Keyakinan yang dipegang oleh seseorang dapat menjadi patron hidupnya di dunia. Orang-orang tentunya menginginkan nilai-nilai yang terbaik yang ia pegang dalam hidupnya, dan itu pula yang diinginkan oleh Bruno Martins Indi.
Mulai membela Stoke City sejak awal musim 2016/2017 dengan status sebagai pemain pinjaman dari Porto, Indi mulai dapat merebut hati para suporter Stoke City dengan permainan yang ia tunjukkan di atas lapangan. Penampilannya yang total di skuat The Potters, berdampak positif pada lini pertahanan tim dan permainan tim secara keseluruhan, sehingga sampai sekarang Stoke mampu bercokol di papan tengah Liga Primer.
Apa yang ia raih selama ini, selain karena ia memegang teguh prinsip Feyenoord yang ia bawa (tak ada perkataan, yang ada hanyalah perbuatan), juga karena keyakinan yang ia pilih. Menjadi seorang Muslim, bagi Indi, memberikan ia ketenangan dan juga keseimbangan dalam hidup.
"Aku adalah seorang Muslim. Menjadi Muslim, bagiku, memberikan sebuah ketenangan dan keseimbangan dalam hidup," ujarnya dalam sebuah wawancara ekslusif dengan The Telegraaf.
***
Sebelum menjadi pilar utama Stoke, Indi mengaku bahwa ia pernah mengalami hal-hal negatif. Salah satu yang cukup membekas dalam ingatannya adalah ketika ia membela timnas Belanda dalam ajang kualifikasi Piala Eropa 2016 melawan Islandia. Ketika itu tindakan bodoh yang ia lakukan, merujuk dari apa yang diucapkan Arjen Robben, membuat timnya kalah 0-1 di Phillip Stadium.
"Jujur, sulit bagi saya untuk bangkit kembali dari situasi tersebut, apalagi saya masih muda ketika itu. Saya pun lebih banyak merenung usai pertandingan tersebut dalam beberapa waktu yang lama. Saya bicara dengan banyak orang, termasuk dengan pelatih saya di Porto, Julen Lopetegui, sehingga akhirnya saya bisa kembali seperti sekarang," ujar Indi seperti dilansir The Guardian.
Setelah berbicara kembali dengan Danny Blind, pelatih timnas Belanda, dan juga penampilan-penampilan mengesankan yang ia torehkan bersama Stoke City, akhirnya tempat di timnas Belanda kembali ia dapatkan. Ia mulai kembali rutin membela timnas Belanda pada November 2016 silam.
Bersamaan dengan mulai dipanggilnya ia kembali ke timnas Belanda, penampilannya di Stoke pun mulai membaik dari waktu ke waktu. Indi mengungkapkan bahwa ini semua tak lepas dari nilai-nilai Islam yang ia pelajari.
"Saya akui nilai-nilai dalam Islam, ketika saya mengamalkannya, memberikan ketenangan tersendiri dalam hidup saya. Saya tidak perlu menunjukkannya kepada orang-orang. Saya cukup melakukannya dalam kehidupan saya sehari-hari," ujar Martins Indi.
Hal yang sama juga pernah diakui oleh Feghouli, pemain Muslim lain yang berasal dari Aljazair. Ia mengakui bahwa nilai-nilai Islam yang ia pegang teguh dalam hidup, menjadi sebuah motivasi tersendiri baginya untuk selalu memberikan yang terbaik, juga menghargai orang lain.
"Keimanan saya ini menjadi pedoman saya dalam hidup. Islam mengajarkan saya untuk tetap menghormati dan menghargai orang lain, selain tentunya berbuat baik dalam hidup. Inilah mungkin yang membuat saya, khususnya, dan pemain lain, pada umumnya selalu tampil maksimal dalam setiap laga," ungkap Feghouli.
Baca Juga: Sofiane Feghouli di Antara Muslim dan Sepakbola
Berkat hal tersebut, sampai sekarang Indi tetap menjadi pribadi yang positif dan selalu menganggap bahwa di balik hal-hal buruk yang ia alami, ada hal-hal baik yang bisa ia ambil faedah dan manfaatnya. Itulah yang membuatnya, sampai sekarang, tetap mampu menunjukkan yang terbaik di atas lapangan.
"Saya belajar bahwa selalu ada sisi positif dari hal-hal buruk yang kita alami. Saya selalu percaya, bahwa segala sesuatunya akan menjadi baik pada waktunya. Itulah yang membuat saya, sampai sekarang, mampu untuk tetap maju ke depan," ujar Indi.
"Keimanan memberikan saya kekuatan. Sampai sekarang saya masih mencoba untuk melakukan ibadah harian saya dengan benar dan banyak berdo`a dalam ibadah saya supaya saya tetap dituntun menuju jalan yang benar. Sekali lagi, keimanan memberikan saya kekuatan," ungkapnya.
***
Sekarang Indi sedang mengalami saat-saat yang cukup manis dalam hidupnya. Tampil secara reguler di Stoke, serta mulai kembali dipercaya untuk tampil bersama timnas Belanda, adalah hal-hal baik yang sedang ia jalani sekarang. Ini semua tak lepas dari segala hal-hal positif yang mengelilingi dirinya. Hal-hal positif yang ia dapat dari nilai-nilai Islam yang ia pelajari dan amalkan.
Di usianya yang semakin menua setiap memasuki tanggal 8 Februari, mungkin ia akan berucap, dalam ulang tahunnya yang sederhana ataupun mewah
"Terima kasih, Islam"
Sumber: The Guardian, Telegraaf
foto: @footballplanetc
Komentar