Balada pencinta Serie-A awal 2000-an pasti mengenal penyerang fenomenal asal Korea Selatan bernama Ahn Jung Hwan. Pada giornata 31 Serie-A 2016/2017 ini pun ada pemain asal Korea yang mencetak sejarah. Tapi pemain itu bukanlah dari Korea Selatan, melainkan Korea Utara yang diwakili oleh Kwan-Song Han. Selain fenomenalnya Han, giornata 31 menjadi kebahagiaan bagi AC Milan dan Jose Callejon. Sementara kepedihan bisa dirasakan Andrea Mandorlini dan Internazionale Milan.
Angka 200 yang Sempurna Bagi Jose Callejon
Jose Callejon menjalani pertandingan ke-200 berbagai ajang bersama Napoli ketika menghadapi SS Lazio pada giornata 31 ini. Ia pun berhasil membuka keunggulan bagi kemenangan Napoli ketika laga memasuki menit 25. Gol Callejon merupakan pembuka kemenangan Napoli dengan skor 3-0 di Stadion Olimpico. Maka pada giornata 31 ini menjadi kesempurnaan bagi pemain asal Spanyol tersebut. Selain mencetak gol pembuka, kesebelasannya pun menang telak pada laga tandangnya.
Callejon sendiri dibeli dari Real Madrid pada 9 Juli 2013 dengan harga 10 juta euro. Pada debutnya di Serie-A pun Callejon langsung mencetak gol ke gawang Bologna sehingga memberikan Napoli kemenangan dengan skor 3-0. Dari 200 penampilannya untuk Napoli sampai saat ini, ia sudah mencetak 57 gol dan tidak pernah mengoleksi kurang dai 10 gol di setiap musimnya bersama kesebelasannya tersebut.
Cagliari Mencetak Sejarah Korea Utara di Italia
Cagliari yang bertindak sebagai tuan rumah justru harus kalah ketika menjamu Torino di Stadion Sant Elia dengan skor 3-2. Namun ada yang menarik pada pertandingan tersebut ketika Kwang-Song Han menjebol gawang Torino kawalan Joe Hart. Gol Han itu mencetak sejarah tersendiri sebagai pemain asal Korea Utara pertama yang mencetak gol di Serie-A. Sebelumnya Han mencatat sejarah sebagai pemain Korea Utara pertama yang bermain di Serie-A ketika melawan Palermo pada giornata sebelumnya.
Sebetulnya Han sendiri sudah berada di susunan pemain Cagliari sejak giornata 29. Kala itu Han berada di bangku cadangan kesebelasan besutan Massimo Rastelli ketika menghadapi Lazio. Sebelumnya ia merupakan pemain yang sedang trial di akademi Cagliari. Saat ini pun Han masih berusia 18 tahun dan bisa menjadi prospek masa depan Cagliari dan Korea Utara yang masuk ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan tersebut.
AC Milan Kembali Menang Besar
Sejak awal Desember 2016, kemenangan AC Milan didominasi dengan keunggulan satu angka saja. Hanya ketika melawan Chievo Verona pada 5 Maret lalu Milan bisa menang dengan selisih dua gol. Pada giornata 31 ini, ketajaman Milan terasah kembali setelah mengalahkan Palermo dengan skor 4-0. Empat gol tersebut dicetak Suso, Mario Pasalic, Carlos Bacca dan Gerard Deulofeu. Bagi Pasalic, gol ini merupakan yang kedua kalinya secara beruntun untuk Milan.
Sementara terakhir kali Bacca mencetak gol terjadi ketika melawan Juventus pada 11 Maret lalu. Sementara Deulofeu terakhir mencetak gol untuk Milan saat menghadapi Fiorentina 20 Februari. Suso lebih lama lagi berpuasa mencetak gol sejak menjebol gawang Lazio pada 14 Februari lalu. Sementara ketika menghadapi Palermo saat ini, Milan mengubah formasinya menjadi 4-2-3-1. Sebelumnya, Milan akrab dengan formasi 4-3-3 atau 3-4-3.
Kejutan Internazionale Milan
Kekalahan menyakitkan diterima Inter Milan pada giornata 31 ini. Mereka harus dikalahkan Crotone yang menghuni zona degradasi dengan skor 2-1. Kekalahan menyaktikan itu semakin memperkeruh situasi Inter yang belum menang pada dua laga Serie-A sebelumnya secara beruntun. Bahkan posisi Inter di peringkat enam klasemen sementara harus tergeser Milan yang notabene rival satu kotanya. Inter pun akan bertemu rival satu kotanya tersebut pada giornata selanjutnya.
Maka kekalahan Inter ini sungguh menjadi noda sebelum menghadapi derby Milan yang bertajuk della Madonnina itu. Dan kekalahan Inter, semakin melambungkan nama Diego Falcinelli. Dua golnya ke gawang Inter saat itu menambah koleksinya menjadi 11 gol. Penyerang Italia berusia 25 tahun itu juga mencetak gol pada laga Crotone sebelumnya. Dan Falcinelli merupakan pencetak gol terbanyak Crotone saat ini.
Andrea Mandorlini Terancam Dipecat
Posisi Andrea Mandorlini sebagai Pelatih Genoa kian di ujung tanduk. Kekalahan 3-0 dari Udinese merupakan poin hampa yang ke lima kalinya secera beruntun di Serie-A 2016/2017. Mandorlini sendiri ditunjuk menukangi Genoa pada 19 Februari lalu. Ia ditugaskan mengganti Ivan Juric yang dipecat kesebelasan berjuluk II Grifone tersebut. Tapi saat ini Mandorlini terancam dipecat atas kekalahan dalam lima partai Serie-A terakhir. Genoa pun masih terjebak di peringkat 16 klasemen sementara.
Digadang-gadang Genoa akan kembali memanggil Juric jika Mandorlini dipecat. Memang Juric sendiri belum melatih kesebelasan manapun sejak dipecat pada awal Februari lalu. Keberhasilan Djuric mempromosikan Crotone ke Serie-A 2016/2017, membuatnya dipercaya sebagai pelatih Genoa sepeninggal Gian Piero Gasperini ke Atalanta.
Komentar