Pada Agustus 2012, Borja Valero dan Gonzalo Rodriguez resmi menjadi pemain Fiorenetina. Kedua pemain ini diperkenalkan secara identik karena Valero berkepala plontos, sementara Gonzalo berambut gondrong yang menjadi stereotipe pesepakbola Argentina. Kedua pemain itu direkrut dari Villarreal yang terdegradasi pada akhir musim La Liga 2011/2012.
Kedatangan dua pemain tersebut langsung menjadi pemain penting Fiorentina yang dilatih Vincenzo Montella saat itu. Apalagi Gonzalo ditunjuk menjadi kapten pada musim lalu dan menjadi jimat nyata bagi Fiorentina. Sekarang merupakan musim kelimanya bersama kesebelasan berjuluk Viola tersebut. Ia sudah tampil 144 kali dan mencetak 21 gol. Dengan gaji yang relatif tinggi di Fiorentina, Gonzalo menjadi tokoh konstan di jantung pertahanan kesebelasannya. Ia memberikan perintah kepada orang-orang di sekelilingnya dengan tenang dan sempurna.
Gonzalo juga pemain yang nyaman ketika menguasai bola dan membawanya ke depan, menunjukkannya sebagai salah satu bek tengah modern yang memiliki kepercayaan diri cukup tinggi.
Ketika Gonzalo absen, tidak ada satu pun dari Carlos Salcedo, Nenad Tomovic, atau Sebastian de Maio yang bisa menggantikan peran Gonzalo soal kepemimpinan. Justru Carlos Sanchez yang sejatinya berposisi gelandang bertahan, terkadang dipaksakan menjadi bek tengah pada formasi tiga pemain belakang a la Paulo Sousa. Loyalitas dan komitmennya untuk kesebelasan seolah membuat hati Fiorentina dibaluti semen bertuliskan nama Gonzalo. Maka dari itu Gonzalo begitu dihormati di kalangan mereka.
Baca juga: Strategi Transfer Fiorentina Mengubah Watak Paulo Sousa
Pemain 32 tahun itu juga mempersembahkan hidupnya untuk Kota Florenze. Gonzalo menemukan tambatan cintanya pada perempuan dari anak penjual es krim. Kemudian sekarang ia sudah memiliki anak berusia satu tahun dari hasil pernikahannya. Faktor-faktor itulah yang membuatnya bisa menjadi figur pahlawan di Fiorentina.
Gonzalo pun terpilih ke dalam sebuah kesebelasan yang bermain untuk memperingati 90 tahun Fiorentina bersama dengan Gabriel Batistuta, Giancarlo Antognini, Manuel Rui Costa, dan lainnya. Gonzalo tidak ternilai bagi kesebelasan besutan Paulo Sousa tersebut, tapi kontraknya akan habis pada akhir musim ini dan Fiorentina sedang dalam bahaya serius karena bakal kehilangan kaptennya.
Pembicaraan kontraknya justru berhenti di pada November 2016. Sementara kesebelasan lain terus menggoda pemain bernomor punggung 2 tersebut. AC Milan, AS Roma, Internazionale Milan, Juventus, Sampdoria, Tottenham Hotspur, West Bromwich Albion, dan kesebelasan lainnya dikabarkan tertarik untuk memboyong Gonzalo. Padahal komentar-komentar dari agennya begitu memperlihatkan bahwa Gonzalo ingin bertahan. Ia pun tidak menuntut kenaikan gaji di Fiorentina. Namun sampai saat ini belum ada kesepakatan yang tercapai.
Justru Fiorentina ingin mengurangi gajinya sebesar 25 persen dengan perpanjangan kontrak satu tahun saja. Fiorentina seolah tidak belajar atas kepergian Manuel Pasqual yang menjabat kapten sebelumnya. Pasqual menjadi tidak memiliki pilihan lain kecuali pindah ke Empoli pada musim lalu. Tapi pada waktu itu, Fiorentina memiliki Marcos Alonso sebagai pengganti yang sepadan. Walau Pasqual dengan para pendukungnya menangis pada hari kepergiannya. Padahal Fiorentina memiliki simbol-simbol yang kuat di dalam sejarah mereka.
Para pendukung Fiorentina terus mencari ikon kesebelasan sepakbola mereka. Layaknya seperti patung singa bernama Marzocco yang berdiri di luar untuk menjaga Palazzo Vecchio, balai kota Firenze.
Sementara Gonzalo sudah seharusnya menjadi legenda di kota asal Renaissance tersebut. Jika keluarga Diego Della Valle, Presiden Fiorentina, tetap membiarkannya pergi karena ingin mengurangi gajinya, ada kemungkinan akan terjadi lagi banjir air mata untuk yang kesekian kali di Fiorentina pada musim panas nanti.
Sumber: Football-Italia, SB Nation.
Komentar