Tuhan memang baik kepada Salvador Cabañas. Ia masih diselamatkan dari peluru yang bersarang di kepalanya karena tembakan yang dilepaskan oleh seseorang kepadanya pada 25 Januari 2010. Tapi Tuhan memiliki jalan lain untuk karier sepakbola Cabañas usai kejadian tersebut.
Salvador Cabañas adalah salah satu talenta terbaik yang pernah dilahirkan oleh Paraguay. Pemain kelahiran Asuncion, Paraguay, ini bahkan pernah mendapatkan penghargaan sebagai South American Footballer of The Year pada 2007. Ia juga menjadi langganan timnas Paraguay, sejak dari U-17, U-20, hingga timnas senior.
Memulai karier bersama Club 12 de Octubre, perjalanan karier Cabañas sebagai pesepakbola mulai menanjak ketika ia memutuskan untuk pindah ke Meksiko. Bermula dari klub Chiapas, akhirnya ia mencapai masa keemasannya sebagai pesepakbola ketika memutuskan untuk pindah ke Club America pada 2006. Selama membela Club America, total ia mencetak 66 gol dari 115 penampilan.
Penampilan mengesankannya di Club America mengantarkannya meraih penghargaan sebagai Pemain Terbaik Paraguay dan Pemain Terbaik Amerika Selatan pada 2007. Ia juga sempat tampil gemilang bersama Paraguay dalam gelaran Copa America 2007 dengan mencetak empat gol. Semua tampak indah bagi Salvador, sampai akhirnya 2010 tiba.
Pada 2010, ia masih menjadi andalan Club America dalam urusan mencetak gol. Sampai pertengahan musim, total ia mencetak 18 gol dari 24 pertandingan yang sudah ia jalani bersama Club America. Untuk merayakan pencapaiannya yang sudah empat tahun membela Club America sejak 2006 silam tersebut, ia pun berpesta dengan rekan setim dan juga keluarganya di klub malam bernama Bar-Bar di Mexico City. Di tempat itulah, kejadian yang mengubah kehidupan sepakbolanya dimulai.
Di tempat itu, Salvador ditembak oleh seseorang bernama Jose Balderas Garza yang juga diketahui sebagai mafia dan memiliki kartel bernama Beltran-Leyva yang kerap menjual obat-obatan terlarang di wilayah Mexico City. Menurut kesaksian dari orang-orang yang ada di tempat kejadian, insiden penembakan ini bermula ketika Salvador berusaha mencegat seorang pencuri yang kabur dari Bar-Bar. Kesaksian lain menuturkan bahwa ia bersitegang dengan Garza sehingga akhirnya ditembak oleh Garza di kepala.
Pemain timnas Paraguay itu pun terkapar. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit dan harus mendapatkan perawatan intensif sampai Februari dan benar-benar sembuh total pada Maret 2010. Ketika dirawat di rumah sakit, para dokter yang merawat Salvador mengatakan bahwa proses sembuhnya Salvador ini di luar nalar. Dalam konferensi pers pertamanya setelah sembuh pun, Salvador mengatakan bahwa ia bertemu Tuhan dan Tuhan menyembuhkannya setelah menempelkan tangan-Nya di dahinya.
Walau sehat seperti sediakala, pemain yang juga hampir masuk skuat timnas Paraguay untuk Piala Dunia 2010 tersebut (jika tidak ditembak) harus menderita beberapa cedera yang cukup parah. Akibat dari tembakan ke kepala ini, ia mengalami short-term memory loss. Hal ini ternyata berpengaruh terhadap karier sepakbolanya yang sebenarnya sedang berada dalam titik tertinggi. Penampilan Salvador Cabañas pun tidak sama seperti dulu lagi.
Cabañas pun sempat dikabarkan pensiun pada Januari 2014, tapi kemudian kembali lagi menjadi pemain pada Februari 2014. Mengumumkan kembali bahwa ia pensiun pada Mei 2014. ia kemudian kembali bermain untuk Indepediente Futbol Club of Juan Caballero pada Juni 2014. Sampai sekarang, ia dikabarkan masih bermain untuk klub yang berkompetisi di divisi empat Liga Paraguay tersebut, walau penampilannya tidak setajam dulu lagi.
Tuhan memang menyelamatkan nyawa Cabañas, tapi tidak dengan karier sepakbolanya, seolah mengatakan bahwa Club America sudah cukup untuknya.
foto: futbolsapiens.com
(sf)
Komentar