Menyelami Kehidupan Akademi Arsenal Lewat Cerita Empat Pemain Buangan Arsenal di Sutton

Cerita

by redaksi 82635

Menyelami Kehidupan Akademi Arsenal Lewat Cerita Empat Pemain Buangan Arsenal di Sutton

Pertemuan antara Sutton United menghadapi Arsenal pada Selasa (21/2) dini hari WIB, begitu menarik perhatian karena perbedaan level kedua kesebelasan yang sangat jauh. Bagi Sutton ini menjadi sebuah prestasi karena mereka melanjutkan sejarah sebagai kesebelasan kecil yang mampu menjadi giant killing di Piala FA hingga mampu mencapai babak kelima.

Selain itu, ada hal menarik lainnya pada laga ini. Ternyata dalam skuat Sutton United musim ini, terdapat empat pemain yang pernah membela Arsenal. Karena kualitasnya tak dianggap memenuhi kualifikasi standar pemain Arsenal, para pemain yang berusia antara 21-26 tahun ini dilepas oleh Arsenal ketika masih muda.

Mereka adalah Craig Eastmond, Jack Jebb, Roarie Deacon dan Jeffrey Monakana. Jika Anda pendukung Arsenal dan mengerenyitkan dahi ketika mendengar nama mereka, tak perlu khawatir. Para pemain tersebut memang kesulitan menembus skuat utama sehingga akhirnya dilepas. Bahkan hanya Eastmond yang sempat mencicipi bermain di bawah asuhan sang pelatih legendaris, Arsene Wenger.

Eastmond bergabung dengan akademi Arsenal pada usia 11 tahun, sebelumnya ia bermain untuk akademi Milwall. Pada usia 19 tahun, ia mencicipi pengalaman bermain dengan skuat utama Arsenal saat menumbangkan Liverpool di Piala Liga dengan skor 2-1. Saat itu ia ditempatkan sebagai bek kanan, menemani Philippe Senderos, Mikael Silvestre, dan Kieran Gibbs di lini pertahanan untuk melindungi Lukas Fabianski.

Craig Eastmond (kiri) saat berduel dengan Ryan Babel (via: arsenalpics.com)

Debutnya di Liga Primer terjadi saat menghadapi Portsmouth di musim yang sama. Kala itu ia masuk pada menit ke-85 menggantikan Samir Nasri. Pemain yang kini berusia 26 tahun tersebut memang bisa ditempatkan sebagai gelandang tengah maupun bek kanan. Ia sempat bermain sebagai starter di ajang Liga Primer menghadapi Bolton Wanderers bersama Cesc Fabregas dan Abou Diaby di lini tengah sebelum digantikan oleh Fran Merida.

Total, Eastmond bermain sebanyak 10 kali untuk Arsenal, dengan empat kali penampilan di Liga Primer. Ia juga sempat mencicipi pertandingan Liga Champions pada musim berikutnya saat Arsenal menghadapi Shakthar Donetsk. Sial baginya, pada laga tersebut ia mencetak gol bunuh diri.

Eastmond yang dianggap belum berkembang pun kemudian dipinjamkan ke beberapa kesebelasan. Milwall, Wycombe, dan Colchester adalah kesebelasan yang sempat menjadi tempat bagi Eastmond membuktikan diri. Namun apa yang ia tunjukkan selama menjalani masa peminjaman tersebut tak membuat Arsenal memperpanjang kontraknya pada 2013. Eastmond pun dilepas Arsenal pada usia 23 tahun. Setelah itu, Eastmond sempat membela Colchester sebagai pemain permanen, Yeovil Town, dan baru membela Sutton dalam dua musim terakhir ini.

Sementara itu, tak seperti Eastmond, rekannya yang lain, Deacon, Jebb, dan Monakana tak sekalipun mencicipi pengalaman bermain di skuat utama Arsenal. Deacon (25 tahun) bergabung dengan Arsenal pada usia 17 tahun dan dilepas Arsenal pada usia 20 tahun. Monakana (23 tahun) membela Arsenal pada usia 9 tahun hingga akhirnya dilepas pada usia 19 tahun. Sementara itu Jebb (21 tahun) merupakan pemuda asli London yang dilepas Arsenal pada usia 19 tahun setelah masa peminjamannya di Stevenage tak membuahkan hasil positif.

