Sampai saat ini, Football Manager (FM) merupakan sebuah gim (game) simulasi manajer sepakbola yang paling digemari di dunia. Namun FM tak akan menjadi sefenomenal ini jika tidak diawali dengan pendahulunya, Championship Manager (CM).
CM dirancang oleh Collyer bersaudara, Paul dan Oliver. Gim ini pertama kali rilis pada 1 September 1992 untuk konsol Amiga dan Atari, namun segera pindah ke PC (komputer).
Pada saat itu, CM didaulat sebagai "simulasi manajemen sepakbola paling realistis yang pernah ada" yang memungkinkan pemain untuk mengelola tim dari empat divisi teratas Inggris melalui kompetisi liga dan piala (termasuk turnamen Eropa). Awalnya gim ini menarik kecaman karena grafis yang dinilai buruk.
Grafis buruk CM dihasilkan karena saat itu permainan difokuskan pada keputusan manajerial alih-alih gameplay. Contoh permainan CM edisi pertama bisa dilihat pada video di bawah ini.
Meski demikian pada CM versi selanjutnya, mereka bisa langsung menonton pertandingan, sehingga permainan terasa sedikit lebih hidup. Salah satu versinya, Championship Manager 4, menjadi gim PC dengan penjualan tercepat sepanjang masa di Inggris.
Collyer bersaudara kemudian membentuk perusahaan mereka sendiri, Sports Interactive (SI), untuk mengembangkan gim ini. Pada 2004, perpecahan dengan penerbit Eidos Interactive membuat Collyer bersaudara dan SI kehilangan hak atas nama Championship Manager.
Mereka lalu membentuk kemitraan dengan Sony dan memulai waralaba terpisah dengan nama Football Manager. Dalam mengembangkan Football Manager, SI menggandeng Sega. Seri pertama dari Football Manager dirilis pada November 2004 yaitu seri Football Manager 2005.
Semenjak kemunculan pertamanya pada 2004, Football Manager semakin menunjukkan tajinya sebagai gim simulasi manajer sepakbola terbaik di dunia. Hal ini terlihat dari fakta bahwa saat ini Football Manager merupakan satu-satunya gim simulasi sepakbola pada PC. Selain itu, Football Manager juga mengeluarkan gim untuk mobile.
Baca juga: Seri Pertama Football Manager dan Nasib Wonderkid yang Gagal Bersinar
Sementara itu, gim-gim yang pernah menjadi pesaing mereka sebelumnya seperti sudah melambaikan bendera putih untuk bersaing dengan FM. Championship Manager yang merupakan cikal bakal munculnya Football Manager pun tidak sanggup menggeser kemapanan FM.
Selain Championship Manager, ada sebuah gim simulasi manajer sepakbola besutan EA Sports yang sempat menjadi pesaing FM, yaitu FIFA Manager. Walau membawa nama FIFA, gim tersebut hanya mampu bertahan sampai edisi FIFA Manager 2014. Setelah edisi tersebut EA Sports secara resmi memberhentikan pengembangan gim tersebut.
Sebagai sebuah gim simulasi manajer sepakbola, FM cukup memberikan manfaat bagi kita yang memainkannya. Football Manager dapat menambah wawasan kita tentang dunia manajerial di sepakbola. Tidak heran FM dipakai sungguhan oleh para pemandu bakat. Bahkan gim ini sampai dipelajari di sekolah.
Tentunya kita dapat belajar dan merasakan tekanan sebagai seorang manajer dalam mengurusi suatu kesebelasan.
Belajar Menentukan Strategi yang Tepat
Untuk meraih kesuksesan dengan suatu kesebelasan tentu diperlukannya strategi yang tepat. Penentuan strategi bisa saja berdasarkan kesukaan kita akan suatu strategi atau bisa saja berdasarkan penyesuaian yang kita lakukan terhadap kondisi suatu kesebelasan dan liga yang akan kita jalani.
Dari Football Manager, kita dapat belajar menerapkan strategi di sepakbola. Kita dapat menentukan apakah kesebelasan kita akan bermain menyerang atau bertahan, akan bermain terbuka atau rapat. Setelah itu kita bisa mengatur taktik agar strategi kita dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Taktik-taktik yang bisa kita atur seperti apakah akan bermain umpan pendek atau umpan panjang, bermain melebar atau merapat ke tengah, menyerang dari sisi sayap atau dari tengah lapangan, menggunakan blok pertahanan tinggi atau rendah, bermain dengan tempo tinggi atau pelan, semuanya itu bisa kita atur di FM.
