Real Madrid Boleh Berencana, Messi yang Menentukan

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi 180435

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Real Madrid Boleh Berencana, Messi yang Menentukan

Barcelona berhasil meraih kemenangan penting saat menghadapi Real Madrid di laga bertajuk El Clasico, Senin (24/4) dini hari WIB. Berlangsung di markas Real Madrid, Santiago Bernabeu, Barca berhasil menang tipis dengan skor 3-2. Lionel Messi menjadi pahlawan setelah mencetak gol keduanya di injury time.

Laga memang berlangsung seru hingga menit-menit akhir pertandingan. Apalagi Real Madrid dan Barca saling berbalas gol. Real Madrid unggul lebih dulu melalui Casemiro, sebelum dibalikkan oleh Barca melalui gol Messi dan Ivan Rakitic. Madrid sempat menyamakan kedudukan meski bermain dengan 10 pemain (Sergio Ramos kartu merah), hingga akhirnya Messi mengunci kemenangan Barca.

Kemenangan Barcelona ini tak lepas dari keberhasilan mereka mengeksploitasi lini tengah Real Madrid. Sejak awal, celah di lini tengah Real Madrid begitu terlihat. Hal ini terlihat dengan Messi, yang lebih banyak bermain di area tengah meski dalam formasi dasar 4-3-3 ia bermain sebagai penyerang kanan, cukup leluasa menggiring bola bahkan melepaskan tendangan. Messi pada laga ini mencatatkan 11 dribel (tujuh berhasil), enam tembakan (4 on target), dan 45 operan (34 akurat).

Grafis dribel (kiri) dan operan (kanan) Messi yang banyak terjadi di area tengah (via: squawka.com)

Begitu berbahayanya Messi terlihat dari kewalahannya gelandang bertahan Real Madrid, Casemiro, pada laga ini. Gelandang asal Brasil ini mencatatkan 13 tekel, namun hanya dua yang menjadi tekel bersih. Menghadapi Messi, ia melancarkan enam tekel, hanya satu yang berhasil. Sisanya tiga terlewati dan dua pelanggaran. Casemiro pun mendapatkan kartu kuning karena menjegal Messi.

Casemiro sendiri mendapatkan kartu kuning pada menit ke-12. Untuk pemain dengan peran seperti Casemiro yang ditugaskan sebagai perebut bola, kartu kuning di awal pertandingan jelas bukan hal yang baik. Ia harus berhati-hati dalam melakukan tekel. Apalagi di babak pertama, tak lama setelah mendapatkan kartu kuning, ia kembali menjegal Messi yang bisa saja membuatnya dikartu merah.

Canggungnya Casemiro setelah mengantongi satu kartu kuning sudah terlihat dari proses terjadinya gol pertama Barca yang dicetak Messi. Messi tanpa gangguan berarti bergerak melewati Casemiro, sebelum kemudian melewati Luka Modric dan Dani Carvajal yang diakhiri dengan penyelesaian akhir yang berkelas.

Bermasalahnya lini tengah Real Madrid ini berlanjut ke babak kedua. Meski Real Madrid mampu menciptakan banyak peluang, akan tetapi peluang-peluang dari Barcelona tak kalah berbahaya. Total pada laga ini, Barcelona melepaskan 16 tembakan sementara Real Madrid 22.

Real Madrid memang bukan tanpa peluang pada laga ini. Bahkan kesempatan mencetak gol Los Galacticos pun sama banyaknya dengan Barcelona. Barcelona kewalahan di kedua sayap, khususnya setelah Marco Asensio masuk. Hanya saja penyelesaian akhir Real Madrid tak begitu baik.

Cristiano Ronaldo, yang melepaskan delapan tembakan (terbanyak pada laga ini), hanya tiga yang mengenai sasaran. Bahkan terdapat satu peluang ketika Marco Asensio memberikan sodoran manis pada Ronaldo di mulut gawang, tendangan Ronaldo justru melambung di atas mistar.

Barca justru berhasil menambah gol dan membalikkan keadaan setelah Casemiro ditarik keluar digantikan oleh Mateo Kovacic. Namun kehadiran Kovacic pun tak memberikan keseimbangan di lini tengah. Aliran bola Barcelona di depan kotak penalti Real Madrid masih terbilang lancar tanpa hambatan berarti. Gol "Rocketic" pun tercipta berkat minimnya pressing yang dilakukan lini tengah Real Madrid.

Kredit khusus juga sebenarnya patut diberikan pada Rakitic yang tampil gemilang pada laga ini. Bersama Messi, ia mengobrak-abrik lini pertahanan Real Madrid khususnya di depan kotak penalti. Saat gol pertama terjadi, gelandang asal Kroasia inilah yang mencetak asis. Pada laga ini, ia mencatatkan tiga umpan kunci serta akurasi operan 96%.

Real Madrid kemudian bermain dengan 10 pemain. Hal itu terjadi karena Sergio Ramos melancarkan tekel dua kaki ketika Messi mendapatkan bola di tengah lapangan dan memiliki kans untuk melancarkan serangan balik pada menit ke-77. Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, merespon ini dengan memasukkan James Rodriguez menggantikan Karim Benzema.

Pergantian ini kemudian membuahkan hasil. James berhasil mencetak gol penyama kedudukan empat menit setelah dirinya masuk. Ia memanfaatkan umpan silang mendatar bek kiri Real Madrid, Marcelo. Dengan cerdik ia menyelinap di antara para pemain Barcelona yang terfokus pada bola.

Setelah itu Real Madrid meningkatkan intensitas serangan mereka, berharap bisa membalikkan keadaan di sekitar lima menit sisa pertandingan. Dengan formasi 4-3-2, ditambah Marcelo yang agresif menyerang, Real Madrid bermain total menyerang untuk mengejar satu gol yang bisa membuat mereka menang.

Tapi masalah di lini tengah mereka masih ada, apalagi dengan Kovacic yang diplot sebagai bek tengah menggantikan peran Ramos padahal awalnya ia masuk untuk menguatkan lini tengah. Di pengujung pertandingan, serangan gagal Real Madrid justru membuat mereka kalah jumlah di lini pertahanan menghadapi serangan balik Barcelona. Dengan transisi yang cepat, Jordi Alba mendapatkan momentum untuk memberikan bola pada Messi yang bebas tak terkawal.

Gol Messi tersebut merupakan golnya yang ke-500 untuk Barcelona. Dan gol itu pun sekaligus membuat pertandingan berakhir dengan skor 3-2 untuk Barcelona. Pada akhirnya, Real Madrid boleh berencana (menambah gol di menit akhir dan membalikkan keadaan), tapi Messi-lah yang menentukan.

Komentar