Kami kembali dengan artikel rangkuman FPL dari GW24.
Romelu Lukaku mencuri semua perhatian para manajer FPL dengan aksi fenomenalnya. Kehebohan lain muncul ketika Gabriel Jesus tampak menyingkirkan Sergio Aguero dan bahkan berhasil mencetak dua gol. Sedangkan Hull berhasil menjungkirbalikkan prediksi khalayak ramai dengan mencetak dua gol tanpa balas berkat kontribusi pemain-pemain barunya.
Berikut adalah beberapa kesimpulan sementara yang dapat kami tangkap dari GW24.
Hadiah Bagi yang Bersabar
FPL pada musim ini memang cenderung aneh.
Kita bisa berkaca pada kasus Eden Hazard (10.2). Dirasa tidak memberikan kontribusi sesuai dengan harganya yang mahal ditambah dengan statistiknya yang tidak menunjukkan angka menonjol, Hazard menjadi korban penjualan para manajer FPL dan harus mengalami penurunan harga sebanyak dua kali sejak GW23.
Namun pada GW23 dan GW24, Hazard bangkit, dia memberikan 1 asis dan 1 gol. Ini menjadi kabar baik bagi para manajer FPL yang tetap bersabar untuk mempertahankannya. Golnya yang indah ke gawang Arsenal menunjukkan skenario lain. Apa yang dia lakukan seolah mengingatkan kita pada aksi-aksi dribelnya sebelum mencetak gol seperti ke gawang Southampton atau Everton.
Menjelang GW25, sudah ada 56.364 manajer yang memasukkan Hazard ke dalam tim FPL-nya dan berpotensi kembali naik harga. Lagi-lagi, para manajer yang mempertahankannya dapat meraup keuntungan dari kenaikan harganya.
Hal serupa juga terjadi bagi yang memiliki Gylfi Sigurdsson (7.4).
Melihat apa yang terjadi sepanjang musim ini, para pemain cenderung berganti-gantian membuktikan diri pada GW berbeda, mengakibatkan jumlah opsi yang bisa dipertimbangkan seolah sangat banyak. Untuk menjawab hal ini, bersabar untuk tidak terburu-buru melakukan transfer dan mempertahankan pemain yang ada bisa saja menjadi solusi terbaik.
Daripada terus-terusan berganti pemain dan hanya mengejar poin pekan lalu.
Lukaku, Luka Pertahanan Bournemouth
GW24 menjadi momen Romelu Lukaku (9.7) membuktikan diri dengan mengoyak gawang Bournemouth. Empat gol yang dibuatnya berhasil memberikan 42 poin jika ban kapten disematkan padanya, dan ini sudah cukup untuk mengungguli sebagian tim FPL lain.
Dengan torehan luar biasa tersebut, Lukaku langsung bergerak menjadi pemuncak klasemen top skor sementara (16 gol).
Tak heran kini angka pembelian Lukaku meningkat pesat, ditambah dengan sudah amannya Everton dari blank hingga akhir musim ini, menjadikannya target ideal untuk mengisi satu tempat penyerang di tim FPL para manajer.
Di satu sisi, pertandingan tersebut menjadi jawaban menyakitkan bagi para manajer FPL yang memilih untuk memasukkan bek Bournemouth. Mereka harus kebobolan 16 gol dalam lima pertandingan terakhir, atau berarti 3,2 gol per pertandingan!
Eddie Howe seakan dilanda rentetan masalah sejak Nathan Ake (4.0) harus dikembalikan kepada yang punya. Simon Francis (4.6) menerima kartu merah, Charlie Daniels (5.2) dan Adam Smith (4.6) terpaksa menepi.
Susahnya, Howe kini tidak memiliki pilihan sepadan karena tidak berhasil mendatangkan bek baru selama bursa transfer, bahkan mereka malah meminjamkan Marc Wilson (3.9) ke West Brom.
Untuk beberapa pekan ke depan, memberi ban kapten pada pemain yang akan menghadapi Bournemouth akan menjadi pilihan yang sangat… menggoda.
Ada Keraguan di Tengah Keajaiban Hull
Bukan, ini bukan tentang sangsi pada kebangkitan Hull saat ini. Bahkan, kami termasuk salah satu yang sejak awal meyakini penampilan mereka semakin membaik.
Melainkan keraguan muncul pada susunan pemain yang dipilih Marco Silva sejak membesut.
