Bukan, salah jika Anda menganggap sosok dalam foto dalam artikel ini adalah Rommy Rafael. Mantan pemain timnas Jerman ini memang mirip sang ilusionis tersebut. Namanya Kevin Kuranyi. Salah satu pencetak gol berbahaya di Bundesliga pada zamannya. Hanya saja ada cerita tragis pada 2006 yang mengubah jalan kariernya, yang membuatnya tak lagi dipanggil timnas Jerman sejak usia 26 tahun.
Kuranyi adalah sosok yang paling antusias menantikan tahun 2006. Bukan tanpa sebab, pada tahun tersebut akan diselenggarakan Piala Dunia 2006 di Jerman. Sebagai pemain timnas Jerman, ia sudah tak sabar untuk berlaga di Piala Dunia, di depan masyarakat Jerman.
Saat itu Kuranyi merupakan penyerang papan atas Jerman. Ia merupakan penyerang andalan Schalke 04. Jelang Piala Dunia 2006, ia optimis bisa berlaga di Piala Dunia. Bahkan sudah terbayang dalam pikirannya jika ia akan mengalahkan negara kelahirannya, Brasil, di partai puncak.
"Bermain di rumah sendiri akan membantu. Para suporter akan mendukung penuh," kata Kuranyi ketika diwawancarai UOLsport. "Targetnya jelas untuk menang di partai final. Menang di final mengalahkan Brasil, siapa yang bisa menduganya? Saya ingin mencetak gol. Itu akan sulit, khususnya untuk segala ingatan saya tentang Brasil, semua teman saya di sana. Tapi saya ingin menjadi juara."
Kuranyi memang lahir di Brasil. Pemain bernama lengkap Kevin Dennis Kuranyi ini lahir di kota yang sama dengan Ronaldo Nazario, Rio de Janeiro, pada 2 Maret 1982. Namun karena ayahnya yang berasal dari Jerman, ia memiliki pilihan untuk membela timnas Jerman. Apalagi ketika Kuranyi berusia 15 tahun sang ayah memutuskan untuk kembali ke Jerman.
Sebenarnya tak hanya Brasil dan Jerman, Hungaria dan Panama pun bisa dipilih Kuranyi jika ia mau. Hungaria berasal dari kewarganegaraan sang kakek, sementara Panama berasal dari ibunya. Namun karena bujukan Felix Magath, pelatihnya saat di Stuttgart, membuatnya memilih Jerman.
"Saya saat itu berusia 19 tahun dan berada di tim muda Stuttgart. Felix Magath meyakinkan saya bahwa ia punya pilihan yang bagus. Ia berbicara pada keluaraga saya dan semuanya. Padahal saya sudah mengajukan proposal untuk membela Hungaria, karena kakek saya, dan untuk Panama dari ibu saya. Tapi akhirnya saya memilih Jerman," imbuh Kuranyi pada 2006.
Kemampuan Kuranyi cukup menarik perhatian publik Jerman kala itu. Penyerang legenda timnas Jerman, Rudi Völler, mengatakan bahwa Kuranyi memiliki kecepatan yang mumpuni meski bertubuh besar. Völler bahkan mengatakan bahwa pemain yang sempat berposisi sebagai libero saat di Brasil ini memiliki potensi yang sangat besar karena memiliki kemampuan teknik a la Brasil dan kecerdasan a la pemain Eropa.
Kembali pada persiapan Kuranyi jelang Piala Dunia 2006, meski ia optimis bermain di Piala Dunia, sebenarnya ia sedang dalam pemulihan cedera. Ia pun sadar memiliki banyak saingan di lini depan timnas Jerman. Hanya saja ia yakin pelatih timnas Jerman saat itu, Jürgen Klinsmann, akan memilihnya.
"[Miroslav] Klose sedang dalam bentuk permainan yang bagus, dan mencetak banyak gol. Saya pikir ia lebih unggul daripada yang lain. Tapi saya akan bersaing dengan pemain lain seperti [Lukas] Podolski, [Oliver] Neuville, dan rekan setim saya, [Gerald] Asamoah. Saya sedang tidak bagus, itu benar. Tapi saya harap saya bisa meningkat hingga Piala Dunia," tukas Kuranyi.
"Saya sangat percaya diri," tutur Kuranyi mengomentari hubungannya dengan Klinsmann. "Setelah debut, kami menang 3-0 di uji tanding yang ketiga golnya dicetak oleh saya. Ia [Klinsmann] yakin dengan permainan saya. Saya sempat berbicara banyak dengannya beberapa waktu lalu. Ia mengatakan jika saya kembali pulih, saya akan bermain di Piala Dunia. Saya pikir kesempatan untuk saya sangat besar."
