Muncul kekhawatiran dari Jose Mourinho usai pengundian babak 16 besar Liga Eropa 2016/2017. Manchester United yang dilatihnya harus menghadapi Rostov di Stadion Olimp 2, Jumat (10/3). Kekhawatiran Mourinho sendiri disebabkan jauhnya jarak antara kota Manchester ke Rostov di Rusia yang harus menempuh 3.000 sampai 4.000 km lebih. Jarak itu dikhawatirkan bisa membuat skuatnya kelelahan. Apalagi United harus langsung bersiap menghadapi tuan rumah Chelsea tiga hari setelah melawan Rostov.
Tak sampai di situ, sebenarnya ada kekhawatiran lain di balik jauhnya jarak Manchester dengan Rostov. Pihak United mesti khawatir dengan situasi yang akan dihadapi sekitar 500 orang pendukungnya nanti. Memang United berkontribusi untuk para pendukungnya itu dengan cara membayar visa yang total mencapai 6.000 paun, namun mereka harus mewaspadai segala tindak kejahatan hooliganisme di Rostov. Apalagi kota tersebut sering terjadi kejahatan kecil maupun besar. Mulai dari perampokan dan pencurian yang marak di Rostov sampai ancaman terorisme. Maka dari itu para pendukung United ditakutkan menjadi sasaran kekerasan hooliganisme sepakbola di Rostov. Apalagi jika mengingat kekerasan hooliganisme yang dilakukan Ultras Rostov kepada para pendukung Inggris di Piala Eropa 2016 Prancis.
"Anda harus tetap waspada di tempat umum, termasuk lokasi wisata dan berdaerah ramai, terutama bila akses tidak terkontrol, misalnya acara terbuka, pertokoan dan transportasi utama," tulis Home Office bagian Luar Negeri dan Persemakmuran (FCO) Rusia untuk para pendukung United, seperti dikutip dari Manchester Evening News.
Baca juga: Ultras Thailand yang Selalu Memakan Buah Simalakama karena Flare
Pihak FCO juga menghimbau agar para pendukung United tidak melakukan perjalanan ke kawasan Chechnya, Ingushetia, Dagestan, Budyonnovsky, Levokumsky, Neftekumsky, Stepnovsky, Kursky, Stavropol Krai, maupun ke perbatasan Ukraina, demi keamanan. Sebab hampir di seluruh penjuru Rusia, para ultrasnya sedang mempersiapkan kekuatan kelompoknya. Bahkan seminggu sebelumnya pun muncul video Ultras Rusia yang sedang melakukan seleksi anggotanya di hutan. Begitu pun Ultras Rostov yang di dalam videonya menegaskan bahwa kekerasan sepakbola merupakan gaya hidupnya. Mereka juga menargetkan para pendukung Inggris tidak terkecuali United sebagai targetnya.
Ultras Rostov maupun kelompok lainnya di Rusia seolah ingin menunjukkan eksistensinya menjelang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Dan representasinya itu ingin ditunjukkan kepada para pendukung Inggris dari manapun yang dianggap sebagai lawan alamiahnya. Para pendukung Inggris dijadikan sasaran karena dianggap nenek moyang hooliganisme. Maka dari itu kedatangan para pendukung United begitu dinanti Ultras Rostov. Mereka mengatakan jika para pendukung dari Inggris harus bersiap dan menghitung seberapa banyak pantatnya akan ditendang. Dikatakannya bahwa perjalanan pertandingan sepakbola ke Rusia bukan untuk bersenang-senang.
Ultras Rostov juga menyindir para pendukung Inggris atau United yang akan datang ke Stadion Olimp 2 nanti. Mereka mengatakan bahwa para suporter Inggris bisa lari ke hutan yang berada di sebelah stadion atau lautan karena Rostov merupakan kota pelabuhan, namun hal itu tidak akan cukup untuk membuat mereka bisa bersembunyi dari Ultras Rostov yang sangat menanti kedatanagan para pendukung Inggris.
"Pada dasarnya mereka dapat melakukan apa saja yang ingin dilakukan. Untuk beberapa hal, itu (Piala Dunia) akan menjadi festival sepakbola. Tapi untuk orang lain, itu akan menjadi festival kekerasan," ujar salah satu anggota Ultras Rostov seperti dikutip dari The Sun.
Para Ultras Rostov terlihat serius untuk menyambut pendukung-pendukung United. Mereka merekam video begitu seriusnya berlatih di gym dan berlatih dengan keras. Tapi mereka juga mengatakan bahwa pertempuran dengan memukuli lawan yang sudah terkapar merupakan hal yang tidak masuk akal. Para Ultras Rusia ingin menjelaskan bagaimana mereka ingin menciptakan persepsi yang berbeda dari maskulinitas supoter di Rusia. Menjadi ultras di Rusia dianggap sebagai prajurit yang berjuang untuk keluarganya, tidak hanya duduk dan meminum minuman keras.
"Beberapa orang mengoleksi perangko atau mobil, beberapa juga bersepeda ke gunung. Tapi kami berjuang di bidang ini dan saya tidak melihat sesuatu hal yang buruk tentang ini. Saya pikir itu lebih baik daripada merokok, mabuk atau narkoba," katanya seperti dikutip dari 90 Mins.
Di sisi lain, para pendukung United pun cemas terhadap laga tandangnya ke Rostov. Seorang pendukung United bernama Swanson Tache menuliskan rasa kekhawatirannya dan katakutannya terhadap Ultras Rostov pada salah satu forum diskusi pendukung United bernama Red Cafe.
"Saya rasa para pendukung dibatasi reputasi Ultras Rostov. Mari kita berharap bahwa pertandingan itu akan sangat diawasi," tulisnya. "Hal sebenarnya yang ditakutkan di sana adalah Anda benar-benar tidak tahu bagaimana polisi akan melindungi fans United, seperti yang terlihat di Prancis."
Maka ada baiknya jika para pendukung United yang akan datang ke Rostov agar mewaspadai daerah-daerah yang dianggap tidak aman. Hanya saja Ultras Rostov pasti akan memburu para pendukung United ke seluruh penjuru kota. Pilihan para pendukung United yang dikenal dengan aksi hooliganismenya pun tinggal memilih, apakah harus lari ke hutan atau ke lautan, atau tidak diam dan melawan. Tapi mereka juga harus mengukur seberapa jauh mereka bisa melawan seperti yang dialami para pendukung Inggris umumnya saat menghadapi Ultras Rusia di Marseille pada tahun lalu.
Sumber lain: Daily Mail, Mirror
Komentar