Strategi dan taktik yang kita atur tersebut tentu dilakukan penyesuaian dengan formasi yang akan kita gunakan. Jika kita ingin bermain menyerang dengan memfokuskan kekuatan kita pada sisi sayap, kita harus menentukan formasi apa yang sesuai untuk diterapkan. Jika ingin bermain menyerang dengan kekuatan terletak pada sisi tengah lapangan tentu kita menentukan formasi yang sesuai.
Penentuan strategi, taktik, dan formasi yang akan kita gunakan tentu tak bisa dilepaskan dengan kualitas skuat yang kita miliki. Jual beli pemain yang kita lakukan tentu akan memegang peranan penting dalam hal ini.
Jika kita memiliki skuat yang ternyata kualitasnya tidak cukup mumpuni untuk bermain dengan strategi yang kita terapkan, tentu hal ini akan berakibat buruk. Apalagi jika kita merupakan tipe manajer yang mengatur strategi berdasarkan kesukaan kita akan suatu strategi. Namun jika kita merupakan tipe manajer yang mengatur strategi berdasarkan kualitas skuat yang dipunyai, tentu hal ini akan berbeda.
Jadi, sebelum menentukan strategi, taktik, formasi, dan pemain yang akan kita gunakan, tentukan terlebih dahulu kita akan mengatur semua itu berdasarkan kesukaan kita akan suatu strategi atau berdasarkan kualitas pemain yang tersedia.
Baca juga: Mengapa Manajer (Gim) Sepakbola Mengenakan Jas?
Belajar Mengelola Finansial dengan Baik
Mengelola finansial suatu kesebelasan dengan baik di sepakbola merupakan hal yang penting. Hal ini dikarenakan, stabil atau tidaknya kondisi finansial akan berpengaruh terhadap perjalanan kesebelasan tersebut ke depannya.
Layaknya seorang manajer sungguhan, pada Football Manager kita juga dapat belajar mengenai cara mengelola finansial dengan baik. Hal ini dikarenakan seorang manajer bisa dipecat pada gim tersebut karena gagal mengelola finansial dengan baik. Jika tidak dipecat, buruknya pengelolaan finansial akan membuat kita kesulitan dalam usaha membeli pemain baru dan memperbarui kontrak pemain lama.
Dan untuk yang mengikuti kompetisi seperti Liga Champions Eropa dan Liga Europa yang menganut regulasi financial fair play (FFP), akan dikenakan hukuman larangan tampil di kompetisi tersebut jika kondisi finansial tidak terkelola dengan baik. Hal ini pernah penulis rasakan sendiri ketika melatih Sassuolo di FM 2016. Walaupun berhasil menjadi juara di Serie A, Sassuolo tidak diperbolehkan tampil di Liga Champions karena terbentur regulasi FFP.
Godaan dana yang melimpah dari pemilik kesebelasan terkadang membuat kita lupa diri dalam membeli pemain dan menggajinya, sehingga membuat kondisi finansial menjadi minus.
Sebagai seorang manajer kita harus lebih jeli lagi dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran yang kita lakukan. Apalagi untuk yang melatih kesebelasan yang dananya terbatas, pemasukan dari sponsor dan hak siar televisi juga minim, tentu harus memutar otak agar kondisi finansial tetap stabil.
Sebaiknya ketika membeli pemain, kita juga melakukan penjualan pemain untuk menyeimbangkan neraca keuangan. Hal ini juga bisa kita akali dengan meminjam pemain. Selain lebih menguntungkan dari segi finansial, kita bisa juga memutus kontrak sang pemain jika kualitas dan penampilannya tidak sesuai dengan harapan kita.
Tetapi dalam meminjam pemain kita juga harus memperhatikan kesepakatan kontrak dengan kesebelasan yang mempunyai pemain tersebut. Apakah mereka meminta bayaran tiap bulannya atau tidak terhadap pemain yang akan kita pinjam, atau apakah gaji 100% masih ditanggung mereka atau hanya sekitar 50% saja yang ditanggung mereka, sisanya menjadi tanggungan kita atau malah 100% gaji sang pemain menjadi tanggungan kita.
Dana yang tersedia dan keputusan-keputusan kita dalam jual beli pemain, tawar-menawar gaji tentu akan sangat berpengaruh terhadap kondisi finansial secara keseluruhan.
Baca juga: Kesuksesan Football Manager, Kegagalan Championship Manager
Belajar Mengatur Jadwal dan Porsi Latihan yang Tepat
Latihan sangat penting di dalam sepakbola. Latihan akan meningkatkan kebugaran dan kemampuan para pemain, dan merupakan sarana yang tepat bagi manajer untuk menyampaikan taktik yang akan ia gunakan. Pada Football Manager kita bisa mempelajari hal tersebut.
Menu latihan pada FM terbagi menjadi dua, yaitu latihan bagi tim dan individual pemain. Menu latihan tim juga terbagi menjadi dua, yaitu general training dan match preparation.
