Leonardo Bonucci, Bek yang Jadi Playmaker

Backpass

by Ardy Nurhadi Shufi 164686

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Leonardo Bonucci, Bek yang Jadi Playmaker

Saat Andrea Pirlo hengkang dari Juventus, ada sedikit kekhawatiran dari para pendukung Juventus. Tanpa mantan pemain AC Milan tersebut, yang merupakan poros serangan Juventus, bukan tidak mungkin Juve akan kehilangan pengatur serangan. Apalagi Juventus kembali juara Serie A sejak Juve diperkuat Pirlo, per 2011/2012.

Tapi ternyata, tanpa Pirlo pun Juventus masih bisa menjelma menjadi raksasa di sepakbola Eropa dan raja di Italia. Gelar Serie A 2015/2016 didapatkan tanpa Pirlo. Bahkan pada musim tersebut Juve meraih double winners dengan trofi Coppa Italianya. Di awal musim tersebut, Juve juga berhasil menjuarai Super Coppa Italia.

Tanpa Pirlo, permainan Juve memang agak berbeda. Sebaliknya, Juve tampil jauh lebih sangar. Bahkan Juventus musim ini mulai fasih bermain dengan skema 4-2-3-1. Dan salah satu keberhasilan Juventus tetap bermain pada level terbaiknya adalah keberhasilan Leonardo Bonucci bermain sebagai pengatur serangan dari lini pertahanan, ball-playing defender.

***

Saat ini, kesebelasan-kesebelasan besar membutuhkan pemain bertahan yang juga bisa mengatur serangan. Hal ini diperlukan agar kesebelasan tersebut tidak mudah kehilangan bola saat mendapatkan tekanan dari lawan, khususnya ketika masih di sepertiga pertahanan. Pemain bertahan pun dituntut untuk tidak asal oper bola. Setiap operannya harus bermakna, dan lebih jauh diharapkan bisa menjadi titik awal terciptanya sebuah peluang.

Bonucci adalah salah satu pemain yang fasih (tak salah juga menyebutnya dengan "paling fasih" menjaga penguasaan bola Juventus di lini pertahanan. Gianluigi Buffon, kiper sekaligus kapten Juventus, diinstruksikan untuk tidak menendang jauh ke tengah saat melakukan tendangan gawang, melainkan pada pemain terdekat. Maka di sinilah Bonucci, juga Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli, atau Daniele Rugani, harus berhati-hati dalam mengambil keputusan dalam mengoper bola, bahkan mendribel bola untuk mencari ruang sebelum melepaskan operan.

Bonucci sendiri menjadi pemain dengan peran yang lebih krusial di banding bek Juventus lainnya. Simak bagaimana Bonucci mengambil alih peran Pirlo pada musim ini lewat cuplikan di bawah ini.

Kemampuan Bonucci ini diakui betul oleh manajer Manchester City, Pep Guardiola. Pep mengatakan bahwa Bonucci adalah pemain favoritnya. Bahkan sempat santer diberitakan jika Pep berusaha memboyong mantan bek Bari tersebut ke Etihad Stadium dengan gaji berlipat. Namun Bonucci masih kerasan di Juventus.

“Juventus ada di darah, kulit dan daging saya. Setiap kali mengenakan jersey ini, saya mendapatkan energi yang luar biasa. Saya harap saya bisa menjadi bagian penting Juventus, seperti juga Juventus menganggap saya bagian penting,” ujar Bonucci pada football-italia saat membeberkan alasannya menolak tawaran Man City.

Tak banyak memang pemain bertahan seperti Bonucci. Pep Guardiola yang ideologi permainannya mengedepankan possession football, harus menjadikan pemain gelandang sebagai bek untuk memenuhi kebutuhan penguasaan bola dari lini belakang. Sebut saja Javier Mascherano (Barcelona) dan Javi Martinez (Bayern Muenchen) yang ia ubah jadi pemain bertahan.

Memang butuh proses panjang Bonucci bisa menjadi seperti ini, dan Juventus benar-benar beruntung bisa memaksimalkan kemampuan Bonucci. Karena pada awal kariernya, Bonucci sempat terpinggirkan dari skuat Internazionale Milan. Ya, pemain kelahiran 1 Mei 1987 ini sempat berseragam Nerazzurri.

Pada 2005, Bonucci yang masih berusia 18 tahun direkrut Inter dari kesebelasan kampung halamannya, Viterbese. Pelatih Inter saat itu, Roberto Mancini, sudah membawanya ke latihan pramusim Inter dan menjalani sejumlah uji tanding. Hanya saja Bonucci akhirnya harus lebih banyak bermain di tim primavera karena bek tengah Inter saat itu sudah mewah dengan adanya Ivan Cordoba, Walter Samuel, Marco Materazzi, hingga Sinisa Mihajlovic.

Baca juga: Ironi Skuat Senior dan Akademi Inter Milan

Terhitung hanya empat kali Bonucci bermain untuk Inter senior. Satu laga di Serie A, tiga di Coppa Italia. Di musim ketiga-keempat, Bonucci pun sempat dipinjamkan ke Treviso dan Pisa. Setelah itu, karena persaingan di lini belakang Inter masih ketat, Bonucci pun akhirnya dijual Inter ke Genoa, dijadikan alat tukar (bersama tiga pemain lainnya plus 2,5 juta euro) untuk mendapatkan Thiago Motta dan Diego Milito.

Halaman berikutnya; dipoles Ventura, dimaksimalkan Conte hingga bersinar bersama Allegri

Komentar