Pintu keluar untuk Mamadou Sakho sudah keluar sejak Oktober 2016 silam. Akhirnya pintu keluar itu membawanya menuju Crystal Palace pada bursa transfer musim dingin Januari 2017. Keputusan yang belum berdampak apapun bagi Liverpool, ketika itu. Tapi saat ini, The Reds tampaknya akan cukup menyesal melepas Sakho.
Mamadou Sakho sebenarnya tampil cukup brilian bersama The Reds pada musim 2015/2016. Ia mampu mengantarkan Liverpool menggapai dua final sekaligus (Liga Europa dan EFL Cup), walau pada akhirnya harus puas hanya menjadi runner up. Ia adalah bagian penting dari lini pertahanan Liverpool ketika itu.
Namun, disinyalir karena tindakan indisplinernya pada laga pramusim, akhirnya membuat manajer Liverpool, Jürgen Klopp, merasa jengah. Saat itu, Klopp yang sudah kesal pun memulangkan Sakho lebih cepat ke Inggris, kala skuat The Reds menjalani pramusim di Amerika Serikat.
“Itu (dipulangkannya Sakho) bukan suatu masalah yang besar. Dia saya pulangkan karena tertinggal pesawat terbang, telat menghadiri sesi pertemuan dan saat makan,” ujar Klopp seperti dikutip The Guardian. “Tugas saya di sini adalah membentuk suatu tim. Dan saya pikir memulangkan Sakho ke Liverpool adalah hal yang masuk akal.”
Cerita Sakho pun menjadi sebuah kesedihan tersendiri di Liverpool. Akhirnya, setelah melalui pergulatan panjang, pada bursa transfer musim dingin 2017, Sakho pun resmi dipinjamkan ke Crsytal Palace. Peminjaman yang Sakho sebut sebagai awalnya memulai kehidupan yang baru, setelah mengalami masa-masa suram di Liverpool.
“Sekarang ini adalah lembaran baru bagi saya,” ujar Sakho seperti dikutip oleh Sky Sports. “Ketika saya mempunyai seragam baru, saya selalu memberikan yang terbaik.”
"Yang paling penting bagi saya adalah kami harus mencoba untuk memenangkan banyak pertandingan dan saya tahu kami memiliki skuat yang bagus, saya punya beberapa teman di sini dan mereka menelepon saya malam ini, seperti Christian Benteke," tambahnya.
Perlahan, mantan pemain Paris-Saint Germain itu pun mulai menunjukkan tajinya. Sempat tidak bermain dalam beberapa laga, per laga lawan Middlesbrough pada 25 Februari 2017, Sakho mulai bermain dengan Crystal Palace. Sampai awal April 2017, tercatat ia sudah memainkan empat pertandingan bersama Palace.
Hasilnya? tim yang bermarkas di Selhust Park ini pun sukses meraup kemenangan dari empat laga tersebut dan hanya kebobolan satu angka saja. Kemenangan terakhir bahkan mereka catatkan di kandang Chelsea. Catatan yang impresif untuk Sakho sekaligus membawa kebangkitan tersendiri bagi Palace.
Tunggu, lalu bagaimana dengan Liverpool?
Sejak awal 2017, Liverpool kerap mengalami masalah di lini pertahanan. Ketiadaan bek tengah mumpuni membuat mereka kerap kebobolan cukup banyak gol, yang beberapa di antaranya menjadi penyebab kekalahan The Reds. Total dari lima pertandingan terakhir saja, walau empat dari pertandingan tersebut berakhir dengan kemenangan untuk Liverpool, tim yang bermarkas di Anfield ini harus rela gawangnya dijebol tujuh kali. Tujuh kali kebobolan dari lima pertandingan, catatan yang riskan untuk The Reds.
Mulai moncernya penampilan Sakho dan masih buruknya lini pertahanan Liverpool, timbul pertanyaan, apakah Liverpool menyesali kepergian Sakho ke Palace? Apalagi Ragnar Klavan, Joel Matip, Dejan Lovren, dan bahkan Lucas Leiva tidak kunjung memberikan penampilan yang apik.
Dengan status pinjaman yang ia dapat sekarang di Palace, jika ia bisa terus tampil bagus bukan tidak mungkin Klopp akan merekrutnya kembali di musim depan. Tapi dengan segala yang pernah terjadi antara Sakho dan Klopp, hal itu cukup sulit terulang.
foto: @Squawka
Komentar