Duel North West Derby ke-50 antara Manchester United menghadapi Liverpool berakhir imbang 1-1. Gol penalti James Milner di babak pertama dibalas gol Zlatan Ibrahimovic tujuh menit jelang waktu normal berakhir. Kedua kesebelasan bermain imbang, namun terdapat kontroversi pada laga ini. Keabsahan gol Ibrahimovic dipertanyakan.
Sebelum gol Ibrahimovic tercipta, awalnya Manchester United menyerang lewat sisi kiri pertahanan Liverpool. Juan Manuel Mata lantas memberikan bola pada Luis Antonio Valencia. Dari Valencia, bola kemudian dikirim ke kotak penalti melalui umpan silang. Bola mengarah pada kaki Wayne Rooney. Rooney lalu memberikan umpan silang pada Marouane Fellaini, tandukan Fellaini membentur mistar gawang. Bola liar disambut Valencia, yang kemudian mengirim umpan silang pada Ibrahimovic di mulut gawang. Ibra pun dengan akurat mengarahkan bola ke gawang Liverpool yang dikawal Simon Mignolet.
Sekilas proses gol ini tidak ada yang salah. Namun jika dilihat dari tayangan ulang, Valencia terlihat berada dalam posisi offside ketika menerima umpan Mata, sebelum bola dikirim pada Rooney. Jika pada kesempatan tersebut hakim garis menyadari Valencia berada di posisi offside, maka tak akan ada umpan silang yang mengawali proses gol Ibrahimovic tersebut.
Dalam beberapa gambar, garis offside yang dibuat untuk memperjelas posisi offside Valencia terlihat tidak sejajar. Namun jika melihat dengan sudut pandang yang lebih luas, garis untuk menentukan offside atau tidak memang tidak akan vertikal secara lurus (lihat gambar di bawah, bandingkan garis kotak penalti dengan garis batas lapangan gawang). Melihat dari sisi lapangan, tempat kamera berada yang biasanya berada di tengah-tengah, kita memang perlu memiliki dimensi penglihatan seperti kita melihat rel kereta api, yang membuat garis agak miring.
Baca juga: Menilai offside atau tidak dari perspektif hakim garis
Selain itu, kita juga perlu melihat dari sudut pandang hakim garis. Saat Valencia berada dalam posisi offside, jika kita memposisikan diri sebagai hakim garis, maka posisi Valencia tersebut tidaklah offside. Hanya saja perlu ditinjau juga posisi di mana hakim garis tersebut berdiri, yang pada kasus ini sebetulnya hakim garis berada di posisi yang salah.
Dalam situasi di atas, hakim garis seharusnya berdiri sejajar dengan Dejan Lovren, pemain terakhir Liverpool, pemain dari kesebelasan yang sedang bertahan. Namun pada situasi tersebut, hakim garis justru berdiri tidak sejajar dengan Lovren. Ini yang membuat posisi Valencia tidak terlihat dalam posisi offside dalam perspektif hakim garis.
Dari sudut pandang hakim garis, situasi di atas tidak offside. Namun yang perlu ditekankan pada situasi di atas adalah bahwa posisi hakim garis berada di posisi yang salah. Maka dapat ditarik kesimpulan, Valencia seharusnya offside, hanya saja karena hakim garis berada di posisi yang salah, Valencia tidak dinyatakan offside, maka gol ini dinyatakan sah. Ya, posisi hakim garis lah yang salah dalam kejadian ini. Hakim garis yang offside.
Hakim garis ini juga sebenarnya sudah melakukan kesalahan sebelum gol itu terjadi. Ketika Wayne Rooney menerima bola hasil umpan sundulan Mata, Rooney dinyatakan offside. Padahal jika dilihat dari tayangan ulang, Rooney berada dalam posisi onside sebelum menerima bola dan melepaskan tendangan voli, yang kemudian dimentahkan oleh Mignolet.
Dari kejadian di atas bisa dikatakan bahwa kesalahan terletak pada (posisi) hakim garis. Namun sebagaimana kodrat seorang manusia, hakim garis pun memang tak menutup kemungkinan untuk melakukan kesalahan. Kesalahannya ini mungkin akan membuatnya dievaluasi agar tidak lagi terjadi di kemudian hari hal yang seperti ini.
Baca juga yang berkaitan dengan sudut pandang hakim garis: Kenihilan Peraturan Offside
Lagipula, berdebat gol ini sah atau tidak pun tidak akan mengubah kenyataan bahwa laga antara Manchester United menghadapi Liverpool di Old Trafford pada Minggu (15/1) malam tersebut berakhir imbang 1-1. Ya, MU dan Liverpool harus puas berbagi satu poin. Kenyataan itulah yang harus diterima oleh kita semua.
Komentar