Cara Liverpool Mengacaukan Tekanan Spurs

Analisis

by Dex Glenniza 51993

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Cara Liverpool Mengacaukan Tekanan Spurs

Permainan penuh menekan bertajuk gegenpressing vs counter-pressing akhirnya berakhir dengan kemenangan untuk gegenpressing. Liverpool berhasil mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0 sekaligus menjadikan kemenangan tersebut menjadi kemenangan pertama mereka di Liga Primer Inggris di tahun 2017.

Kedua gol berselang tidak lebih dari dua menit (menit ke-16 dan 18) dari Sadio Mané. Sesuai dengan pratinjau yang sudah dianalisis, tekanan Liverpool terutama dalam 20 menit pertama pertandingan semalam membuat serangkaian error yang dilakukan oleh jajaran pemain bertahan Spurs.

Liverpool yang sebelumnya memiliki momentum buruk dengan hanya satu kemenangan di 10 pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi, akhirnya bisa bernapas. Sementara Spurs sebaliknya dengan momentum baik mereka yang berakhir setelah sebelumnya mereka berhasil menjalani 11 pertandingan tanpa kekalahan.

Saling menekannya kedua kesebelasan membuat angka akurasi operan keduanya menjadi tergolong rendah. Liverpool hanya berhasil menyelesaikan 71% operan mereka, dan Spurs hanya 70% (perbedaan angka dibandingkan dengan cuitan di bawah ini terjadi karena cuitan tersebut dikirimkan saat pertandingan belum selesai).

Kesalahan operan inilah yang menjadi salah satu alasan banyaknya terjadi error pada pertandingan semalam, termasuk pada kedua gol yang terjadi.

Pada gambar di cuitan di atas, kita bisa melihat operan yang tidak tepat sasaran (garis panah berwarna merah) yang banyak terjadi di wilayah setengah lapangan sendiri, bahkan operan panjang sekalipun. Ini berarti kita memang sedang menyaksikan permainan saling menekan yang sesungguhnya, yaitu menekan sampai ke wilayah lawan.

Bahkan ketika sudah unggul 2-0 pun Liverpool tetap menekan. Apalagi Spurs yang sedang dalam kondisi ketinggalan, semakin meningkatkan intensitas tekanan mereka.

Kemudian kita juga jangan tertipu dengan Spurs yang (sedikit) unggul duel bola udara dengan 53%, berbanding Liverpool yang hanya menang 47%; karena nyatanya Liverpool lebih sering memenangkan second ball sehingga menjadi kesebelasan yang lebih bisa menciptakan banyak peluang.

Baca juga: Memahami Pentingnya “Second Balls” di Sepakbola Inggris

Pada pertandingan semalam, statistik tembakan Liverpool mencapai 17 tembakan (9 on target) sementara Spurs hanya berhasil mencatatkan 7 tembakan (hanya 2 yang tepat sasaran).

Apa yang membuat taktik pressing Klopp lebih unggul daripada Pochettino ternyata terletak pada ketidakmampuan Spurs untuk beradaptasi. Perbedaan yang paling terlihat adalah dari peta aksi permainan (action heat map) kedua kesebelasan di bawah ini.

Kenyataan bahwa Liverpool (sedikit) menguasai statistik penguasaan bola dengan 51% berbanding 49% membuat kita bertanya-tanya, kenapa heat map Spurs bisa jauh lebih tebal jika mereka (sedikit) kalah penguasaan bolanya dari Liverpool?

Sebelumnya, untuk lebih memahami heat map, kamu bisa melihat kembali tulisan mengenai penjelasan istilah-istilah statistik di sepakbola.

Dari sini, kita bisa menyimpulkan jika para pemain Liverpool tidak berlama-lama menguasai bola. Tapi, ternyata tidak sesederhana itu. Pertama-tama, kita harus tahu jika secara umum, kemampuan menekan dan kemampuan untuk keluar dari tekanan adalah dua hal yang berbeda.

Liverpool berusaha keluar dari pressing Spurs dengan terus mempertahankan situasi transisi mereka, yaitu dari bertahan ke menyerang dan kembali lagi dari menyerang ke bertahan. Sementara itu, Spurs menekan dan berhasil mendapatkan kontrol dengan menggagalkan transisi Liverpool untuk mendapatkan penguasaan bola. Kedua hal ini terjadi terus-menerus.

Sederhananya, tekanan Liverpool bertujuan untuk menciptakan kekacauan pada permainan (heavy metal football). Sementara tekanan Spurs bertujuan untuk mengontrol permainan. Pada akhir pertandingan, kita semua tahu siapa yang menang: ternyata kesebelasan yang menciptakan kekacauan-lah yang menang dibandingkan kesebelasan yang menciptakan kontrol.

Namun, para pendukung Liverpool jangan senang berlebihan terlebih dahulu. Dengan kemenangan 2-0 atas Spurs, ini menjadi bukti lainnya kalau Liverpool lebih memuaskan jika melawan kesebelasan papan atas klasemen.

Sebaliknya, mereka hampir selalu kerepotan jika menghadapi kesebelasan-kesebelasan dengan tingkat klasemen di bawah mereka seperti Burnley, Bournemouth, Swansea City, Hull City, Wolverhampton Wanderers, sampai Plymouth Argyle.

Analisis selengkapnya bisa dibaca di About the Game – detikSport: Kontrol Spurs yang Dikacaukan oleh Liverpool.

Foto: @premierleague

Komentar