Pada Kamis (6/4/2017), Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) mengumumkan tiga pemain yang terlibat kasus pengaturan skor di Liga Primer Malaysia. Ternyata, salah satu dari tiga pemain tersebut adalah pemain yang pernah membela Persija Jakarta.
Selama beberapa tahun ke belakang, sepakbola Malaysia memang kerap dihantui dengan kasus pengaturan skor. Pada 1994 silam, kasus pengaturan skor terparah di Malaysia terjadi. Kasus ini mengakibatkan 21 pemain dan 21 pelatih dipecat oleh kesebelasannya masing-masing, serta 58 pemain menerima hukuman dari pihak berwenang.
Kasus pengaturan skor di Malaysia berlanjut pada 1999, 2012, dan 2016 silam. Hukuman yang diterima oleh pelakunya pun berbeda-beda, mulai dari dipenjara, dihukum, dipecat, bahkan sampai ada yang dilarang beraktivitas di dunia sepakbola seumur hidup. Namun hal itu ternyata tidak membuat jera para pelakunya.
Kesebelasan Malaysian Indian Football Association (MIFA atau biasa disebut MISC-MIFA), salah satu kesebelasan yang berkompetisi di Liga Primer Malaysia, melaporkan kepada MACC, badan yang menangani kasus korupsi di Malaysia, bahwa ada dugaan tiga pemain yang membela kesebelasan mereka terlibat kasus pengaturan skor. Tiga pemain itu masing-masing satu bek, satu pemain tengah, dan satu penjaga gawang.
Kecurigaan ini muncul akibat dari kekalahan dalam enam pertandingan berturut-turut yang diderita oleh MISC-MIFA dalam sembilan pertandingan terakhir yang mereka jalani. Bahkan dalam dua pertandingan melawan Serawak FA dan UiTM FC, mereka menderita kekalahan yang cukup mencolok, yaitu 3-6 dan 1-7.
"Kami sadar bahwa ada beberapa pemain dari kesebelasan yang terlibat kasus pengaturan skor karena dipengaruhi oleh pihak-pihak dari luar. Sebagai kesebelasan yang transparan dan berintegritas, kami tidak mengampuni segala tindakan yang berbau tidak sportif, curang, yang berlawanan dengan nilai-nilai integritas dan transparansi yang kami junjung," ujar Datuk T. Mohan, Presiden MIFA, seperti dilansir Straits Times.
Ketiga pemain yang dihukum tersebut adalah Mohd Khairrul Izzuwan Saari, S. Harivarman, dan Alan Aciar. Yang membikin heboh, terutama masyarakat Indonesia, adalah nama terakhir. Alan Aciar adalah pemain yang pernah membela Persija pada 2015 silam. Aciar datang ke MISC-MIFA pada awal musim 2016/2017 bersama pemain asal Indonesia, Steven Imbiri, dan dikontrak untuk durasi satu tahun. Alih-alih memberikan prestasi, ia malah terlibat kasus pengaturan skor di kesebelasan MISC-MIFA.
Akibat keterlibatannya ini, Aciar bersama dua pemain yang lain pun harus mendekam selama tujuh hari di MACC untuk kepentingan penyelidikan. Dugaan sementara MACC, ketiga pemain ini menerima uang sekira 10 ribu sampai 30 juta ringgit (Rp 30 juta sampai Rp 90 juta) untuk memengaruhi hasil pertandingan MISC-MIFA.
foto: fourthofficial.com
(sf)
Komentar