Adam Lallana adalah salah satu pemain terbaik Liverpool pada musim 2016/2017 ini. Torehan tujuh gol dan tujuh asis yang sudah ia catatkan dari 18 penampilan bersama The Reds dalam ajang Liga Primer adalah bukti dari penampilan mentereng Lallana musim ini. Tapi sejak kepergian Sadio Mané ke Piala Afrika 2017, tampaknya beban Lallana akan menjadi lebih berat.
Mané yang sekarang berada di Gabon untuk membela timnas Senegal dalam ajang Piala Afrika 2017 juga adalah salah satu pemain penting Liverpool. Total sembilan gol dan lima asis sudah ia lesakkan dalam 19 penampilannya bersama Liverpool dalam ajang Liga Primer. Namun kontribusi pemain yang didatangkan Liverpool dari Southampton seharga 30 juta paun ini terhadap tim bukan semata torehan gol dan asisnya saja.
Sadio Mané, dengan kecepatan dan juga kemampuan dribel yang ia miliki, selalu menyajikan teror yang konstan bagi sisi kiri pertahanan lawan. Handalnya ia dalam melakukan cut inside ke tengah dari kanan adalah salah satu faktor yang menyebabkan tekanan dari serangan Liverpool itu merata di kiri dan kanan.
Selain itu, kemampuannya dalam menyajikan ruang untuk menarik bek tengah kiri dan fullback kiri lawan memberikan ruang tersendiri bagi Adam Lallana ataupun Georginio Wijnaldum untuk masuk dari tengah ke dalam kotak penalti lawan.
Inilah yang membuat Mané begitu spesial untuk Liverpool. Manajer The Reds, Jürgen Klopp, bahkan sampai mengatakan bahwa Mané adalah pemain yang cukup penting bagi Liverpool dan tidak ada pemain lain yang setipe dengan Mané di dalam kesebelasan Liverpool sekarang.
"Tidak ada pemain lain yang satu tipe dengan Sadio (Mané) di dalam tim. Kepergiannya sekarang dari tim ke Afrika membuat kami sedikit mengalami masalah. Tapi tenang saja, kami akan segera menemukan solusi atas kepergiannya ini. Masih ada beberapa opsi yang bisa kami ambil, dan kami akan mengambil yang paling baik untuk kami," ujar Klopp seperti dikutip This is Anfield.
Oleh karenanya, sekarang saat Mané absen, ada beberapa hal yang mulai terlihat. Selain jumlah tembakan yang berkurang drastis, ketiadaan Mané ini juga menyebabkan tidak adanya pemain yang mengokupansi posisi winger kanan. Hanya Nathaniel Clyne saja yang kerap maju untuk mengisi posisi tersebut, posisi yang biasa menjadi posisi Mané untuk berpatroli.
Hal ini terlihat dalam laga melawan Southampton kemarin, sekaligus menjadi faktor sulitnya The Reds menembus pertahanan The Saints. Menerapkan formasi dasar 4-3-2-1, sisi serang Liverpool dimatikan oleh para bek Southampton dengan sangat baik. Posisi winger kanan? Jarang ada yang menempati.
Pergerakan di sayap kanan yang tidak seagresif sayap kiri dalam laga Liverpool vs Southampton. Sumber: Whoscored.com
Selain ketiadaan pemain yang mengisi wilayah tersebut, absennya Mané juga membuat Lallana dan Wijnaldum kerap bertabrakan karena ruang di sayap kanan yang biasa disajikan Mané tidak ada. Hal ini mempersulit Lallana dalam menyerang, apalagi jika Liverpool menghadapi tim yang bertahan dengan mengandalkan jumlah pemain. Kecepatan, umpan, dan daya terobosan Lallana berkurang, seperti yang terlihat dalam laga melawan Southampton. Ia kehilangan teman berkombinasi dalam diri Mané.
Kondisi inilah yang membuat Southampton dalam laga tersebut dengan mudah mampu menangkal serangan Liverpool. Ditambah lagi dengan Lallana dan Wijnaldum yang kerap berada dalam satu area yang sama, membuat serangan Liverpool di wilayah kanan tersendat.
Menempatkan Lallana Sebagai Winger
Jelang laga melawan United, selain juga masalah-masalah yang mulai terlihat di lini pertahanan dan juga lini tengah, masalah di lini depan ini harus segera diselesaikan oleh Klopp. Walau memang tidak ada pemain seperti Mané, tapi mencari alternatif penyerangan lain adalah hal bijak yang harus dilakukan saat ini.
Menempatkan Lallana sebagai winger kanan bisa menjadi opsi. Walau ia tampil tidak begitu baik ketika melawan Southampton, Lallana dapat memberikan pace dan juga daya dobrak yang hampir sama kuat dengan milik Mané jika ia ditempatkan di winger kanan. Ia juga bisa melakukan kombinasi dengan Wijnaldum di tengah, atau melakukan cut inside ke dalam kotak penalti dengan kemampuan dribelnya.
Oleh karena itu, absennya Mané ini akan menjadi sebuah tanggung jawab tersendiri bagi Lallana. Jika biasanya ia dan Mané saling berkombinasi, kali ini ia harus menjadi pendobrak seperti yang kerap kali dilakukan Mané, sekaligus menjadi salah satu finisher di lini depan Liverpool.
Dengan kemampuan dribel, kecepatan, serta akurasi tembakan yang ia miliki, seharusnya Lallana mampu melakukan hal tersebut. Tapi itu tergantung dari pemain depan lain yang dipasang oleh Klopp di depan. Jika Klopp memasang Roberto Firmino sebagai false nine, dan Phillipe Coutinho di posisi winger kiri, Lallana bisa saja menunjukkan eksplosivitasnya di kanan. Hal berbeda mungkin juga terjadi jika yang ditempatkan dalam dua posisi itu adalah pemain yang berbeda.
Namun, Lallana harus bisa beradaptasi dengan perubahan apapun yang terjadi pasca kepergian Mané ke Piala Afrika. Karena, sekarang beban Mané secara tidak langsung sekarang beralih kepada dirinya.
Sumber: This is Anfield, Whoscored
foto: @ThePLZone
Komentar