Delapan pemain didatangkan pada bursa transfer Januari, semuanya terhitung berpotensi untuk mendobrak ke dalam tim utama. Bahkan, beberapa di antaranya sudah berhasil berkontribusi dalam gol-gol yang dicetak Hull.
Andrea Ranocchia (4.5) langsung memberikan asis pada pertandingan melawan Liverpool, padahal, pada awal pertandingan, dia hanya dipasang sebagai pemain cadangan. Cedera yang dialami Michael Dawson (4.4) saat pemanasan membuatnya langsung naik menjadi pemain inti.
Keberadaan Alfred N’Diaye (4.5) di lini tengah juga masih belum dapat dipastikan keamanannya, dengan adanya David Meyler (4.4) di bangku cadangan.
Posisi sayap juga masih akan diperebutkan oleh Lazar Markovic (5.4), Kamil Grosicki (5.5), dan Sam Clucas (4.7). Tak lupa pahlawan para manajer FPL di awal musim, yaitu Adama Diomande (4.5).
Sedangkan Oumar Niasse (5.6) yang belakangan ini menunjukkan kualitasnya siap bersaing dengan Abel Hernandez (5.9) di lini depan.
Ditambah dengan para pemain yang datang dari Piala Afrika, potensi rotasi terlihat semakin membengkak. Para pemain itu adalah Dieumerci Mbokani (5.4) dan Ahmed Elmohamady (4.6). Nama terakhir bisa kembali mengusik posisi Omar Elabdellaoui (4.5).
Memantau pemain-pemain ini akan berguna karena mereka dipastikan akan bermain pada GW26. Pada saat itu jugalah, jadwal Hull mengalami pembaikan. Ditambah, Hull hanya akan menghadapi dua dari kesebelasan enam besar Liga Inggris sampai akhir musim.
Pemain Baru Juga Tidak Hanya Bersinar dari KCOM Stadium
Kesebelasan lain juga turut menghadirkan pemain-pemain baru yang menarik perhatian. M’Baye Niang (6.0) sudah langsung menghadirkan 1 gol dan 1 asis pada pertandingan keduanya. Dalam dua pertandingan tersebut, Niang langsung menjadi salah satu pemain yang paling banyak membuat tembakan bagi Watford. Melihat sampel kecil ini, tampaknya Niang akan menjadi aktor penting Watford dan bisa mengamankan posisi inti. Patut dinanti juga aksi rekan satu kesebelasannya, Mauro Zarate (5.5) yang langsung dimainkan di sayap kiri saat melawan Burnley.
Pemain yang didatangkan dari Italia lainnya, Manolo Gabbiadini (6.5) juga mencetak gol yang cantik hanya dalam dua belas menit saat melawan West Ham di GW24. Gabbiadini berhasil membuat 6 tembakan di kotak penalti, merajai statistik tembakan yang dibuat Southampton pada pertandingan tersebut. Kehadiran Gabbiadini bisa menjadi kabar buruk bagi manajer FPL yang masih memakai jasa Jay Rodriguez (6.3) atau Shane Long (6.1).
Kemudian tentunya, tidak lupa nama yang berhasil membuktikan dirinya layak dihargai mahal, yaitu Gabriel Jesus (9.2). Hanya dalam dua pertandingan di liga, Jesus sudah mengoleksi 3 gol dan 1 asis. Jesus akan menjadi nama yang menarik untuk dipertimbangkan saat Man City usai melewati berbagai blank yang menanti dalam beberapa pertandingan di depan.
…dan Inilah Akhir dari Aguero
Perlu digarisbawahi terlebih dahulu bahwa Sergio Aguero (12.7) sebenarnya tidak mengalami cedera ataupun kehilangan potensi untuk mencetak gol jika dimainkan. Kita semua tahu, Aguero adalah penyerang yang buas untuk mencetak gol.
Tetapi, harganya yang menghabiskan hampir sepersepuluh dari bujet FPL tidak diiringi dengan situasinya saat ini. Keberadaan Jesus kini membuat Aguero tidak lagi pasti bermain dari menit awal. Salah satu efek terburuk sudah terjadi pada pertandingan melawan Swansea lalu. Aguero hanya dimainkan dalam belasan menit terakhir (termasuk injury time) dan hanya menghadirkan 1 poin sebagai akibatnya. Lebih parah lagi, Aguero sudah kehilangan peran sebagai penendang penalti, yang kini diambil oleh Yaya Toure (7.3).
