Pertandingan Leyton Orient melawan Colchester United di divisi League Two tertunda saat menyisakan enam menit di babak kedua. Penundaan tersebut karena sekelompok fans tuan rumah Leyton turun ke lapangan dan melancarkan protes kepada sang pemilik klub, Francesco Becchetti.
Protes ini dilakukan karena timnya terdepak dari divisi keempat sepakbola Inggris, League Two – membuatnya menjadi degradasi kedua dalam tiga musim perjalanan klub tersebut. Ini sekaligus mengakhiri rekor 112 tahun Leyton di League Two.
Fans Leyton juga sempat meneriakkan kata tidak pantas kepada sang pemilik klub saat melakukan protes di lapangan.
“Orient milik kami! Pergi saja kamu, Becchetti! Orient milik kami!,” lantang para fans berulang-ulang saat protes dikutip dari The Sun.
https://twitter.com/iainmacintosh/status/858346935106895872/photo/1
Selain penampilan buruk tim, Leyton Orient juga rupanya tersandung masalah penunggakan gaji karyawannya yang tidak dibayarkan dengan penuh serta penghindaran pajak klub. Klub ini sempat bertahan dari krisis finansial bulan lalu. Kini Becchetti diberi waktu sampai 12 Juni untuk segera menyelesaikan masalah keuangan Leyton dengan membayar hutang-hutang atau menjual klub tersebut.
Sebelumnya pada Sabtu kemarin, klub mengumumkan bahwa gaji bulan April telah dibayarkan. Namun, ternyata gaji bulan Maret baru dibayarkan pada malam hari, Senin, 24 April. Pemainnya telah diberi pinjaman finansial oleh serikat pekerja mereka, Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA), namun karyawannya tidak memiliki perlindungan semacam itu.
“Ini sangat sulit bagi kami,” kata seorang karyawan dilansir ESPN FC yang tak mau disebutkan identitasnya. “Kami mencoba untuk berada di sana satu sama lain dan dukungan dari para penggemar telah luar biasa. Mereka tahu kami mengalami masalah; bahwa beberapa dari kami harus pindah dan mereka telah membuat situs penggalangan dana untuk kami. Saya pikir kami semua sudah mempertimbangkan untuk keluar saja, tapi kami ingin melewatinya sampai akhir musim ini.”
Para karyawan Orient sempat merencanakan akan melakukan mogok kerja, namun akhirnya tak dilakukan.
“Itu akan melanggar kontrak kami, yang artinya kami tidak akan mendapatkan gaji kami atau uang kami yang dihutang,” ujar karyawan tersebut dikutip dari ESPN FC.
Saat protes dari fans terjadi, manajer Leyton, Omar Riza, sempat meminta para fans untuk menghentikan protes mereka agar bisa menyelesaikan pertandingan. Namun, himbauan dari keamanan tak mereka gubris dan terus melanjutkan aksi mereka.
Akhirnya, wasit pun harus mengelabui para fans dengan ‘membatalkan’ pertandingan tersebut dan menghentikan pertandingan lebih awal. Cara ini ternyata ampuh untuk meredam para fans yang sempat turun ke lapangan. Pertandingan sempat dibatalkan pukul 17.49 waktu setempat, namun satu jam kemudian pertandingan itu akhirnya diselesaikan sampai waktu penuh.
Komentar