Gemerlap uang yang ditawarkan oleh Tiongkok kini tengah menjangkiti dunia sepakbola. Para pemain top yang bermain di Eropa kini berbondong-bondong pergi ke negeri Tirai Bambu tanpa mengindahkan kariernya yang tengah berada di puncak performa.
Alex Teixera memupus mimpinya untuk berlaga di liga top Eropa setelah tawaran dari Liverpool ditolaknya demi menyeberang ke Jiangsu Suning. Axel Witsel sulit untuk menolak tawaran menggiurkan dari Tianjin Quanjian dan lebih memilih untuk mengubur asanya memperkuat Juventus.
Begitu pun dengan Carlos Tevez, ia rela menjilat ludahnya sendiri karena pernah mengatakan jengah dengan para pemain sepakbola yang selalu memikirkan uang, uang, dan uang. Tetapi nyatanya kini ia meninggalkan klub tercintanya, Boca Juniors, demi menjadi pemain dengan gaji tertinggi di dunia.
Mantan pemain Barcelona, Xavi Hernandez, bahkan berani mengatakan jika Tiongkok kini tengah menjadi tujuan karier bagi para pesepakbola top di dunia. Kemampuan finansial yang dimiliki oleh Tiongkok memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemain.
Hal itu pun berlaku bagi penyerang veteran Italia, Antonio Cassano. Cassano, yang saat ini statusnya digantung oleh Sampdoria, sempat mendapatkan tawaran untuk bermain di film dewasa. Tawaran itu diberikan oleh Rocco Siffredi, aktor sekaligus produser ternama film porno di Italia.
Akan tetapi, tawaran itu nyatanya ditolak oleh Cassano setelah dirinya menyatakan lebih tergoda untuk melanjutkan kariernya di Liga Tiongkok daripada terjun ke dunia akting. Rocco Siffredi pun bukan tanpa alasan menawari Cassano untuk bermain di film dewasa, mengingat Cassano terkenal sebagai bad boy yang sangat kecanduan berhubungan seksual.
Menurut The Independent, hingga tahun 2008 saja, Cassano mengaku telah meniduri lebih dari 600 wanita berbeda. Menurut pemain yang memiliki julukan Fantantonio ini, kebiasaannya itu telah terjadi sejak ia berusia 20 tahun. Bahkan ia selalu melakukannya di malam hari menjelang pertandingan agar dapat meningkatkan performanya di atas lapangan.
“Ketika Anda berusia 20 tahun, Anda menyukai wanita dan ingin melakukan hubungan seksual setiap hari. Dan aku mendapatkan kesempatan itu. Terlebih setelah aku menjadi pemain Real Madrid. Aku akan mengatakan ‘Aku Cassano, aku pemain Madrid’.”
Cassano pun mengaku jika dirinya bukan seorang pesepakbola, hal itu pasti tidak akan pernah terjadi. “Jika aku memiliki profesi lain, tidak akan ada wanita yang mau menatapku – bahkan ibuku sendiri. Aku pria baik, tetapi tidak tampan.”
Dalam otobiografinya yang berjudul Dico Tutto, Cassano pun menuturkan jika kehidupan sepakbolanya di Madrid berjalan sesuai dengan keinginannya karena selalu dibarengi dengan kegemarannya terhadap makanan dan seksual.
“Di Madrid, aku memiliki teman yang menjadi pelayan hotel. Tugas dia membawakanku tiga sampai empat kue setelah aku melakukan hubungan seksual. Dia akan membawakan kue ke kamarku di lantai atas. Kemudian aku memberikan wanita itu kepadanya, dan kita memiliki pertukaran: dia mengambil wanita itu dan aku mengambil kuenya. Berhubungan seksual dan sebuah makanan. Sungguh malam yang sempurna.”
Kegemaran Cassano terhadap makanan pun disinyalir yang menjadi penghambat karier Cassano di Real Madrid. Sejak didatangkan dari Roma, Cassano memang gagal menunjukkan performa cemerlangnya. Dalam waktu dua musim, Cassano pun hanya mampu mencetak empat gol dalam 29 pertandingan bersama Madrid.
“Makan dan berhubungan seksual selalu menjadi caraku untuk menghadapi setiap pertandingan. Ketika aku memakan pasta, roti, permen, dan ham, aku merasa senang. Ketika bergabung dengan Madrid, berat badanku mencapai 93 kilogram. Tinggi badanku 175cm – jadi, idealnya berat badanku berada di angka 83 kilogram,” ujar Cassano seperti yang dikutip The Sun.
“Aku sangat kecanduan terhadap makanan. Temanku pernah mengatakan, ketika kau memakan makanan yang enak, kau akan menjadi gemuk. Jelas, jika kau memakannya terlalu banyak setiap harinya, kau adalah orang yang bodoh. Dan aku telah menjadi seorang yang bodoh selama hampir 20 tahun.”
Walau demikian, Cassano mengaku jika dirinya tak pernah menyesal dengan apa yang telah dilakukannya selama ini. “Aku telah menjadi bencana dalam 16 tahun pertama kehidupanku. Anda boleh memanggilku pemberontak atau orang gila, tapi aku tidak dapat merubah apa yang aku mulai. Aku senang dengan cara seperti ini.”
Keinginan Cassano untuk melanjutkan kariernya di Tiongkok pun sepertinya akan segera terealisasikan setelah Guangzhou R&F dan Shandong Luneng dikabarkan tertarik meminangnya. Cassano mungkin ingin `melebarkan sayapnya` ke Asia.
Sumber lain: Independent, The Sun, Sportskeeda
Foto: ESPN
Komentar