Impian Kuranyi untuk bermain di Piala Dunia memang sangat besar saat itu. Bahkan ia rela menolak tawaran dari Olympique Lyon demi tetap bermai di Jerman, agar penampilannya terus terpantau oleh timnas Jerman. Piala Dunia benar-benar menjadi tujuan pemain yang menjadikan Romario sebagai sosok inspirasinya tersebut.
Tanda-tanda bagi Kuranyi untuk masuk skuat Piala Dunia pun terlihat. Ia bermain untuk timnas Jerman di Piala Konfederasi 2005. Ia juga masuk ke dalam skuat timnas Jerman B sebelum Piala Dunia digelar. Saat itu Jerman memang begitu serius menghadapi Piala Dunia yang rencananya akan diselenggarakan di 12 kota Jerman.
Para pemain dari skuat tim B ini sangat berpotensi besar masuk ke skuat utama timnas Jerman yang gagal total pada Piala Eropa 2000. Skuat tim B ini diisi oleh pemain-pemain muda yang memang disiapkan untuk Piala Dunia 2006.
Akan tetapi kenyataan yang harus dihadapi Kuranyi tak seperti yang ia harapkan. Dari skuat tim B, hanya empat pemain saja yang dipilih Klinsmann. Mereka adalah Tim Borowski, Arne Friedrich, Mike Hanke, dan Timo Hildebrand. Kuranyi, bersama penyerang tim B lain seperti Stefan Kiessling dan Mario Gomez, kalah saing oleh Podolski, Neuville, Hanke, Asamoah dan Klose. Kuranyi di-PHP-in Klinsmann.
Kuranyi sangat kecewa dengan keputusan Klinsmann tersebut. Apalagi isu yang mencuat saat itu adalah Klinsmann menyebutkan secara langsung bahwa ia tidak menyukai Kuranyi karena kerap bermain egois dan tidak cocok dengan strateginya. Meski Klinsmann menampik hal tersebut, namun media Jerman menyebutkan jika Kuranyi langsung tak memiliki hubungan yang baik dengan Klinsmann. Bahkan setelah Piala Dunia pun Kuranyi tak lagi menjadi pilihan Klinsmann, padahal Kuranyi begitu yakin dengan hubungannya bersama Klinsmann sebelum Piala Dunia bergulir.
Akan tetapi kegagalan Jerman di Piala Dunia 2006 membukakan harapan baru bagi kariernya. Joachim Löw, pelatih yang menggantikan Klinsmann, memanggilnya untuk babak kualifikasi Piala Eropa 2008. Saat menjalani laga comeback saat Jerman menghadapi Swiss, atau 15 bulan setelah terakhir kali ia membela Jerman, Kuranyi pun langsung mencetak gol. Ia pun menargetkan untuk tampil di Piala Dunia 2010. Harapan baru muncul, terlebih ia mencatatkan 50 penampilan untuk timnas Jerman kala itu.
Namun lagi-lagi harapan Kuranyi tak terwujud. Kesempatan untuk bermain di Piala Dunia yang ia idam-idamkan sejak lama harus pupus setelah dirinya melakukan tindakan yang membuat Löw tak simpatik padanya. Saat itu Kuranyi tak masuk dalam daftar 18 pemain Jerman yang menghadapi Rusia di babak kualifikasi Piala Dunia 2010 sehingga hanya menonton dari bangku penonton. Beberapa sumber bahkan menyebutkan jika Kuranyi meninggalkan stadion setelah Podolski mencetak gol. Setelah itu, ia malah memutuskan tak lagi mengikuti pemusatan latihan.
"Saya tidak bisa menerima cara bereaksi Kevin. Di masa depan, saya tidak akan lagi menominasikannya untuk timnas," kata Löw pada DW Sport. "Saya bisa mengerti kekecewaannya, tapi reaksinya pada Sabtu malam sangat tidak dapat diterima atau dimengerti. Di timnas ada 20 pemain dan kami para pelatih memang harus mengambil keputusan sulit."
Jerman sebenarnya sempat coba menghubungi Kuranyi untuk kembali ke timnas. Namun upaya tersebut gagal. "Ini mengejutkan semua orang. Dari beberapa upaya, baik manajer tim yaitu Oliver Bierhoff ataupun saya tak bisa menghubunginya," ujar Loew.
Sejak saat itu, Kuranyi tak lagi menjadi pilihan skuat timnas Jerman. Padahal saat itu usianya masih 26 tahun. Terlebih Loew masih memimpin timnas Jerman hingga saat ini. Impian Kuranyi untuk membawa Jerman juara Piala Dunia, bahkan untuk bermain di ajang paling bergengsi di sepakbola tersebut, tidak pernah terwujud. Karunya (kasihan) Kuranyi....
Komentar