Serie A Italia saat ini memang tak terlalu populer seperti pada awal tahun 2000an. Pada awal tahun 2000an, Serie A Italia merupakan liga Eropa yang menjadi primadona di Indonesia. Tak hanya kesebelasan-kesebelasan atas yang menjadi perhatian saat itu, tapi juga kesebelasan-kesebelasan papan bawah.
Salah satu kesebelasan papan bawah yang menarik perhatian saat itu adalah Reggina Calcio. Kesebelasan yang berdiri pada 11 Januari 1914 ini baru pertama kali bermain di Serie A pada musim 1999/2000. Meskipun begitu, mereka langsung mendapatkan suntikan kekuatan dari beberapa pemain berkualitas (dengan status pinjaman atau kepemilikan bersama) seperti Mohammed Kallon, Andrea Pirlo, Roberto Baronio serta Erjon Bogdani dan Massimo Taibi (pada tengah musim).
Dengan pemain berkualitas lain macam Bruno Cirillo, Reggina pun secara mengejutkan langsung mengakhiri musim di urutan ke-12 pada musim pertamanya di Serie A. Kepergian Cirillo, Pirlo, Kallon dan Baronio pun langsung mengurangi kekuatan Reggina, yang membuat Reggina langsung terdegradasi pada musim keduanya.
Namun semusim berselang, Reggina kembali ke Serie A setelah menempati posisi tiga di Serie B. Sejak saat itu, Reggina mampu bertahan selama tujuh musim di Serie A. Tak mengherankan karena Reggina dihuni oleh banyak pemain bertalenta setiap musimnya, termasuk pelatih berkualitas.
Kembali ke Serie A, Cirillo kembali direkrut (pinjam). Mozart, Emiliano Bonazzoli, Shunsuke Nakamura, Aimo Diana dan David di Michele menambah deretan pemain berkualitas Reggina pada musim 2002/2003. Musim-musim berikutnya nama-nama seperti Michele Paramatti, Davide Baiocco, Giacomo Tedesco, Andrea Sottil, Giancarlo Comotto, Massimo Ganci, Fabio Ceravolo, Rolando Bianchi, Ivan Pelizzoli, Nicola Amoruso, Alessandro Lucarelli hingga Rolando Bianchi menjadi penggawa Reggina yang cukup mencuri perhatian.
Dari pelatih sendiri, Luigi Di Canio, Giancarlo Camolese, dan Walter Mazzarri adalah pelatih-pelatih yang pernah menukangi Reggina di Serie A.
Reggina juga merupakan salah satu kesebelasan yang dinyatakan bersalah terlibat skandal Calciopoli. Awalnya mereka dihukum pengurangan 15 poin. Setelah banding, pengurangan 11 poin pun dijatuhkan. Reggina nyaris terdegradasi andai tak menang melawan AC Milan di pertandingan pamungkas.
Musim 2008/2009 menjadi musim terakhirnya Reggina di Serie A. Setelah itu, kesebelasan berjuluk Amaranto ini semakin terpuruk. Lima musim di Serie B, Reggina terdegradasi ke Lega Pro alias Serie C pada musim 2013/2014.
Reggina tak mampu lagi bangkit. Bahkan meski menempati peringkat delapan pada musim 2013/2014, Reggina mengalami kebangkrutan dan harus kembali memulai dari Serie D. Reggina pun harus berubah nama menjadi Reggio Cabria. Baru setelah promosi ke Serie C pada musim ini, Reggio Cabria membeli hak nama Reggina dan nama kesebelasan pun kembali berubah.
Kali ini Reggina bernama Sportiva Reggina 1914, bukan lagi Reggina Calcio ketika menghiasi Serie A pada 2000an. Mereka pun tak lagi dihuni oleh pemain bintang. Lebih dari itu, mereka pun harus melalui perjuangan panjang untuk bisa kembali lagi ke Serie A, yang sempat melambungkan nama mereka.
Komentar