Setelah menjuarai Piala Gubernur Kaltim 2016, Pusamania Borneo FC (PBFC) melakukan dobrakan selanjutnya di Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016. PBFC yang notabene kesebelasan promosi dari Divisi Utama 2014 tersebut, mampu bertengger di peringkat sembilan klasemen akhir ISC A 2016. Tentu posisi tersebut adalah prestasi yang baik dipersembahkan dari Dragan Djukanovic selaku pelatihnya. Berada di papan tengah, memacu PBFC agar berada di posisi lebih baik lagi pada Liga 1 2017 yang dimulai 15 April mendatang.
Namun jelang Liga 1, PBFC ditinggal beberapa pemainnya yaitu Arpani, Edilson Tavares, Jad Nouredinne, Jefri Kurniawan, Pedro Javier, Sandi Sute dan Zulkifli Syukur. PBFC pun menambalnya dengan mendatangkan Abdul Rahman, Asri Akbar, Helder Lobato, Kunihiro Yamashita, Patrich Wanggai, Zulvin Zamrun dan lainnya. Apalagi nama-nama pemain baru tersebut bukanlah pemain sembarangan.
Keberadaan Helder sudah cukup bagi PBFC untuk menolak tawaran marquee player sekelas Lucio. Kehilangan Pedro atau Edilson pun tidak terlalu mengkhawatirkan karena PBFC baru merekrut penyerang marquee player bernama Shane Edward Smeltz dari Wellington Phoenix. Shane merupakan penyerang dengan gol terbanyak kedua untuk timnas Selandia baru. Namun penyerang berusia 35 tahun ini sudah paham iklim sepakbola Asia Tenggara karena pernah memperkuat Kedah FA. Sebelumnya, ia adalah pemain yang malang melintang di Liga Australia dan pernah memperkuat AFC Wimbeldon di Inggris.
Begitu pun dengan keberadaan Yamashita yang membuat lini pertahanan PBFC semakin kuat. Buktinya, ia tampil gemilang selama Piala Presiden 2017 dan berhasil membantu PBFC mencapai final. Tentu keberadaan-keberadaan pemain asing tersebut membuat PBFC tidak merasa kehilangan Jad, Edilson maupun Pedro. Ditambah dengan pemain-pemain berpengalaman di Liga Indonesia seperti Abdul, Asri, Patrich dan Zulvin, semakin membuat PBFC semakin percaya diri menghadapi Liga 1.
Para pemain baru itu justru memperkuat PBFC yang tidak terlalu banyak ditinggalkan pemain-pemain pentingnya. Sebab Gerald Pangkali, Flavio Junior, Lerby Eliandry dan lainnya masih tetap bertahan di PBFC untuk Liga 1. Bayangkan, jika kesebelasan yang mayoritas pelapis saja PBFC sudah bisa menjadi juara dua Piala Presiden walau cuma ajang pra musim, lalu bagaimana dengan kekuatan mereka yang akan digabungkan pada Liga 1? Tentu PBFC musim ini adalah ancaman serius bagi kesebelasan-kesebelasan langganan papan atas di Indonesia.
Apalagi selain menambah pemain, PBFC juga memperkuat kekuatannya di sektor kepelatihan dengan mengontrak Vladimir Krucic sebagai pelatih fisik sekaligus analis performa kesebelasannya. Krucic merupakan pelatih fisik yang pernah bekerja di Atletico Madrid, Fiorentina, Internazionale Milan dan kesebelasan lainnya. Dengan kedatangan Krucic, para pemain PBFC akan semakin dituntut mengikuti pola permainan Serbia a la Dragan. Krucic dituntut membuat para pemain bisa memiliki fisik prima agar bisa mengikuti permainan dengan pressing seperti yang sering diperlihatkan PBFC selama dilatih Dragan.
Hanya saja belum ada pemain U23 yang menonjol di skuat berjuluk Pesut Etam tersebut. Sebab saat ini tidak ada pemain PBFC yang dipanggil Indonesia asuhan Luis Milla untuk menjalani SEA Games 2017 dengan mengandalkan pemain U22. Padahal PBFC memiliki akademi pembinaan U12 sampai U21 yang berencana bekerja sama dengan kesebelasan-kesebelasan besar Asia dan Amerika Latin. Sebetulnya pada saat ini pun PBFC memiliki sederet pemain muda seperti Amien Rais Ohorella, Muhammad Satriatama, Nadeo Argawinata, Rifal Lastori, Terens Puhiri, Wahyudi Hamisi dan lainnya.
Mungkin para pemain-pemain muda itu perlu diberikan kesempatan lebih banyak lagi agar tidak tersingkir sewaktu seleksi timnas. Padahal sebagian dari mereka sudah menunjukkan beberapa peningkatan pada ISC A maupun Piala Presiden, terutama Rifal dan Terens. Bayangkan jika mereka terus berkembang dan mampu menyatu dengan para pemain bintang saat ini, PBFC akan lebih dari sekadar kesebelasan Kuda Hitam seperti musim-musim sebelumnya.
Pemain Andalan: Lerby Eliandry
Jika ditanya siapa pemain yang terlihat paling total di lapangan ketika memperkuat PBFC, ia adalah Lerby. Penyerang 25 tahun itu merupakan putra asli Samarinda. Lahir di sana dan mengenyam pendidikan sepakbola di sana sejak kecil. Nama Lerby mulai mencuat ketika Indonesia menggelar QNB League 2015. Saat itu ia mencetak tiga gol dalam dua pertandingan Bali United Pusam (pada waktu itu Putra Samarinda pindah homebase) sebelum QNB League terhenti karena pembekuan PSSI oleh FIFA.
Kemudian Lerby semakin mentereng atas gol-golnya ketika memperkuat Bali pada beberapa turnamen dan kompetisi selama sepakbola Indonesia tengah membeku. Kemudian Lerby kembali ke tanah kelahirannya untuk memperkuat PBFC yang bisa berkiprah di ISC A 2016. Pada kompetisi itu ia mencetak enam gol dan satu asis dari 19 pertandingannya bersama PBFC. Waktu bermainnya itu cukup sedikit mengingat Lerby harus bersaing dengan Pedro dan Edilson.
Kendati demikian, Lerby tetap dipanggil Indonesia untuk mengarungi Piala AFF 2016. Lerby pun dua kali menjadi pilihan utama skuat besutan Alfred Riedl saat itu. Total, Lerby dimainkan lima kali dan mencetak satu gol. Tentu piala AFF memberikan pengalaman dan mental baru bagi Lerby untuk mencetak gol lebih banyak untuk PBFC pada Liga 1 nanti. Dragan pun yakin Lerby akan semakin produktif seiring berjalannya waktu.
"Saya yakin dia akan bersinar musim ini, dia adalah pemain muda yang mau bekerja keras, dia juga terus belajar dan dia sangat ambisius," ujarnya. "Saya pikir dia adalah salah satu penyerang terbaik Indonesia saat ini, dia punya ciri khas yang kuat, saya berharap dia bisa benar-benar maksimal musim ini," tambah Dragan seperti dikutip dari situs resmi PBFC.
Formasi dan Susunan Pemain
Komentar