Liga top Eropa mulai memasuki pertengahan musim. Meski beberapa liga masih menyisakan satu atau dua pertandingan sebelum menemukan juara paruh musim, namun libur Natal dan Tahun Baru (kecuali Liga Primer Inggris) seakan menjadi jeda bagi kesebelasan-kesebelasan top Eropa untuk kembali tancap gas pada awal tahun 2017.
Setelah membahas tinjauan beberapa liga top Eropa, kali ini kami akan membahas pemain-pemain terbaik yang berlaga di Eropa. Mayoritas berasal dari Liga Primer, akan tetapi dari hasil tinjauan kami, terdapat beberapa nama kejutan, yang mungkin masih asing terdengar di telinga para pencinta sepakbola.
Lalu siapa saja 11 pemain terbaik paruh musim 2016/2017? Berikut pilihan kami:
Penjaga Gawang
Kiper berusia 22 tahun ini pasti cukup asing bagi kalian. Namun, meski jauh dari hingar binger popularitas, kiper ini merupakan salah satu sosok yang cukup penting di balik kesuksesan OGC Nice di Ligue 1. Berkat kemampuannya di bawah mistar, Nice berhasil menjadi juara paruh musim 2016/2017.
Kiper Nice ini bernama Yoan Cardinale. Nice saat ini mengoleksi 44 poin dari 19 laga, unggul dua poin dari AS Monaco dan empat poin dari Paris Saint-Germain. Kontribusi Cardinale terlihat dengan Nice yang menjadi kesebelasan dengan jumlah kebobolan tersedikit di Ligue 1. Pemain kelahiran La Ciotat ini hanya kebobolan 12 kali (Nice kebobolan 13 kali), dan Nice hanya kalah satu kali.
Tak seperti kesebelasan-kesebelasan top Eropa yang memuncaki klasemen, Nice cukup sering digempur lawan. Tercatat Cardinale melakukan 53 penyelamatan dan 62 kali menguasai bola (claims). Bandingkan dengan Manuel Neuer (Bayern Muenchen) yang hanya melakukan 29 penyelamatan dan 35 kali menguasai bola atau Thiabut Courtois (Chelsea) yang melakukan 31 penyelamatan dan 41 kali menguasai bola.
Secara statistik, Cardinale kalah dari Lukasz Skorupski (Empoli) dan Stephane Ruffier (St. Etienne). Skorupski melakukan 56 penyelamatan dan 51 penguasaan bola. Sementara Ruffier, mencatatkan 60 kali penyelamatan dan 72 kali menguasai bola, kedua angka Ruffier tersebut merupakan yang tertinggi di Eropa. Hanya saja pencapaian Etienne (juga Empoli), peringkat delapan, tak sebaik Nice sehingga Cardinale layak dijadikan kiper terbaik paruh musim.
Bek Tengah
Jika posisi kiper ditempati oleh penjaga gawang yang menempati posisi pertama di liga, untuk dua bek tengah, kami memilih dua bek yang tidak menempati puncak klasemen. Hal ini dikarenakan biasanya kesebelasan pemuncak klasemen cukup jarang mendapatkan serangan dari lawan.
Nama pertama, kami memilih Laurent Koscielny. Arsenal mungkin sekarang menempati peringkat empat, akan tetapi kesebelasan berjuluk The Gunners ini termasuk kesebelasan papan atas Liga Inggris yang cukup seiring dicecar lini serang lawan.
Koscielny mencatatkan 68% persentase tekel berhasil (dari 25 kali percobaan), lebih tinggi dari salah satu bek tengah terbaik Liga Primer, Virgil van Dijk (28 tekel dengan persentase tekel berhasil 57%). Bek tengah asal Prancis ini pun mencatatkan 52 intersep dan 109 sapuan. Catatan intersepnya merupakan tertinggi ketiga di Inggris (setelah Curtis Davies dan Winston Reid) dan kesembilan tertinggi di Eropa.
Dibandingkan dengan bek tengah lain yang bermain di kesebelasan top Eropa, seperti Gerard Pique (20 intersep dan 48 sapuan), Sergio Ramos (16 intersep dan 22 sapuan), Leonardo Bonucci (30 intersep dan 37 sapuan), David Luiz (25 intersep dan 86 sapuan) atau Mats Hummels (30 intersep dan 38 sapuan), Koscielny memiliki catatan intersep dan sapuan tertinggi. Selain itu, Arsenal pun baru kebobolan 19 gol di Liga Primer yang musim ini terbilang lebih ketat, tersedikit keempat.
Sementara itu, yang cukup bisa menyaingi Koscielny adalah bek tengah AS Roma, Federico Fazio. Pemain yang dipinjam dari Tottenham Hotspur ini mencatatkan 78% persentase tekel berhasil (dari 25 kali percobaan), 50 intersep dan 99 sapuan. Hal ini sejalan dengan AS Roma yang menempati peringkat dua Serie A dengan catatan jumlah kebobolan tersedikit kedua di Italia (18 gol).
Bek Kanan-Kiri
Terdapat empat kandidat kuat pemain yang bisa menempati pos bek kanan. Mereka adalah Mario Gaspar, Bruno Peres, Kyle Walker dan Nathaniel Clyne. Namun berdasarkan statistik, ternyata Nathaniel Clyne-lah yang unggul dibandingkan yang lain.
Clyne unggul dalam hal tekel dan umpan kunci. Ia mencatatkan 37 tekel berhasil dari 54 kali percobaan, tak seperti Walker yang melakukan 37 tekel berhasil namun dari 67 kali percobaan atau Mario yang mencatatkan 32 tekel berhasil dari 77 percobaan. Selain itu, bek kanan Liverpool ini mencatatkan 26 kunci, ketika Walker hanya mencatatkan 21 umpan kunci, Bruno Peres 17 umpan kunci dan Mario delapan kunci.
Ini artinya, Clyne sangat aktif dalam menyerang dan bertahan. Liverpool memang kebobolan banyak gol musim ini, namun peran kiper yang tak terlalu impresif menjadi salah satu pertimbangan mengapa Clyne layak menempati pos bek kanan terbaik paruh musim ini.
Sementara itu untuk pos bek kiri, bek kiri Juventus, Alex Sandro, mengungguli bek kiri terbaik La Liga, Felipe Luis, dan bek kiri Liga Primer Inggris, Danny Rose. Alex Sandro, selain mengantarkan Juventus ke puncak klasemen sementara Serie A, memiliki catatan yang cukup impresif perihal umpan kunci dan intersep.
Jumlah intersep Sandro mencapai 38 kali, lebih tinggi dari Felipe Luis (27), Marcos Alonso (26) dan Rose (21). Untuk umpan kunci, bek kiri asal Brasil ini menorehkan 32 umpan kunci, dua kali lipat dari torehan Felipe, Alonso dan Rose. Jumlah asis Alex sendiri mencapai tiga, tertinggi dari ketiga bek lain pesaingnya dalam daftar ini.
Namun untuk soal sapuan, Alex Sandro (37) berada di bawah Rose (53) dan Alonso (48). Saingan terkuat Alex adalah Alonso yang juga berhasil mengantarkan Chelsea ke puncak klasemen. Namun dengan agresivitas menyerang yang lebih unggul, kami menganggap Alex Sandro lebih baik dari Alonso.
Halaman selanjutnya: Gelandang
Komentar