Arema FC: Kesebelasan Malang yang Beruntung

Taktik

by Dex Glenniza 57191

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Arema FC: Kesebelasan Malang yang Beruntung

Membicarakan salah satu kesebelasan Indonesia yang diperhitungkan menjadi juara Liga 1 Indonesia, kita tidak bisa tidak membahas Arema FC. Sebelumnya, kesebelasan asal Malang ini berhasil menjadi juara Piala Presiden 2017 di pra-musim.

Banyak yang menilai jika kesebelasan asuhan Aji Santoso ini sudah semakin matang karena memiliki kombinasi pemain muda dan pemain senior yang seimbang.

Keseimbangan ini tidak mengejutkan, karena sebelum Liga 1 memutuskan menggunakan regulasi pemain U23 pun sebenarnya Aji sudah menjadi sosok pelatih yang peduli dengan pemain muda. Aji sendiri memiliki sekolah sepakbola Aji Santoso International Football Academy (ASIFA) di Malang yang berkonsentrasi mengembangkan pemain sepakbola berbakat sejak usia 12 sampai 16 tahun.

Hal tersebut yang membuat Arema menjadi salah satu kesebelasan yang memiliki pemain-pemain U23 yang menjanjikan, seperti Hanif Sjahbandi, Bagas Adi Nugroho, Nasir, Dio Permana, Junda Irawan, dan masih banyak lagi.

Beberapa pemain senior juga sudah siap membimbing mereka, seperti penyerang gaek kelahiran Uruguay yang sudah dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia, Cristian Gonzáles (berusia 40 tahun), kemudian juga ada Beny Wahyudi dan Ahmad Bustomi.

Coach Aji sebenarnya awalnya sempat diragukan banyak orang, termasuk oleh Aremania. Namun ia bisa membuktikan diri dengan menjuarai Trofeo Bhayangkara dan Piala Presiden 2017.

Melalui Aji, masa depan “Singo Edan” dan pemain-pemain muda mereka bisa dibilang sangat cerah. Mereka juga memiliki tradisi sebagai kesebelasan kuat di Indonesia meskipun terakhir kali menjuarai liga adalah pada 2009/2010 yang lalu, atau sudah sekitar tujuh tahun yang lalu.

Komposisi Skuat

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kesebelasan yang bermarkas di Kanjuruhan ini memiliki keseimbangan dalam komposisi pemain-pemain muda dan pemain-pemain senior, termasuk juga pemain asing.

Esteban Gabriel Vizcarra dipertahankan menjadi pemain asing Arema. Pemain berusia 31 tahun asal Argentina tersebut sudah bermain di Malang sejak 2015. Sementara manajemen Arema juga berhasil mendatangkan dua pemain asing pada awal tahun ini, yaitu Arthur Cunha da Rocha asal Brasil dan Jad Noureddine asal Lebanon.

Kehadiran tiga pemain asing ini bukan sembarangan, karena ketiganya dinilai akan menjadi pemain utama Arema sepanjang tahun ini. Vizcarra bisa dimainkan sebagai winger, Arthur sebagai bek tengah (menggantikan Hamka Hamzah yang pindah ke PSM Makassar), dan Noureddine sebagai gelandang bertahan.

Salah satu pemain muda mereka, Hanif, juga merupakan pemain muda yang paling menjanjikan. Produk akademi ASIFA milik Aji tersebut adalah pemain serba bisa yang bisa dimainkan sebagai gelandang maupun pemain bertahan. Kemudian Bagas, bek tengah berusia 20 tahun, sudah mendapat julukan sebagai stopper masa depan Indonesia.

Kepergian Raphael Maitimo mampu ditutupi oleh Adam Alis, yang didatangkan dari Barito Putera. Selanjutnya, ada nama-nama pemain lain yang berpengaruh seperti penjaga gawang Kurnia Meiga, kapten Johan Alfarizie, dan “El Loco” Gonzáles yang terus produktif di usianya yang sudah senja.

Pemain Andalan: Adam Alis

Arema adalah salah satu kesebelasan yang memiliki banyak pemain andalan. Gonzáles, Kurnia, Vizcarra, sampai Hanif, bisa menjadi pemain-pemain kunci “Singo Edan”. Namun, ada satu nama yang dirasa akan memberikan dampak terbesar bagi Arema tahun ini. Ia adalah Adam Alis.

Pemain kelahiran Jakarta 23 tahun silam ini adalah salah satu pemain yang paling efektif selama pra-musim. Pada akhirnya, ia mendapatkan gelar pemain terbaik di final Piala Presiden 2017.

Adam adalah pemain yang lihai dalam mencari peluang melalui operan-operannya. Visinya yang menonjol ini juga didukung oleh daya juangnya yang tinggi di atas lapangan. Ia tidak segan untuk naik dan turun selama 90 menit.

Di Arema, posisi terbaiknya adalah pada posisi No. 10, yaitu di belakang penyerang. Dengan didukung Vizcarra dan Nasir di sayap, serta Noureddine dan Hanif di belakangnya, mantan pemain Perserang dan Martapura ini bisa menunjukkan kemampuannya dari posisi yang lebih advanced.

Perkiraan Formasi dan Susunan Pemain

“Singo Edan” memang memiliki sederet pemain muda berbakat. Tapi untuk menghuni susunan pemain utama secara reguler, mungkin hanya tiga pemain U23 ini yang bisa memikulnya: Bagas Adi, Hanif, dan Nasir.

Sisanya, Aji tidak perlu khawatir karena pemain-pemain senior dan para pemain asing juga dinilai bisa membawa Arema bermain tanpa beban.

Perkiraan formasi yang akan mereka gunakan adalah 1-4-2-3-1 dengan dikombinasikan juga dengan 1-4-3-3 yang dirasa mampu memaksimalkan pemain-pemain yang Aji miliki.

Arema sendiri masih memiliki satu slot untuk marquee player. Dari susunan pemain saat ini, mereka sebenarnya sudah cukup sempurna. Yang jelas, jika Aji menginginkan skuatnya tetap seimbang, ia harus berpikir dua sampai tiga kali jika ingin mengontrak pemain asing lagi, kecuali ada cedera yang menimpa pemain utamanya.

Sejauh ini, nama Juan Pablo Pino Puello (mantan pemain Monaco, Galatasaray, dan Bastia) adalah nama yang dihubung-hubungkan dengan Arema. Pino adalah gelandang serang yang juga bisa bermain sebagai winger kanan maupun kiri. Jika benar Pino akan dikontrak dan menjadi pemain utama, maka kemungkinan besar Pino akan bermain di posisi Adam, Vizcarra, atau Nasir.

Dengan skuat seperti ini Arema yang merupakan kesebelasan asal “Malang” ini sesungguhnya adalah kesebelasan yang “Beruntung”.

Komentar