General training merupakan menu latihan sehari-hari yang akan didapatkan oleh para pemain. Pada general training ini kita bisa mengatur jenis latihan sesuai dengan kebutuhan tim. Misalnya kita sedang berada di pra-musim, saat kondisi fisik para pemain pasti dalam kondisi menurun karena lama tidak bermain, kita bisa memberikan latihan fitness kepada tim. Atau jika kita baru mengganti strategi/taktik/formasi, agar para pemain dapat dengan cepat memahaminya, dapat diberikan latihan tactics.
Selain memberikan jenis latihan, kita juga bisa menentukan intensitas latihan tersebut. Apakah kita akan memberikan intensitas latihan tinggi, biasa-biasa saja atau rendah kepada tim, semuanya bisa kita tentukan. Tentunya kita juga harus memperhatikan apakah para pemain bahagia atau tidak dengan intensitas latihan yang kita berikan. Dan memperhatikan apakah para pemain sering cedera atau tidak dengan intensitas latihan tersebut.
Sementara itu match preparation adalah latihan yang diberikan ketika satu atau dua hari menjelang pertandingan.
Biasanya empat atau tiga hari sebelum pertandingan, kita mendapatkan laporan dari Opponent Analyst tentang lawan yang akan kita hadapi. Biasanya laporan tersebut berisi tentang jumlah asis untuk gol mereka dari setiap area permainan, dan juga jumlah asis dari lawan mereka dari setiap area permainan. Dari laporan tersebut kita dapat mengetahui titik terkuat dan terlemah calon lawan kita tersebut. Laporan itu juga berisi tentang jenis asisnya, formasi yang paling susah mereka kalahkan dan saran untuk match preparation.
Jadi, bagi kita sebagai seorang manajer, bisa saja mengikuti saran match preparation tersebut. Atau bisa juga memberikan match preparation sesuai keinginan kita setelah melihat laporan tersebut.
Baca juga: Gim Sepakbola Bikin Orang Merasa (Paling) Tahu
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain latihan untuk tim, ada juga latihan khusus untuk individual pemain.
Untuk latihan individual pemain ini dapat diberikan jika kita ingin melatih seorang pemain pada posisi baru dengan role yang baru juga. Ini cocok buat kita yang suka mengubah posisi pemain.
Hal ini pernah penulis lakukan sendiri pada Alex Telles di Football Manager 2016. Ketika penulis melatih Sassuolo, penulis masih memainkan Telles pada posisi aslinya sebagai bek kiri. Tetapi ketika penulis pindah ke AC Milan, Telles yang dibeli dari Sassuolo, penulis tempatkan pada posisi gelandang tengah dengan role ball-winning midfielder.
Keputusan tersebut diambil karena penulis membutuhkan seorang pemain yang tidak hanya bisa merebut bola tetapi juga bisa melepaskan umpan-umpan panjang yang cukup mumpuni. Keputusan itu ternyata cukup berhasil, karena Telles juga memiliki tendangan jarak jauh yang lumayan bagus.
Selain untuk memberikan latihan posisi baru, latihan individual ini juga untuk melatih preferred moves para pemain. Misalnya jika kita ingin seorang inside forward kita mempunyai kemampuan cutting inside, kita bisa memberikan latihan preferred moves cut inside kepadanya. Atau jika kita ingin mengatur seorang deep-lying playmaker dapat mengatur tempo permainan dengan baik, kita bisa berikan latihan preferred moves dictates tempo.
Pemberian latihan individual baik untuk melatih pemain di posisi barunya atau melatih preferred moves semua tergantung kebutuhan kita. Tidak memberikan latihan ini juga tidak terlalu bermasalah.
Baca juga: Kesebelasan Amatir yang Terlahir Berkat Game Football Manager
Mengetahui Struktur dari Sebuah Kesebelasan Profesional
Sebagai seorang pecinta sepakbola kita tentu pernah bertanya pada diri kita sendiri tentang seperti apakah kesebelasan profesional itu? Atau struktur kesebelasan profesional itu seperti apa?
Football Manager cukup memberikan gambaran kepada kita tentang sebuah struktur kesebelasan professional. Selain harus memiliki badan hukum dan stadion yang layak, sebuah kesebelasan profesional tentu harus memiliki kejelasan struktur organisasi.
Berdasarkan FM dapat diketahui struktur organisasi tersebut terdiri dari pemilik kesebelasan, lalu diikuti oleh dewan direksi, lalu ada direktur olahraga (tidak semua kesebelasan memilikinya), pemandu bakat, manajer, dan asisten manajer beserta staf kepelatihannya seperti pelatih kiper, pelatih fisik, dan fisioterapis.
