan fokus satu menit pun. Karena saya ingin pergi ke sana untuk membantu tim. Itulah yang penting dan itulah yang ada di kepala saya. Apapun akan saya lakukan untuk beradaptasi secepat mungkin, saya akan lakukan. Saya berjuang untuk mendapatkannya dan membantu Manchester City sebanyak yang saya bisa," kata Jesus.
Jesus sendiri dikabarkan sudah bertemu dengan Pep Guardiola pada awal Desember lalu. Saat itu hadir pula Fernando Reges dan Fernandinho menemaninya sebagai rekan sesama Brasil. Kemudian Jesus menyaksikan pertandingan antara City melawan Chelsea. Barulah ia kembali lagi ke Palmeiras untuk melakoni pertandingan terakhirnya. Setelah itu, barulah Jesus terbang lagi ke Manchester dan berlatih di sana.
"Anak itu hampir tiga tahun tidak ada hari libur. Dia pergi ke Olimpiade dan memenangkan medali emas dan setelahnya, ia segera bermain dengan Palmeiras. Dia membutuhkan waktu untuk beristirahat. Mungkin dua, tiga minggu, satu bulan, saya tidak tahu. Kita akan melihatnya. Ini (pertemuan) hanya untuk memulai kontak, di mana ia akan tinggal dan di mana ia akan bekerja. Itu saja," ujar Pep setelah melakukan pertemuan dengan Jesus, seperti dikutip dari situs resmi City.
Pep juga menambahkan dalam pertemuannya itu untuk memperingatkan Jesus agar tidak terlalu sering meminum minuman bersoda. Sebab Jesus memesan minuman soda ketika melakukan pertemuan makan malam. Pep jugalah yang melarang Lionel Messi meminum minuman soda ketika masih melatih Barcelona. Padahal, minuman soda merupakan minuman ringan kesukaan Messi. Tapi itu tidak masalah bagi Jesus karena yakin bahwa City akan membantu meningkatkan permainannya. Agar suatu hari nanti bisa kembali memperkuat Palmeiras di penghujung kariernya dengan membanggakan.
Jesus yang dikenal sebagai "Anak Mami" ini berencana membawa ibu dan saudara laki-lakinya tinggal di Manchester, bersama dengan tetangganya bernama Jardim Peri. Tapi Jesus melakukan itu tanpa alasan. Sebab menurutnya, merekalah yang paling berjasa dalam karier sepakbolanya sejak kecil.
Komentar