Tidak Stabilnya Pertahanan Membuat Semen Padang Kalah Atas Arema

Analisis

by Redaksi 33 26620

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tidak Stabilnya Pertahanan Membuat Semen Padang Kalah Atas Arema

Arema berhasil lolos ke babak final Piala Presiden 2017. Setelah kalah dari leg pertama babak semifinal di Stadion H. Agus Salim, Padang, mereka sukses membalaskan kekalahan di Padang dengan menang 5-2 atas Semen Padang di Stadion Kanjuruhan, Malang. Arema pun lolos ke babak final dengan total agregat 5-3.

Semen Padang unggul terlebih dahulu pada pertandingan ini dengan skor 0-2 lewat gol dari Marcel Silva Sacramento dan Vendry Mofu. Namun lima gol dari Cristian Gonzales membuat Semen Padang akhirnya harus mengakui keunggulan Arema dalam pertandingan kali ini.

Ada beberapa sebab yang membuat Kabau Sirah kalah dari Arema FC dalam pertandingan ini. Salah satu penyebab yang cukup mencolok adalah tidak stabilnya lini pertahanan Semen Padang dalam mengantisipasi serangan dari para penggawa Singo Edan.

***

Semen Padang memulai pertandingan dengan baik. Pada awal-awal babak pertama, para pemain tim Kabau Sirah menekan para pemain Arema dengan cukup baik. Menggunakan formasi dasar 4-2-3-1, pelatih Aji Santoso berusaha untuk melakukan apa yang mereka lakukan pada leg pertama, yaitu menekan lewat sayap.

Namun usaha Aji untuk menekan dari sayap menggunakan kemampuan dribel dari Nasir dan Esteban Vizcarra pada 20 menit pertama di babak pertama kerap kali kandas. Kandasnya serangan Arema ini dikarenakan oleh dimatikannya pengalir bola di lini tengah oleh para pemain Semen Padang, Fellipe Bertoldo.

Bertoldo yang ditempatkan sebagai gelandang serang di belakang Cristian Gonzales kerap ditekan oleh dua sampai tiga pemain Semen Padang ketika ia menguasai bola di area sepertiga lapangan akhir Semen Padang. Bukan hanya Bertoldo, Hanif Sjahbandi yang berperan sebagai gelandang box-to-box dalam pertandingan ini pun mendapatkan tekanan yang sama ketika ia memasuki area sepertiga lapangan akhir Semen Padang.

Pressing lini belakang Semen Padang di area sepertiga akhir memaksa Hanif mengumpan ke belakang. Akibat dari tekanan yang dilakukan oleh pemain Semen Padang ini, aliran bola menuju ke sayap pun sempat tidak jalan. Nasir dan Vizcarra lebih banyak menjemput bola lebih ke tengah, dan pergerakan mereka di sayap pun lebih mudah dihentikan Novan Setya maupun Boas Atururi karena Nasir dan Vizcarra bergerak dari area sayap tengah, bukan area sayap sepertiga akhir.

Pertahanan yang kuat ini membuat Semen Padang lebih lancar dalam mengalirkan serangan. Mereka bahkan sampai bisa mencetak dua gol lewat Marcel Silva Sacramento dan Vendry Mofu yang memanfaatkan ruang kosong di sayap yang ditinggalkan oleh para fullback Arema yang maju menyerang untuk memberikan tekanan lebih kepada pertahanan Semen Padang.

Tapi, alih-alih menjadi lebih stabil, pertahanan Semen Padang ini perlahan-lahan menjadi renggang memasuki pertengahan babak pertama sampai akhir pertandingan. Bermula dari dua gol yang dicetak oleh Cristian Gonzales, setelah itu mulai banyak ruang-ruang tercipta di tengah maupun di sayap yang bisa dimanfaatkan oleh Nasir (Dendi Santoso di babak kedua) dan Vizcarra.

Novan Setya Sasongko dan Boas Atururi yang mulai banyak membantu serangan dan telat turun, mulai renggangnya jarak antara Novriyanto dan Cassio de Jesus, serta penampilan M. Ridwan yang menurun dalam pertandingan ini (dua gol Arema tercipta akibat blunder Ridwan) membuat pertahanan Semen Padang yang awalnya stabil, menjadi bolong dan banyak ruang tercipta yang bisa dimanfaatkan oleh sosok Cristian Gonzales untuk mencetak lima gol.

Bahkan Nasir (yang digantikan Dendi Santoso) dan Vizcarra pun menjadi lebih sering melakukan pergerakan di sayap dan memberikan umpan-umpan ke arah kotak penalti. Inilah yang membuat pertahanan Semen Padang tertekan, dan akhirnya kebobolan sampai lima gol oleh kecerdikan Gonzales dalam mencari ruang dan menyelesaikan peluang.

***

Pertahanan Semen Padang yang tidak stabil ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Nil Maizar jelang bergulirnya Liga 1 kelak. Pertandingan perebutan tempat ketiga melawan Persib Bandung pada 12 Maret 2017 akan menjadi ajang eksperimen yang baik bagi Nil menguji kekuatan lini pertahanannya kembali setelah dikalahkan oleh Arema dengan skor 5-2.

Sedangkan bagi Arema, lolosnya mereka ke partai final Piala Presiden 2017 ini melebihi capaian mereka dalam ajang yang sama pada 2015 silam. Ketika itu, mereka dikandaskan oleh Sriwijaya FC pada babak semifinal dengan total agregat 3-2.

Komentar