Euforia timnas U-19 pada 2013 di era Indra Sjafri tak pernah dilupakan publik Indonesia. Kemanapun pelatih kelahiran Lubuk Nyiur itu pergi, masyarakat akan selalu mengingat kesuksesannya dalam mengorbitkan pemain muda seperti Hansamu Yama Pranata, Evan Dimas Darmono, Maldini Pali, Ilham Udin Armayn, Paulo Sitanggang dan lainnya.
Nama-nama pemain yang sebelumnya tidak dikenal penggila sepakbola Tanah Air, dikumpulkan oleh Indra dengan sistem pencarian blusukan. Pria berusia 53 tahun itu tak segan masuk ke daerah terpencil untuk mencari talenta terbaik bangsa, hingga akhirnya terbentuk satu tim untuk menyempurnakan formasi 4-3-3 andalannya.
Indra Sjafri sempat mengakhiri kariernya di timnas U-19 pada 2014 untuk melatih Bali United dan membentuk identitas klub yang banyak mengandalkan pemain muda sebelum kembali ditunjuk menangani timnas U-19. Indra dikontrak oleh PSSI selama satu tahun dengan perpanjangan di akhir masa tugasnya.
Penunjukan Indra pun kembali mencuatkan pertanyaan, apakah Indra akan kembali mencari talenta Tanah Air dengan sistem blusukan? Kriteria apa yang nantinya ditetapkan olehnya? Kami pun coba memastikan dua pertanyaan itu kepada pria berkumis tersebut.
Untuk sistem blusukan, Indra boleh sedikit tenang saat ini. Sebab, team scouting atau tim pemandu bakat telah berjalan baik saat ini untuk mencari pemain muda berbakat. Selain itu, banyak turnamen yang berlangsung di Indonesia dan memudahkan team scouting untuk mencari pemain-pemain potensial.
“Jadi blusukan itu ndak harus dipopulerkan, itu karena kompetisi, team scouting ndak berjalan dengan baik (pada 2013). Sekarang banyak turnamen-turnamen yang diikuti tim-tim kita, ada turnamen Soeratin, antar diklat, alhamdulillah teman-teman dari tim teknis sudah mengumpulkan beberapa pemain,” ucap Indra.
“Dan juga, dulu kan saya banyak contact person di daerah, jadi saya enggak perlu datang lagi ke situ, tapi saya akan tetap mengapresiasi dia kalo memang pantas untuk kita seleksi nanti kita seleksi,” sambungnya.
Blusukan memang akan ditinggalkan Indra yang nantinya akan lebih banyak berkoordinasi dengan pelatih timnas U-16, Fachri Husaini, dan peramu taktik timnas senior, Luis Milla. Namun untuk pencarian bakat dengan kriteria khusus, Indra tetap menetapkan metode lama yang dibaginya menjadi tiga prioritas, teknis, unggulan, dan pendukungan.
“[Kriteria] tentu yang sesuai dengan filosofi saya. Tetapi untuk usia muda, tidak semata menyiapkan tim itu bagus atau tidak bagus, tapi menyiapkan individu-individu makanya ada program saya yang seperti dulu yang saya terapkan prioritas teknis unggulan dan pendukungan,” tambah Indra.
“Pendukungan penting juga kita menyiapkan pemain yang bisa komunikasi dengan media, tampil dengan style sport, cara hidup, pola hidup, kita tata dari usia muda, jadi tidak hanya memikirkan tim. Sesi berbeda.”
Target juara Piala AFF U-19 ditargetkan oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Namun Indra belum menetapkan satu target khusus saat ini, ia ingin tahu terlebih dahulu kualitas pemain tim dan juga lawan nantinya.
“Sebenarnya target itu bisa kita ucapkan dari PSSI, nanti kalau kita sudah tahu kualitas pemain yang kita punya dan kualitas lawan yang akan dihadapi, baru kita bisa membicarakan target. Nanti itu bisa diucapkan, kalau sekarang terlalu gampang untuk satu target,” pungkas Indra.
(ahp)
Komentar