Grup 2 Piala Presiden 2017 bisa dikatakan sebagai replika turnamen Trofeo Bhayangkara yang sebelumnya berlangsung di Stadion Manahan Solo pada Minggu (29/01/2017). Dalam ajang itu, Arema FC keluar sebagai pemenang di atas Bhayangkara FC dan Persija Jakarta.
Ketiganya akan kembali bertemu di grup 2 Piala Presiden pada laga yang akan berlangsung di Malang, Minggu (5/2/2017). Dua klub yang dijagokan lolos ke fase berikutnya jika melihat dari sejarah dan nama besar klub, adalah Arema dan Persija.
Keduanya memang difavoritkan lolos, tapi grup ini juga memiliki tim kuda hitam. Tim tersebut adalah PS TNI yang sebelumnya tidak berpartisipasi di Trofeo Bhayangkara. Bersama Bhayangkara FC yang berisikan pemain muda, kedua klub itu dapat menjagal langkah Persija dan Arema untuk lolos ke fase berikutnya.
Persija Masih Mengandalkan Pemain Senior
Kedatangan Ryuji Utomo dari Arema FC melengkapi 28 nama Persija yang dibawa ke Malang. Selain itu, Persija juga membawa pemain senior lainnya seperti Ismed Sofyan, Bambang Pamungkas, dan Maman Abdurrahman.
Pelatih Persija, Stefano Cugurra Teco, menggunakan formasi 4-3-3 saat timnya beraksi di Trofeo Bhayangkara. Meski begitu, ia tak memungkiri bahwa Persija bisa menggunakan formasi lama 4-2-3-1 atau 4-4-2 sebagai variasi taktik dari 4-3-3.
“Ini kita coba dulu 4-3-3 lihat cocok atau enggak, terus jika mereka sudah tahu, pemain sudah tahu main di 4-4-2 atau 4-2-3-1, saya mau kita punya dua sistem, kita bisa variasi, kita bisa main 4-4-2 tapi juga harus tahu sistem lain,” ucap Teco.
Nama-nama senior masih setia menghiasi susunan pemain tim berjuluk Macan Kemayoran itu, tapi, Teco juga menegaskan bahwa ia akan memberi semua pemain kesempatan bermain dan unjuk gigi di Piala Presiden.
“(Persaingan di Piala Presiden) Bagus, sudah bertemu (di Trofeo Bhayangkara), tidak ada masalah, target yang sama, saya mau pasang pemain muda, saya mau evaluasi tapi kasih kesempatan buat pemain semua (bermain),” tegas pelatih asal Brasil itu.
Di antara nama-nama yang dibawa Persija ke Malang, beberapa nama pemain muda diprediksi tampil bersinar seperti Pandi Lestaluhu, M. Rezaldi Hehanussa, Sutanto Tan, dan Ambrizal Umanailo. Berisikan kombinasi pemain muda dan senior yang belum padu, Teco pun tak muluk-muluk mencanangkan target di Piala Presiden.
“Kita boleh lolos oke lebih bagus, kita jalan-jalan lagi, yang penting saya mau lihat semua main. Nanti untuk target mau lolos saya pasang yang terbaik, tapi yang lain saya pasang juga,” tambah Teco.
Arema Matang dan Siap
Dilatih oleh legenda Arema, Aji Santoso, Singo Edan merupakan kekuatan terbesar di grup 2 dengan kematangan teknik bermain, strategi, dan berhunikan kombinasi pemain muda serta senior tim. Mereka memenangi Trofeo Bhayangkara dengan kombinasi tersebut, minus Cristian ‘El Loco’ Gonzalez dan Esteban Vizcarra.
Kini, keduanya sudah siap beraksi di Piala Presiden dan akan menambah kekuatan Arema yang belakangan menguji formasi 4-3-3. Gonzalez dan Vizcarra melengkapi pemain senior Arema yang sudah bermain terlebih dahulu seperti Ahmad Bustomi, Kurnia Meiga, dan Benny Wahyudi.
Aji juga sudah menguji pemain-pemain anyar timnya, Adam Alis, Artur Cunha, Bagas Adi, Hanif Sjahbandi, dan Felipe Bertoldo, di ajang Trofeo Bhayangkara. Hasilnya cukup positif, karena mereka langsung berintegrasi dengan muka-muka lama klub kebanggaan kota Malang itu.
Lolos dari penyisihan grup 2 adalah harapan Aji bagi Arema di Piala Presiden nanti. Mantan pelatih timnas Indonesia U-23 itu juga terus mematangkan strategi bermain timnya, setelah sebelumnya lebih banyak menggeber latihan fisik.
