Menjadi pemain sepakbola yang bermain di salah satu klub raksasa Eropa, mungkin sudah menjadi cita-cita setiap anak-anak penyuka sepakbola. Apalagi jika sampai berhasil menyandang predikat sebagai pemain dengan reputasi ‘kelas dunia’, segala sesuatu yang diinginkan pasti akan sangat mudah untuk direalisasikan. Mulai dari dipuja-puji jutaan orang, dikontrak oleh berbagai sponsor, bergelimang harta dengan memiliki rumah dan mobil mewah, sudah tentu merupakan dambaan setiap orang.
Paul Pogba contohnya, berkat penampilan apiknya yang ditunjukkan dalam beberapa tahun terakhir ini, membuat predikat sebagai pemain buangan yang melekat di dirinya, berganti secara pesat menjadi pemain kelas dunia yang diidamkan seluruh tim-tim besar Eropa.
Berbagai sponsor pun kini mengikat namanya, dan salah satu yang terbesarnya adalah perusahan apparel asal Jerman, adidas. Oleh adidas, Pogba, bersama Lionel Messi, dijadikan sebagai ambasador utamanya. Tiap kali perusahaan itu mengeluarkan produk barunya, terutama sepatu, Pogba juga lah yang selalu ditunjuk untuk pertama kali mengenalkannya.
Menjadi pemain yang dikontrak oleh perusahaan penyedia perlengkapan olahraga, memang menjadi keuntungan tersendiri bagi pemain. Si pemain dapat dengan mudahnya bergonta-ganti model/warna sepatu semau dia di setiap pertandingannya. Hal ini pula lah yang sering dilakukan oleh Pogba, dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya, tidak jarang Pogba menggunakan sepatu dengan model yang berbeda.
Di kubu Manchester United sendiri, hampir dipastikan seluruh pemainnya mendapatkan kontrak dari berbagai apparel olahraga ternama. Tidak terkecuali Ander Herrera. Herrera dan Pogba adalah kesamaan dan ketidaksamaan. Sama-sama bermain sebagai gelandang, juga sama-sama mendapatkan kontrak dari adidas.
Yang menjadi ketidaksamaannya adalah, Herrera tidak sama banyak gayanya dengan Pogba. Gaya rambutnya tidak pernah berubah-ubah, memilih model jersey pun dengan saklek: lengan pendek. Dalam wawancara dengan situs resmi klub, Herrera pun mengungkapkan jika dirinya tak pernah memakai berbagai perlengkapan di celana atau kaus kakinya, karena itu membuatnya menjadi merasa tidak bebas.
“Saya selalu memilih bermain dengan menggunakan seragam bertanding saja. Tapi terkadang, jika cuaca sedang dingin, saya menggunakan kaus lengan panjang di balik seragam (baselayer). Saya juga tak suka menggunakan perlengkapan lain di bagian celana atau kaus kaki, saya ingin bermain lebih bebas dengan tanpa menggunakan berbagai pakaian,” ujar Herrera seperti yang dilansir laman resmi klub.
Herrera pun berujar jika dirinya jarang menggunakan sepatu baru ketika bertanding seperti kebanyakan pemain. Ia tidak bisa menggunakan sepatu yang pertama kali digunakannya, jadi ia merasa harus melakukan adaptasi terlebih dahulu dengan sepatu barunya itu, minimal satu Minggu sebelum menggunakannya dalam pertandingan.
“Saya butuh tiga, empat, sampai lima kali latihan sebelum menggunakannya saat pertandingan. Saya tak pernah bermain dengan menggunakan sepatu baru, karena saya merasa saya tak pernah bermain baik ketika menggunakannya,” sebut Herrera.
Herrera pun menceritakan satu hal yang cukup konyol, yang membuat dirinya selalu menjadi bahan tertawaan rekan-rekannya di Manchester United. Herrera mengaku jika dirinya tidak pernah mengganti pelindung tulang kering (shinpads) sejak umur delapan tahun. Itu artinya, sudah hampir dua dekade Herrera selalu menggunakan pelindung kaki yang sama.
“Saya memiliki kenangan yang baik dengan pelindung kaki ini. Saya telah menggunakan sejak umur delapan atau sembilan tahun. Kemudian rekan-rekan menertawakan saya karena saya memiliki takhayul tersendiri tentang pelindung tulang kering ini. Tapi saya pun akan terus menggunakannya hingga benar-benar rusak.”
Ketika ditanya mengenai takhayul lain yang dipercayanya, Herrera menolaknya. Ia mengatakan jika pelindung kaki saja lah yang ia percayainya, dan tidak ada yang lain. Ada-ada saja.
Foto: manutd
Komentar