West Ham United berhasil meraih hasil positif dalam lawatan mereka ke Stadion Anfield dalam lanjutan Liga Primer. Menghadapi Liverpool, West Ham sukses menahan imbang dengan skor 2-2. Manajer West Ham, Slaven Bilic, mendedikasikan hasil imbang ini untuk para korban serangan teroris di Turki.
Pada Minggu (11/12/2016), dua bom meledak di sekitar Stadion Vodafone Arena, kandang Besiktas. Ketika itu sedang diadakan pertandingan Liga Super Turki yang mempertemukan antara Besiktas dan Bursaspor. Besiktas sendiri sukses mengalahkan Bursaspor dengan skor 2-1.
Namun kemenangan Bursaspor ini berubah menjadi sebuah kepanikan dan ketakutan. Ledakan bom ini membuat 29 orang tewas dan 166 orang mengalami luka-luka (laporan lain dari ESPN menyebut 38 orang tewas). Besiktas, sebagai tuan rumah Stadion Vodafone Arena, mengutuk aksi serangan teroris ini.
"Kami berharap warga sipil yang terluka dalam serangan tersebut cepat sembuh dan tidak mengalami penderitaan yang lebih besar. Kami mengutuk segala aksi teroris yang mengarah kepada kekerasan dan kebencian," ujar pernyataan resmi Besiktas seperti dilansir Sky Sports.
Baca Juga: Dua Ledakan Terjadi di Dekat Stadion Besiktas
Slavven Bilic, yang juga pernah melatih Besiktas sejak 2013 sampai 2015, mengutarakan perasaannya atas kejadian tersebut. Ia merasa bahwa kejadian tersebut sudah mengoyak perasaannya. Ia pun mendedikasikan hasil imbang yang ia dapat ini untuk para korban di Turki.
"Saya ingin mendedikasikan poin yang saya dapat dalam pertandingan melawan Liverpool ini untuk para korban di Turki. Saya pernah menghabiskan waktu di sana selama dua tahun. Saya turut berduka cita atas apa yang terjadi di sana, dan do`a saya akan selalu mengiringi mereka," ujar Bilic seperti dikutip ESPN FC.
"Saya tidak percaya kejadian ini bisa terjadi di sana. Orang-orang di sana begitu ramah, dan mungkin adalah salah satu tempat teramah yang pernah saya datangi. Turki, Besiktas, menurut saya adalah negara yang begitu baik, yang juga diisi oleh orang-orang baik di dalamnya," tambahnya.
Serangan dadakan ini seolah mengingatkan kita akan apa yang terjadi beberapa waktu sebelumnya di Brussels dan Paris, tepat sebelum Piala Eropa 2016. Serangan ini sempat membuat banyak pihak mengkhawatirkan jalannya Piala Eropa 2016 di Prancis. Pada akhirnya ajang tersebut dapat berjalan lancar sampai akhir, meski dalam beberapa momen ada bentrok antar suporter yang terjadi di dalam dan di luar stadion.
Komentar