Jangan lupa, Man City juga masih harus bermain di Liga Champions mulai minggu depan. Padatnya jadwal yang akan dihadapi mereka akan membuat rotasi dan potensi kelelahan semakin menjadi-jadi.
Tempat untuk penyerang di tim FPL hanya ada tiga dan seiring semakin banyaknya pilihan penyerang yang berlomba-lomba membuktikan diri, adalah pilihan bijak untuk mencari opsi dari kesebelasan lain.
Lalu, Apakah Tiga Penyerang Kembali Merajai FPL?
Pemilihan 3-4-3 atau 3-5-2 sempat menjadi diskusi hangat dalam keberjalanan FPL musim ini.
Tapi, seperti yang sudah berulang kali kami utarakan di atas, kita semua kini telah menyaksikan kebangkitan para penyerang dan menghasilkan kebingungan untuk memilih yang paling baik di antara mereka.
Untuk tiga tempat tersedia saja sudah membuat pusing, bagaimana jadinya untuk manajer yang hanya mengalokasikan dua tempat?
Hal ini juga diiringi dengan hasil GW24 lalu. Jika kita melihat gelandang yang berhasil membuat 8 poin atau lebih, hanya Hazard (30.2%) yang memiliki angka kepemilikan sangat tinggi. Pemain dengan kepemilikan tinggi berikutnya dalam daftar tersebut hanya Ross Barkley (7.0) yang hanya dimiliki oleh 6.7% manajer saja.
Sedikit banyak, kondisi ini juga dipengaruhi dengan penampilan “trio sakit kepala” Liverpool (semuanya adalah gelandang di FPL) yang sejauh ini belum kembali memberikan tuah. Tottenham yang sempat menghadirkan perdebatan untuk memilih salah satu dari gelandang mereka, Christian Eriksen (8.8) dan Dele Alli (8.9) juga kini mulai masuk daftar pengawasan, melihat jadwal mereka yang mulai memburuk.
Ah, tapi, kembali lagi, jangan-jangan kita saja yang kurang sabar… (kembali ke poin pertama).
Lantas, 3-4-3 atau 3-5-2? Jawabannya…
…Belum Tentu Keduanya
Ada sektor lain yang kita lupakan ketika sedang melanjutkan pembahasan di atas, yaitu posisi bek.
Perlahan tapi pasti, posisi bek semakin menancapkan kukunya dengan kuat dalam permainan FPL.
Coba saja kita lihat tiga pemain teratas dalam kategori pencetak poin FPL terbanyak pada empat pertandingan terakhir. Ternyata, semuanya dihuni oleh bek.
Marcos Alonso (6.7) memimpin dengan 37 poin, diikuti oleh Seamus Coleman (5.8) dengan 36 poin dan Kyle Walker (6.3) dengan 31 poin. Selain tertolong dengan produktivitas mereka membuat gol/asis, mereka juga berada dalam kesebelasan yang solid menjaga pertahanannya. Selain nama-nama tersebut, kita juga beberapa kali melihat memang lebih banyak bek yang cukup aktif memberikan poin pada musim ini, sebut saja duo West Brom, Gareth McAuley (5.0) dan Chris Brunt (5.1).
Tak heran jika banyak manajer yang mulai mencoba beralih memakai empat bek atau lebih karena ini, mengakibatkan formasi 4-3-3 dan 4-4-2 juga beranjak menjadi pilihan “baru” yang dapat dicoba.
Mengintip data tentang 10.000 manajer FPL di posisi teratas dunia yang diberikan FPLDiscovery, pada GW24, tercatat bahwa persentase pemilihan 4-4-2 (11.7%) berselisih sedikit dengan 3-5-2 (19.1%) di urutan kedua.
Jika dibandingkan dengan pengamatan yang pernah kami sampaikan pasca GW7, persentase tersebut jelas mengalami peningkatan. Saat itu, jurang yang memisahkan formasi 3-5-2 dengan 4-4-2 sangat besar, yaitu 20.1% berbanding 6.3% saja.
Padahal, posisi bek di FPL memiliki kerugian tersendiri, karena harus menerima poin minus setiap kebobolan dua gol. Tapi tampaknya hal itu tidak menggoyahkan para manajer untuk mulai mencoba formasi ini.
Komentar