Akankah Ezra Walian Menjadi Penyerang Masa Depan Indonesia?

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi 127118

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Akankah Ezra Walian Menjadi Penyerang Masa Depan Indonesia?

Ezra Walian memasuki babak baru dalam hidupnya. Lahir, besar, dan menjalani karier di Belanda, ia lebih memilih untuk membela tim nasional Indonesia meski ia sempat membela timnas junior Belanda. Pada Selasa (21/03/2017), Ezra menjalani debutnya untuk timnas Indonesia yang menghadapi Myanmar dalam laga uji tanding.

Ezra bermain selama 45 menit pada laga ini. Ia menjadi pengganti Ahmad Nur Hardianto, pencetak satu-satunya gol Indonesia yang kalah 1-3 dari Myanmar. Ezra sendiri baru dua hari bergabung dengan timnas karena sempat menunggu proses naturalisasinya yang baru rampung sehari sebelum melawan Myanmar digelar.

Dalam 45 menit, Ezra tampak berusaha membuktikan diri bahwa ia memiliki kualitas di atas rata-rata para pemain Indonesia. Dan itu cukup terlihat dengan upaya kerasnya untuk mendapatkan bola, apalagi supply dari lini tengah Indonesia tak begitu baik. Namun setidaknya, dua dari tiga peluang yang dimiliki Indonesia diciptakan oleh pemain kelahiran 22 Oktober 1997 ini.

Nama Ezra Walian sendiri sudah terus menggaung sejak awal 2017. Dengan debutnya kemarin, harapan pada Ezra untuk menjadi penyerang masa depan Indonesia mulai dipikulnya. Karena saat ini, timnas Indonesia sedang krisis penyerang sejak era Bambang Pamungkas berakhir.

Bukan Target Man

Jika kita melihat penyerang-penyerang timnas Indonesia, mayoritas mereka memerankan target man. Apalagi saat ini formasi dengan penyerang tunggal mulai populer. Namun, hanya sedikit penyerang bertipe target man di Indonesia. Kesulitannya Indonesia memiliki target man terlihat dengan dinaturalisasinya Cristian Gonzales, Sergio Van Dijk, hingga John van Beukering.

Ezra Walian sendiri bukanlah penyerang tipikal target man seperti nama-nama di atas. Meski memiliki tinggi 185 cm, ia merupakan pemain yang unggul dalam kecepatan dan lebih mengedepankan teknik. Jika melihat cuplikan video aksi-aksinya bersama kesebelasan yang ia bela saat ini, Jong Ajax, Ezra kerap bermain melebar dan menunjukkan aksi-aksi individunya untuk melewati penjagaan lawan.

Pada laga debutnya pun Ezra cukup aktif dalam bergerak, tidak hanya menanti bola di kotak penalti atau di area depan kotak penalti. Ia juga tak menjadi tembok atau pemantul bagi para pemain sayap. Pergerakannya sangat mobile bahkan rajin turun menjemput bola, termasuk menciptakan peluang dengan berusaha melewati penjagaan pemain dengan menggiring bola.

Jika mengacu pada game Football Manager 2017, permainan simulasi virtual yang terkenal dengan scouting jempolan, Ezra memang bukan spesialisasi target man. Ia dilabeli sebagai pemain yang fasih memerankan advanced forward (AF). Seorang advanced forward cenderung lebih aktif dari segi pergerakan ketimbang target man. Area bermainnya lebih luas dari target man. Ia juga lebih banyak menggiring bola ketimbang poacher.

Selain penyelesaian akhir, atribut yang diberikan tim pemandu bakat FM pun menonjolkan Ezra pada kemampuan menggiring bola, determination, dan acceleration. Selain itu, ia juga dianggap bisa bermain sebagai winger dan gelandang serang. Di mayoritas liga sepakbola di Eropa, pemain bertipikal seperti ini contohnya adalah Fernando Torres, Antoine Griezmann, Andrea Belotti, hingga Luis Suarez.

Penyerang bertipikal seperti ini tidak mengandalkan winger-winger yang harus terus memanjakannya. Namun gelandang tengah-lah yang harus jeli melihat posisi dan pergerakannya. Ketika menguasai bola, skill individunya bisa menciptakan peluang bagi dirinya sendiri.

Nilai Kontraknya Terbilang Murah untuk Kesebelasan Indonesia

Memilih timnas Indonesia, berarti Ezra Walian menanggalkan kewarganegaraan Belanda-nya. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memang tidak memperkenankan seseorang memiliki dua paspor. Maka dengan hanya memiliki paspor Indonesia, Ezra kini berstatus pemain non Uni Eropa.

Bersambung ke halaman dua

Komentar