Pengetahuan ini tentu penting bagi kita, mungkin suatu saat nanti salah satu dari kita akan mempunyai kesebelasan sepakbola sendiri. Dan pengetahuan dari Football Manager dapat dijadikan sebagai referensi dalam membangun kesebelasan tersebut.
Mengetahui Peran-peran yang Ada di Sepakbola
Awalnya sebagian dari kita mungkin cuma mengetahui posisi-posisi yang ada di sepakbola saja seperti penjaga gawang, bek, gelandang dan penyerang. Kita tidak mengetahui ada peran-peran apa saja yang terdapat pada setiap posisi tersebut.
Dari Football Manager, kita dapat mengetahui peran-peran tersebut. Ada begitu banyak peran pemain yang terdapat di dalam sepakbola yang dapat kita ketahui dari FM seperti sweeper-keeper, ball-playing defender, regista, poacher, dan raumdeuter.
Berkat pengetahuan ini, kita tentu tidak akan kebingungan ketika seorang pengamat sepakbola menyebut Manuel Neuer sebagai sweeper-keeper, Leonardo Bonucci sebagai ball-playing defender, Andrea Pirlo sebagai regista, Zlatan Ibrahimovic sebagai poacher, atau Thomas Muller yang menyebut dirinya sebagai raumdeuter.
Baca juga: Kisah Nyata Nostalgia Sebenar-benarnya dengan Championship Manager
Mengetahui Wonderkid-wonderkid yang Ada di Dunia
Pemain muda berbakat di dunia ini selalu bermunculan setiap tahun. Sepakbola seakan tidak kehabisan bakat-bakat hebatnya. Mungkin hal ini merupakan efek dari sepakbola yang menjadi olahraga paling digemari di dunia ini.
Dalam menyikapi banyaknya pemain muda berbakat yang bermunculan setiap tahunnya, Football Manager memasukkan para pemain tersebut ke dalam daftar wonderkid. Wonderkid-wonderkid ini diprediksikan oleh mereka akan menjadi pemain kelas dunia di masa depan.
Banyak dari wonderkid tersebut benar-benar menjadi pemain kelas dunia, seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dan Neymar. Namun ada pula wonderkid yang gagal memenuhi ekspektasi seperti Freddy Adu dan Anthony Vanden Borre.
Ada satu hal menarik tentang wonderkid ini bagi kita yang memainkan FM. Kita dapat mengetahui terlebih dahulu para calon pemain kelas dunia itu sebelum orang lain. Hal ini seperti menjadi kesempatan bagi sebagian dari kita untuk menyombongkan diri dengan lebih dahulu mengetahui hal tersebut. Mungkin sebagian dari kita juga malah akan bersikap biasa saja ketika ada wonderkid yang tiba-tiba terkenal dan dipuji oleh banyak orang.
Sebagai contoh, kita tentu tidak kaget ketika seorang Antoine Grizmann terkenal seperti sekarang. Hal ini dikarenakan, kita sudah mengetahui bahwa Griezmann berpotensi menjadi pemain kelas dunia sejak ia berada di Real Sociedad dari FM.
Mungkin dalam beberapa tahun ke depan kita akan kembali bersikap biasa saja, ketika melihat beberapa wonderkid seperti Matthijs de Ligt, Malcom, Jann-Fiete Arp, Ezequiel Barco, Phil Foden, Kai Havertz, dan Angel Gomes menjadi pemain kelas dunia.
***
Football Manager memberikan bukti kepada kita bahwa tidak selamanya sebuah gim berdampak buruk dan tidak memiliki manfaat apapun. Football Manager mampu menambah wawasan kita tentang sepakbola.
Football Manager memang memberikan wawasan yang cukup banyak bagi kita. Terutama tentang dunia manajerial di sepakbola yang sebelumnya mungkin wawasan kita tentang hal tersebut masih nol. Walaupun mungkin saja tidak sepenuhnya mirip dengan keadaan di dunia nyata, setidaknya Football Manager bisa sedikit memberikan gambaran bagi kita tentang hal tersebut.
Semua hal di atas bisa terjadi akibat hasil jerih payah Collyer bersaudara dengan dirilisnya Championship Manager—pendahulu Football Manager—pada 1 September 1992. Bisa dibilang, sepakbola modern berutang banyak pada gim ini, yang membuat Football Manager lebih dari sekadar gim sepakbola.
Tulisan ini ditulis oleh Gunanda Hasdiansyah pada saat ia masih bekerja di Pandit Football Indonesia, dengan mengalami penyuntingan, penambahan, pengurangan, dan perubahan lainnya yang dirasa perlu. Tulisan ini sebelumnya belum sempat dipublikasikan.
Komentar