“Tentu ini (titel Trofeo Bhayangkara) awal yang bagus untuk Arema. Tapi kami akan tetap melakukan perbaikan sebelum Piala Presiden. Salah satunya mematangkan strategi bermain,” tutur Aji di laman resmi Arema.
Satu nama dari pemain-pemain muda yang disertakan Aji, diprediksi akan tampil gemilang di Piala Presiden, adalah Adam Alis. Mantan pemain Barito Putera dan timnas U-23 ini berposisi sebagai gelandang serang. Ditambah fakta bahwa Aji sudah sangat mengenal permainannya, Adam Alis pun beradaptasi cepat dan sudah memperlihatkannya di Trofeo Bhayangkara, kala pergerakannya menyokong trisula depan Arema.
Gairah Eks Timnas U-19 di Skuat Simon McMenemy
Skuat yang berisikan banyak pemain muda memang selalu jadi hiburan tersendiri, karena pemain muda memiliki energi tinggi dalam permainannya. Hal itu juga yang membuat Simon tertarik melatih Bhayangkara FC dan terus membentuk tim dengan materi pemain-pemain muda, yang sebagian besar datang sebagai mantan pemain timnas U-19 di era Indra Sjafri.
Evan Dimas Darmono, Ilham Udin Armaiyn, Maldini Pali, Zulfiandi, Hargianto, I Putu Gede, Fatchurohman, merupakan beberapa nama yang pernah beken di timnas U-19. Mereka saat ini jadi tulang punggung Bhayangkara.
Gairah bermain dan komunikasi yang sudah berjalan baik di antara mereka merupakan kunci permainan Bhayangkara saat ini. Simon menggabungkan kekuatan itu dengan pemain asing klub seperti Otavio Dutra, Thiago Furtuoso, Lee Yoo-joon.
Satu tambahan pemain asing lainnya datang dari Filipina dan memiliki garis keturunan Irlandia Utara, Orman Okunaiya. Ia masuk dalam 29 nama yang dibawa pelatih berpaspor Skotlandia ke Malang, namun statusnya masih uji coba dan belum diberi kontrak.
Dihuni banyak pemain muda memang tidak ada salahnya dan justru bagus dalam menunjang maksud dari Presiden Indonesia, Joko Widodo, yang ingin regenerasi berjalan baik di Indonesia. Namun, ada perumpaan beken di Inggris yang berkata ‘anak-anak takkan bisa memenangi apapun’, dan hal itu memang harus dicermati baik oleh Simon.
Sebab, pemain muda kerap memiliki kecenderungan terburu-buru dalam permainannya alias tidak matang. Terbukti, Simon masih melihat para pemainnya tidak bermain efektif saat gagal mengonversi peluang menjadi gol. Demikian juga saat diserang balik, pertahanan Bhayangkara terlihat kocar-kacir kala diserang musuh dalam ajang Trofeo Bhayangkara.
Akibat permainan yang belum matang tersebut, Evan Dimas mengakui bahwa Simon terus menggenjot Bhayangkara dengan latihan taktik dan fisik, “Iya, latihan saat ini taktik sama fisik mas,” ucapnya saat kami hubungi.
Kuda Hitam Itu Bernama PS TNI
Masuk semifinal, itulah ucapan singkat dan tegas gelandang bertahan timnas Indonesia, Manahati Lestusen, ketika ditanya mengenai target manajemen PS TNI untuk Piala Presiden. Target yang cukup tinggi, namun mungkin saja diraih dengan status mereka sebagai kuda hitam grup 2.
Lawan-lawan PS TNI di grup 2 sulit memprediksi permainan The Army – sebutan PS TNI – yang tidak berpartisipasi di Trofeo Bhayangkara. Bermodalkan dua pemain timnas Indonesia, Manahati dan Abduh Lestaluhu, ditambah kehadiran dua pemain asing, Mamadou Barry dan Ibrahim Conteh, permainan PS TNI memang sulit diprediksi.
Apalagi saat ini pelatih PS TNI, Mustaqim, fokus mengembalikan kebugaran para pemain dan terus memberi porsi latihan fisik. Tidak banyak melakukan latihan taktik dan teknik, PS TNI pun akan bermain tanpa beban dengan harapan mengejutkan lawan-lawannya, dan Manahati menjawabnya dengan penuh keyakinan, “Pastinya dong bang (bermain tanpa beban).”
Selain Manahati yang kerap jadi sorotan di PS TNI, klub juga memiliki Abduh Lestaluhu yang diprediksi jadi bintang muda dengan penampilan gemilang di Piala Presiden 2017. Ia sudah membuktikan konsistensi permainannya bersama timnas Indonesia dalam ajang Piala AFF 2016, dan berpotensi melakukan hal yang sama saat menjaga zona kiri pertahanan PS TNI.
Komentar