Dari ketiga nama di atas, nama Jack Jebb sebenarnya sempat digadang-gadang bisa menembus skuat utama Arsenal. Kemampuannya dalam mengolah bola, cukup menonjol bersama rekan setimnya yang lain seperti Alex Iwobi, Chuba Akpom, Leander Siemann, Dan Crowley, dan Gedion Zelalem. Bahkan Jebb disebut-sebut sebagai The New Jack Wilshere karena keahliannya dalam bermain sebagai box-to-box midfielder. Ia pun sempat membela timnas Inggris kelompok umur 16 tahun dan 17 tahun dengan total tujuh kali bermain. Hanya saja potensinya tersebut tak terlihat saat dipinjamkan ke Stevenage yang bermain di League Two, tak seperti Iwobi, Zelalem dan Akpom.

Jack Jebb saat masih berseragam Arsenal (via: arsenal.com)

Menjelang pertandingan melawan Arsenal, empat pemain ini, berbincang-bincang pada Sportsmail tentang pengalamannya bermain untuk kesebelasan berjuluk The Gunners tersebut. Meskipun begitu tak banyak pengalaman mereka bersama skuat utama, kecuali bagi Eastmond. Mereka hanya mengingat masa-masa bersama asisten pelatih Arsenal, Steve Bould dan masa-masa di akademi.

"Steve Bould berkata ini pada semua pemain, `Kamu bergabung ke tim ini atas kemauan kamu sendiri dan kamu pun akan meninggalkan tim ini atas kemauan kamu sendiri. Dan hal yang paling nyata adalah kalian membangun hubungan pertemanan, tapi tak lama kemudian teman kamu masih di sini [Arsenal] sedangkan kamu tidak`," kata Monakana seperti yang dilansir Dailymail.

"Salah satu pertandingan U18 yang saya jalani, kami selalu tertinggal pada babak pertama. Ia [Bould] kemudian akan datang sambil membanting pintu," kata Jebb menimpali.

"Itulah Steve Bould. Kamu bisa tertawa sangat keras bersamanya, tapi kemudian akan kembali serius dalam waktu singkat," Monakana menegaskan. Mereka pun kemudian berbagi pengalaman mengenai kehidupan sebagai pemain akademi Arsenal.

"Satu-satunya waktu untuk melihat mereka [para pemain utama Arsenal] adalah saat menunggu giliran latihan gym, kami menunggu tim utama selesai sebelum kami memulai latihan gym," ujar Deacon. Pernyataan ini kemudian ditampik oleh Eastmond.

"Kita bisa melihat mereka di kantin, tapi kita tak bisa lewat di depan mereka," ujar Eastmond. "Seperti ada sebuah garis di mana kita mengambil makanan kemudian kembali ke tempat duduk. Kita tak bisa memilih untuk duduk bersama mereka, mereka-lah yang memilih kita. Emmanuel Eboue dan Alex Song seringkali mendatangi meja kami atau ruang ganti kami untuk menyapa kami. Bahkan Eboue pernah mengundang kami ke rumahnya untuk pesta barbeque, ia memiliki kepribadian yang bagus."

"Wojciech [Szczesny] selalu rendah hati. Semua orang menyukai Wojciech. Ia ingin menjadi pusat perhatian," jawab Deacon.

Deacon juga menceritakan pengalamannya bermain bersama Jack Wilshere. Ia sejak dahulu sudah menganggap bahwa Wilshere memang memiliki bakat yang luar biasa, sehingga tak heran ia bisa menembus skuat utama Arsenal di usia yang masih belia.

"Jack Wilshere bergabung dengan tim utama pada usia 16 tahun, dan ia tak pernah kembali lagi [ke akademi]. Saya pikir ia tidak banyak bermain di tim cadangan," kenang Deacon. "Saya bermain dengannya sejak berusia 10 tahun. Ia bisa menggiring bola sambil melewati tiga, empat, hingga lima pemain dan tak peduli jika lawan bertubuh lebih besar atau mereka mencoba menendangnya."

Bersambung ke halaman berikutnya....

Komentar