Intensitas di tribun belakang gawang Spartak Moscow hampir bisa dirasakan Stadion Otkrytiye Arena. Dari kejauhan, mereka tampak seperti goyangan gelombang karena melompat-lompat. Koreografi, bendera raksasa yang memiliki lambang, dan pesan tertentu dibentangkan di tribun. Seperti bendera raksasa bertulis "Satu untuk semua, satu untuk satu". Sebagian dari mereka mengangkat spanduk kecil dan syal-syal di tangannya. Koreografi itu membuat hanya sedikit bagian tubuh mereka yang bisa dilihat. Dari tempat itu juga meledak suara "Sparrrrrr-Tak!".
Kemudian ada ledakan keras diikuti warna merah terang dari red flare (suar). Pemandangan pun menjadi buram karena asap mengelilingi stadion. Koreografi ini juga termasuk yang dilakukan mereka ketika menghadapi Lokomotiv Moscow pada Sabtu (18/3) lalu. Ultras Spartak memasang bendera raksasa bertulis "Blah Blah Channel" dengan gambar seorang memakai balaclava (penutup muka) membawa pedang dari televisi siaran BBC. Pria di dari televisi itu membawa sebilah pedang hendak menikam seorang ultras yang memegangi syal. Rupanya koreografi itu merupakan sindiran kepada media BBC yang membuat film dokumenter tentang Ultras Rostov yang merepresentasikan Ultras Rusia kepada dunia.
Biasanya, koreografi-koreografi dan warna merah merona itu diciptakan Ultras Spartak bernama Fratria, kelompok besar selain Clock Work Oranges, Flint`s Crew, Gladioator, Mad Butchers, West End, Young Crew, dan lainnya. Ultras-ultras Spartak itu dikenal sebagai kelompok yang terorganisir, kuat, progresif dan paling berpengalaman soal perkelahian antara suporter.
Namun, yang sedang naik daun belakangan ini adalah Fratria, kelompok yang didirikan pada 28 Oktober 2005 di sebuah pub dari Moscow. Dibentuknya Fratria awalnya cuma hitungan jari karena ada kelompok yang merasa perlu untuk meningkatkan dukungan kepada Sparta. Pada waktu itu, Fratria merasa dukungan nyata dari kelompok lain kepada Sparta perlu ditingkatkan lagi, terutama ketika partai tandang.
Sebetulnya perjalanan tandang sudah dilakukan sejak 1970-an, namun saat itu masih belum ada pergerakan terorganisir. Yang ada pada waktu itu adalah sebuah pertemuan besar dari pendukung-pendukung Sparta yang melakukan perjalanannya sendiri. Kemudian Fratria mencoba untuk mengatur suatu kelompok yang lebih terorganisir. Fratria memulainya dengan perjalanan tandang secara bersama-sama.
"Mereka mengambil inisiatif karena pendukung itu tidak ada satupun yang terpusat. Memutuskan untuk membuat organisasi sendiri. Tidak hanya memberikan dukungan, tapi mengekspresikan pendapat, membela hak-hak pendukung sepakbola sejati," ujar Pavel, pimpinan Fratria pada sesi wawancaranya yang dikutip dari These Football Times.
Pavel adalah pria yang khas di tribun dengan pengeras suara di tangannya yang kekar, bahkan untuk sekadar berjabat tangan dengan Daniel Amstrong dari These Football Times sekalipun. Pavel mengaku sudah mengikuti Sparta sejak 21 tahun yang lalu. Spartak bukan hanya kesebelasan Rusia pertama yang melakukan perjalanan ke laga tandang dengan dukungan penuh, namun Spartak juga diklaim sebagai kesebelasan sepakbola pertama yang didukung secara umum sejak zaman Uni Soviet.
"Ini secara resmi diakui bahwa pada tahun 1972 mereka menjadi fans pertama yang mulai berpergian ke hampir semua kota untuk mendukung. Spartak adalah bagian terbaik di Rusia pada waktu itu, mewakili rakyat Rusia, orang-orang kesebelasan," tegas Pavel.
Nama Fratria sendiri berarti "persaudaraan" dalam Bahasa Yunani. Pengambilan Bahasa Yunani itu karena hubungan dekat antara Ultras Spartak pada umumnya dengan Ultras Olympiakos. Ultras Spartak juga pada umumnya menjalin hubungan baik dengan Ultras Crvena Zvezda dan Red Star Belgrade (Serbia), Lech Poznan (Polandia), dan masih dari Liga Rusia yaitu FC Rostov serta Torpedo Moscow. Namun, afiliasi yang paling kuat dibangun dengan Ultras Red Star karena kesebelasan mereka sama-sama menggunakan warna merah dan sama-sama meyakini kristen ortodoks.
Pavel pun menjelaskan jika persahabatan antara suporter Rusia dan Serbia itu wajar. Hubungan baik antara Spartak dengan Red Star diibaratkan sebagai representasi dukungan antar negara.
Pavel membocorkan bahwa beberapa orang Ultras Rusia sering ikut mendukung langsung Serbia ketika melakoni pertandingan internasional, salah satunya pada Piala Dunia 2016. Begitu pun sebaliknya dengan Ultras Serbia. Beberapa di antaranya ikut mendukung Rusia ketika Piala Eropa 2016.
"Secara politis, kita cenderung mendukung Serbia sebagai saudara kami. Mereka satu-satunya pengecualian karena berbagai pandangan dan masalah yang sama. Seperti politik, kami memiliki banyak orang, semakin banyak juga yang berpendapat," beber Pavel. Sementara rival terbesar Ultras Spartak yaitu tiga kesebelasan lain pada Derby Moscow, yaitu CSKA Moscow, Dynamo Moscow, dan Lokomotiv Moscow.
Permusuhan Spartak dengan CSKA menjadi yang paling kental. Bisa dibilang pertandingan antara CSKA dengan Spartak merupakan derby utama di Rusia. Tidak peduli di manapun peringkat di klasemen, pertandingan tersebut akan selalu menarik. Bahkan persiapan sudah dilakukan beberapa bulan sebelum pertandingan dimulai.
Namun, ada pula yang bisa menyatukan karena tahu bahwa mereka adalah Rusia. Salah satu momen kedua kubu itu berdiri bersama-sama yaitu ketika 24 Maret untuk memperingati pengeboman NATO di Yugoslavia. Mereka berdiri bersama-sama melakukan peringatan dan protes kepada kedutaan besar Amerika Serikat di Moscow. Dan Moscow merupakan sarang ultras yang menakutkan di Rusia, ditambah dengan Zenit St Petersburg yang juga merupakan musuh Ultras Spartak.
Lalu, mengapa Moscow menjadi sarang ultras terbesar di Rusia? Hal itu karena Moscow adalah kota yang berpopulasi terbesar di Rusia sebanyak 12.000.000 jiwa (terbanyak kedua: Saint Petersburg). Mereka begitu bangga kepada sejarah, arsitektur, dan keindahan Moscow yang dianggap sebagai kota terbesar di dunia. Bagi mereka, Moscow adalah Kota Pahlawan karena apa yang terjadi ketika Perang Dunia II. Dan di dalam kata mereka: Moscow adalah kota terbaik di dunia! Terpenting adalah etos kehidupan masyarakat ibu kota yang selalu ingin menjadi terbaik di bidangnya masing-masing, termasuk hooliganisme yang harus dijaga di level tertinggi pada setiap aksinya.
Komentar