Grup 4 alias ‘grup neraka’ Piala Presiden 2017 telah merampungkan seluruh pertandingannya pada Sabtu (18/2/17). Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, persaingan ketat terjadi di grup ini. Pusamania Borneo, yang menurunkan para pemain keduanya, tampil mengejutkan dengan keberhasilannya keluar sebagai pemuncak grup dengan raihan lima angka.
Sementara itu, tuan rumah Bali United, harus menelan pil pahit setelah hanya mampu menempati posisi buncit dengan perolehan dua poin hasil dari dua kali imbang dan satu kali kalah. Sedangkan untuk posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Sriwijaya FC dan Barito Putera yang sama-sama mengumpulkan poin empat. Sriwijaya unggul selisih gol dari Barito.
Dengan demikian, PBFC dapat dipastikan lolos ke babak delapan besar sebagai pemuncak grup 4 dan Sriwijaya FC lolos sebagai salah satu dari tiga runner-up terbaik.
Hengkangnya Indra Sjafri Berdampak Besar Pada Penampilan Bali United
Berstatus sebagai tuan rumah, juga ditunjang dengan komposisi pemain yang cukup mumpuni, nyatanya tak membuat Bali United dapat berbicara banyak di dalam grup ini. Hengkangnya sang pelatih, Indra Sjafri, yang ditunjuk menjadi pelatih timnas U-19 ternyata berdampak besar pada permainan tim berjuluk Sedadu Tridatu tersebut.
Hans-Peter Schaller, pelatih yang ditugaskan untuk menggantikan Indra Sjafri, pun mengaku anak asuhnya masih memerlukan adaptasi untuk semakin kompak satu sama lainnya. Selain itu, meski sama seperti Indra Sjafri yang menerapkan filosofi permainan modern, namun perbedaan taktik yang diusungnya membuat para pemain kembali membutuhkan waktu untuk menyerap apa yang diinginkan oleh pelatih asal Austria tersebut.
Begitu pun dengan kualitas lini depannya. Meski diperkuat oleh Irfan Bachdim dan Ndumba Makeche, Bali United nyatanya masih terlihat sering kesulitan untuk membongkar lini pertahanan lawan. Kegagalan ini jelas menjadi PR besar bagi tim yang bermarkas di I Wayan Dipta tersebut. Dan sudah seharusnya Peter Schaller menggenjot para pemainnya mulai dari sekarang dengan tidak memberikan jatah libur yang terlalu lama.
Belum Padunya Sriwijaya FC Terbantu oleh Keberuntungan
Dengan persiapan matang dan skuat yang telah lengkap, Sriwijaya FC sempat digadang-gadang bakal menjadi penguasa di grup ini. Selain menjadi satu-satunya tim yang mampu menembus posisi empat besar ISC 2016, tim berjuluk Laskar Wong Kito Galo ini pun dihuni oleh para pemain yang jempolan.
Akan tetapi pada kenyataannya, tim asuhan Widodo Cahyono Putro itu kesulitan untuk berbicara banyak di grup ini. Mengawali laga perdana dengan hasil imbang 2-2 melawan tuan rumah Bali United, Sriwijaya sempat meraih tiga poin perdananya kala menaklukan Barito Putera dengan skor 2-1.
Dan kejutan terjadi di pertandingan terakhir. Menghadapi PBFC, yang mayoritas diisi oleh tim keduanya, Hilton Moreira dkk. dikandaskan dengan skor tipis 1-0. Hasil ini pun membuat Sriwijaya FC harus puas berada di posisi kedua. Hal ini memang tidak terlepas dari belum padunya para pemain baru yang didatangkan oleh Sriwijaya FC. Khususnya lini belakang yang digalang oleh Yanto Basna dan Bio Paulin.
Namun beruntung, berkat kolektivitas gol yang dimilikinya, Sriwijaya FC tetap berhak lolos ke babak delapan besar sebagai salah satu dari tiga runner-up terbaik. Kesempatan untuk meraih juara yang ditargetkan sejak awal pun kembali terbuka lebar bagi tim asal provinsi Sumatera Selatan tersebut.
Menjanjikannya Para Pemain Muda PBFC
Ciamik. Mungkin menjadi kata yang paling pas untuk menggambarkan perjalanan PBFC di dalam grup ini. Bermaterikan para pemain yang mayoritasnya bermain di ISC U-21 2016 lalu, tim berjuluk Pesut Etam itu nyatanya mampu keluar sebagai juara grup dengan raihan lima poin.
Secara permainan, anak muda PBFC pun terlihat sangat menjanjikan. Walaupun bergabung dengan tim-tim kuat yang diisi banyak bintang, young guns PBFC terlihat tidak gentar dan berani menampilkan permainan yang sangat ngotot di sepanjang pertandingan.
Yang lebih hebatnya lagi, anak asuh Ricky Nelson ini hanya membutuhkan satu gol saja untuk dapat menjadi raja di grup ini. Gol itu didapat di pertandingan terakhir kala menghadapi tim unggulan, Sriwijaya FC.
Barito Putera Kurang Beruntung
Menjelang turnamen, pelatih Barito Putera, Jacksen F. Tiago, menyebut tidak ada target khusus bagi Barito Putera di pagelaran Piala Presiden kali ini. Menampilkan ciri khas permainan yang ngotot dengan menerapkan high pressing, tim berjuluk Laskar Antasari itu hampir saja dapat lolos ke babak delapan besar setelah dipertemuan terakhir menang 2-1 atas tuan rumah Bali United dengan cara yang dramatis.
Sayang, karena kalah selisih gol dari tim yang pernah mengalahkan mereka di pertemuan kedua, Sriwijaya FC, membuat Rizky Pora dkk. harus puas berada di posisi ketiga walaupun sama-sama mengumpulkan poin empat.
Menanggapi hal ini, Jacksen pun tetap mengapresiasi anak buahnya yang mampu menunjukan perkembangan yang cukup signifikan karena di laga pertama Barito tidak berhasil mencetak gol, sementara di laga kedua hanya mampu mencetak satu gol, dan di laga terakhir sukses membuat dua gol.
Meski begitu, pelatih asal Brasil itu pun tetap menilai jika timnya tersebut masih banyak yang harus dibenahi menjelang Liga 1 yang rencananya akan digulirkan pada Maret nanti.
Hasil Lengkap Grup 4 Piala Presiden 2017
7 Februari 2017
Barito Putera 0 vs 0 PBFC
Bali United 2 vs 2 Sriwijaya FC
13 Februari 2017
Sriwijaya FC 2 vs 1 Barito Putera
Bali United 0 vs 0 PBFC
18 Februari 2017
Bali United 1 vs 2 Barito Putera
Sriwijaya FC 0 vs 1 PBFC
Komentar