Semua Pria Iri Pada Sagna

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi 387387 Pilihan

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Semua Pria Iri Pada Sagna

Saya (pernah) merasa berdosa pada Bacary Sagna. Tapi saya pikir, tidak hanya saya, melainkan banyak pria di dunia ini pun demikian. Ini berkaitan dengan perempuan yang selalu berada di samping bek kanan asal Prancis itu, Ludivine Kadri. Saya pernah menilai bahwa kariernya sebagai pesepakbola-lah yang membuat Sagna mendapatkan seorang model cantik nan seksi.

Uang yang membuat Ludivine begitu lengket pada Sagna. Anggapan itu lahir karena Sagna saya anggap tidak tampan. Rambutnya pun aneh. Apalagi ia kulit hitam, sementara Ludivine, yang merupakan seorang model asal Prancis, berkulit putih. Tanpa sadar, judge saya pada Sagna membuat diri saya rasis. Tapi saya yakin, banyak pria yang merasa lebih tampan dari Sagna, apalagi yang jomblo, merasa dunia ini tidak adil melihat kemesraan Sagna dan Ludivine.

Namun sebuah pepatah menyadarkan saya. Pepatah itu berbunyi "Ketika seseorang menilaimu, itu bukan tentang kamu. Melainkan tentang mereka sendiri dan keterbatasan, ketidaknyamanan, dan kebutuhan mereka sendiri". Ya, saya pernah iri pada Sagna. Saya insecure. Karena faktanya tidak demikian. Anggapan saya, anggapan kita semua, pada Sagna adalah salah.

Sagna, sebagai pesepakbola papan atas Liga Inggris memang sudah pasti memiliki kekayaan berlimpah, apalagi ia bermain di Manchester City dan tujuh musim di Arsenal. Kekayaannya bisa membuat model manapun tertarik padanya. Hal ini sejurus dengan apa yang pernah dikatakan Cristiano Ronaldo bahwa kebanyakan pesepakbola senang bercinta dengan model, menarik hati perempuan dengan sampanye, apalagi di Inggris. Tapi sekali lagi, itu ternyata tak berlaku bagi Sagna. Sagna adalah pengecualian.

Ludivine tidak mencintai Sagna karena uang dan kariernya sebagai pesepakbola. Karena justru kebalikannya, kisah cinta Ludivine dan Sagna merupakan kisah cinta idaman setiap pria. Kisah cinta keduanya rasanya akan membuat iri pria manapun. Keduanya bersama, dan sudah menikah serta memiliki dua orang anak, karena cinta itu sendiri, bukan karena materi.

Ludivine dan Sagna ternyata merupakan teman sejak kecil. Sagna, meski lahir di Senegal, besar di Prancis. Menurut fagwags.com, keduanya bahkan sudah menjalin hubungan serius sejak Ludivine berusia 17 tahun. Ini artinya, Ludivine sudah mencintai Sagna sebelum bek kanan Man City itu bergelimangan harta. Karena saat itu, keduanya terpaut lima tahun, Sagna masih bermain di Auxerre, masih di Auxerre B malah.

Sagna sudah mendapatkan tambatan hatinya sejak ia berusia 22 tahun. Pemain kelahiran 14 Februari 1983 ini pun hingga saat ini masih bersama Ludivine, yang dinikahinya pada 2010 lalu. Bisa dibilang Sagna adalah sosok pria dewasa nan romantis, karena buktinya hubungannya bersama Ludivine tetap terjaga. Pemain lain, sebut saja Cristiano Ronaldo yang jauh lebih kaya dan tampan darinya, belum menikah dan sudah beberapa kali berganti pasangan. Sagna > Ronaldo.

Sagna bukannya belum pernah ditolak. Pada usia 18 tahun, cintanya pernah ditolak. Tapi bukan oleh perempuan, apalagi laki-laki. Cintanya ditolak oleh negara yang ia cintai, Senegal. Saat itu Sagna mengajukan diri agar bisa dipanggil negara kelahirannya itu. Namun Federasi Senegal tak menggubrisnya karena saat itu Sagna memang belum setenar seperti sekarang ini.

"Ketika aku berusia 18 tahun, aku mencoba segala cara untuk mengenakan seragam Senegal, tapi ofisial federasi sepakbola di sana menolakku," tutur Sagna seperti yang dilansir supersport.com.

Bahkan disebutkan juga beberapa kali Sagna bersama orang tuanya mendatangi federasi Senegal di Dakar, namun nasibnya tak berubah. Karena upaya yang terus gagal itulah yang membuat Sagna akhirnya kecewa pada Senegal dan terus fokus dengan kariernya di tim junior Prancis. Ia pun akhirnya tak segan menolak tawaran Senegal ketika ia mulai bermain reguler di tim inti Auxerre.

"Aku sudah terlanjur kecewa. Ketika aku sudah reguler bermain bersama tim utama Auxerre, mereka [Senegal] mengontakku. Sementara saat itu bertepatan dengan hari pertandingan timnas Prancis U21, akhirnya aku harus memilih [Prancis]," ujar Sagna yang merupakan salah satu muslim di Liga Primer ini.

Karier Sagna pun melesat setelah itu. Pada 2007, ia direkrut kesebelasan asal kota London, Arsenal. Nah, kepindahannya ke London juga seolah menjadi bagian dari romantisme antara Sagna dan Ludivine. Karena tak lama kemudian, Ludivine yang baru menyelesaikan sekolah menengahnya, memilih sekolah model di London untuk mewujudkan cita-citanya sebagai model. Tidak seperti Cinta yang tak berdaya ketika Rangga memutuskan hubungan keduanya karena harus melanjutkan kuliah di New York, Ludivine menyusul Sagna ke London agar karier keduanya tetap berjalan tanpa merusak hubungan yang telah mereka jalin.

Ludivine yang mengejar Sagna, seorang perempuan mengejar laki-laki yang dicintainya. Ini seperti dalam film-film drama Korea atau Jepang. Sagna pasti membuat banyak pria semakin iri padanya, di mana ia dikejar-kejar super model yang bisa dibilang Zinedine Zidane-nya model perempuan (karena Ludivine keturunan Prancis-Aljazair).

Joyeuses fêtes à tous En famille pour moi ❤️️❤️❤️️

A post shared by Ludivine Kadri Sagna (@ludivinesagna) on

Bersambung ke halaman berikutnya...

Komentar