Akar AC Milan yang akan Menjadi Pohon Besar

Cerita

by Randy Aprialdi 79587

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Akar AC Milan yang akan Menjadi Pohon Besar

Vincenzo Montella sedang membangunkan AC Milan sebagai raksasa yang tertidur. Upayanya itu sudah ditunjukkan sejak awal musim Serie-A 2016/2017 melalui pertahanan yang kuat dan hasil pertandingan pun sesuai dengan permainan indah di lapangan, ditambah dengan para pemain muda yang tampil impresif. Kesuksesan Gianluigi Donnarumma dan Manuel Locatelli memungkinkan Montella bisa mencoba lebih banyak memakai bakat muda.

Alessandro Plizzari, Mattia El Hilali dan Raul Zucchetti yang berusia di bawah 20 tahun pun sempat dimasukkan ke dalam skuat menghadapi Lazio, walau skenario masa depan mereka belum jelas seperti Davide Calabria. Tapi setidaknya, Montella bisa membantu mengembangkan masa depan pemain-pemain tersebut agar bisa hidup di Serie-A jika menggunakan sumber daya akademi kesebelasannya. Faktor-faktor itu merupakan salah satu penyebab Montella mendapatkan banjir pujian yang semakin deras selain sempat membawa Milan kembali ke tiga besar dengan daya sumber pemain yang sangat terbatas.

Sebetulnya Milan menjalankan hasil investasi dari pemilik klub dengan buruk. Salah satunya yaitu masih belum ada penjelasan tentang transfer Jose Sosa dari Besiktas yang harus sampai memakan uang 8 juta euro. Permainan gelandang 31 tahun itu sering menciptakan jarak besar antar lini dan akurasi operannya cuma 80 persen. Akurasi itu merupakan paling rendah di antara gelandang Milan yang lainnya.

Sosa pun lebih sering mendapatkan kartu akibat pelanggaran-pelanggaran yang dirasa tidak perlu. Pemain asal Argentina itu sudah mengoleksi lima kartu kuning dan dua kartu merah dari 13 pertandingannya. Publik Stadion San Siro pun lebih mengharapkan Andrea Poli (musim lalu tidak kalah buruk) yang lebih diberikan kesempatan di lini tengah dan cederanya diharapkan cepat sembuh.

Sosa baru terlihat mengerikan ketika diturunkan sejak menit 53 ketika melawan Lazio. Ia menjadi inspirasi Milan dengan membantu Suso untuk mencetak gol pada menit 85. Sosa berbeda dengan Gerard Deulofeu yang tampil impresif walau baru direkrut pada Januari lalu. Tapi Deulofeu hanya pemain pinjaman dari Everton tanpa klausul pembelian. Begitu pun dengan Mario Pasalic dari Chelsea.

Milan memang tidak bisa berbuat banyak terhadap nasib para pemain pinjamannya karena menunggu hasil pengambilalihan klub oleh investor asal Cina. Tapi setidaknya strategi transfer era Montella perlahan menuai hasil. Sosa perlahan membawa angin positif baru-baru ini, selain hanya perekrutan Gianluca Lapadula untuk dijadikan pelapis Carlos Bacca yang sejauh ini bisa dikatakan memuaskan. Namun situasi skuat Milan saat ini sempat membuat harapan para pendukungnya semakin setipis kertas.

Hal itu disebabkan kurang mendukungnya faktor kebugaran di kesebelasan berjuluk I Rossoneri tersebut. Rentan cederanya Mattia De Sciglio serta kehilangan Giancomo Bonaventura dan Luca Antonelli adalah pukulan bagi Milan. Alessio Romagnoli bersama Gabriel Paletta adalah kunci untuk membangun tembok besi di depan gawang Donnarumma. Tanpa keduanya ditambah dengan cedera De Sciglio dan Antonelli, Milan harus menghadapi Lazio dengan mengandalkan duet Cristian Zapata dan Gustavo Gomez.

Ketersediaan lini belakang seperti itu, pertahanan Milan mengalami kesulitan meredam serangan Lazio yang sanggup melepaskan percobaan tembakan. Beruntung Gianluigi Donnarumma bermain gemilang sehingga Lazio cuma sanggup menyarangkan satu gol saja. Susy Campanale, blogger dari Football-Italia, menganggap situasi pertahanan Milan saat itu hanya mampu menghadapi Spezia dari Serie-B. Keseriusan Milan untuk menjadi kontestan ke Eropa pun dipertanyakan ketika melawan Lazio yang sama-sama ingin bermain di kompetisi tersebut untuk musim depan.

Sebelum melawan Lazio, Milan cuma mendapatkan poin tiga poin dari lima pertandingan. Hasil itu yang membuat Milan diperpanas rumor bahwa Silvio Berlusconi yang tidak sabaran itu tidak suka dengan taktik Montella. Kabar tersebut membuat rumor kepindahan Montella dan penjualan Bacca ke Tiongkok muncul kembali. Pada waktu itu juga hubungan Montella dengan Bacca tidak harmonis karena soal menit bermain. Tapi Montella, meski diragukan Berlusconi, terus menunjukkan sikap tidak menyerah untuk terus berjuang melawan kesulitan.

Sikap itu pun diperlihatkan ketika Milan menemukan kembali kemenangan ketika bertemu Bologna (sebelum bertandang ke Lazio) hanya dengan sembilan pemain, menunjukkan bahwa Montella tidak menyerah untuk terus berjuang melawan kesulitan. Kemudian Milan tidak terkalahkan pada lima pertandingan selanjutnya. Hasil-hasil itu merepresentasikan bahwa Ignazio Abate dkk. tetap ingin meraih prestasi yang besar.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Komentar