Juventus meraih kemenangan penting pada leg pertama semifinal Liga Champions 2016/2017. Bertandang ke markas Monaco, Stade Louis II, Kamis (4/5) dini hari WIB, skuat berjuluk Si Nyonya Tua tersebut berhasil mengandaskan Monaco dengan skor 0-2. Dua gol tandang yang sangat berarti untuk menjalani leg kedua di Juventus Stadium.
Kemenangan Juventus ini pun seolah menunjukkan kualitas Juventus, khususnya penerapan taktik sang pelatih, Massimilliano Allegri. Menghadapi Monaco yang memiliki lini serang tajam, Allegri berhasil membuat skuat asuhan Leonardo Jardim tak mampu mencetak satu pun gol pada laga ini.
Monaco bukan tanpa peluang pada laga ini. Bahkan sebenarnya, kubu tuan rumah mampu mencetak lebih banyak peluang ketimbang sang tamu, Monaco 14 tembakan sementara Juve 10 tembakan. Hanya saja penampilan kiper sekaligus kapten Juventus, Gianluigi Buffon, sangat gemilang pada laga ini. Buffon setidaknya mencatatkan lima penyelamatan pada laga ini.
Sementara itu Juventus dari 10 tembakan, empat di antaranya on target. Namun kualitas penyelesaian akhir Gonzalo Higuain menjadi pembeda pada laga ini. Dari empat tembakan Higuain, dua mengarah ke gawang. Dan kedua tembakan itulah yang menjadi dua gol kemenangan Juventus pada laga ini.
Hanya saja Juventus tampaknya tidak akan bisa menang pada laga ini tanpa peran Daniel Alves. Sejak awal, Allegri memang seolah menyiapkan peran khusus untuk mantan bek Barcelona ini. Menghadapi Monaco yang mengandalkan formasi dasar 4-4-2, Juventus bermain dengan formasi dasar 3-4-2-1 dengan Alves sebagai wing-back kanan.
Namun dalam permainan, Juventus tidak terpaku pada formasi mereka. Saat tak menguasai bola dan sedang menguasai bola Juventus tak bergantung pada 3-4-2-1. Saat tak menguasai bola, Juve bisa terlihat menggunakan formasi dasar 5-3-2 atau 4-4-2. Sementara saat menyerang, selain 3-4-2-1, Juve juga kerap membentuk pola 4-2-3-1.
Dan perubahan pola-pola ini berjalan baik tak lepas dari peran Daniel Alves. Alves menjadi kunci transisi dari bertahan ke menyerang maupun menyerang ke bertahan. Saat bertahan, Alves bisa terlihat sejajar dengan trio bek tengah Juve, bisa juga sejajar dengan gelandang Juventus plus Mario Mandzukic. Sementara saat menyerang, ia bisa bermain layaknya seorang winger.
Aksi bertahan, Alves mencatatkan empat kali menghentikan serangan lawan dengan tekel dari lima percobaan, satu intersep dan tujuh sapuan. Dari kemampuan menyerang, bek asal Brasil ini menorehkan dua dribel berhasil dari dua percobaan, dua umpan silang berhasil dari tiga percobaan, 86% akurasi operan, serta tiga umpan kunci.
Dua gol yang dicetak Juventus pun keduanya menunjukkan peran sentral Alves dalam transisi Juventus dari bertahan ke menyerang. Pada gol pertama, skema umpan Juventus melibatkan Paulo Dybala, Alves dan Higuain untuk melepaskan tekanan Monaco yang menaikkan zona pressing. Alves, yang mendapatkan umpan back-heel dari Dybala, lalu berkombinasi dengan Higuain. Lantas dengan kecepatannya, Alves menarik dua pemain Monaco, khususnya bek tengah Monaco, Kamil Glik, untuk melebar. Dari situ Higuain mendapatkan ruang kosong untuk melepaskan tembakan, tanpa ada pemain bertahan Monaco yang bisa membloknya.
https://twitter.com/TransfersCalcio/status/859849498792779776/video/1
Sementara itu pada gol kedua, usai gagal menyerang, atau dari menyerang ke bertahan, Alves tak langsung mundur. Namun ia membantu Dybala yang melakukan pressing pada gelandang Monaco, Tiemoue Bakayoko, yang hendak membangun serangan. Bahkan Alves-lah yang berhasil merebut bola dari kaki Bakayoko. Dari situ, kombinasi Alves-Dybala diakhiri oleh Higuain yang memanfaatkan umpan silang Alves.
https://twitter.com/TransfersCalcio/status/859860871849414656
Berkat kegemilangan Alves juga Monaco kesulitan menyerang lewat sisi kanan pertahanan Juventus. Peluang demi peluang yang diciptakan Monaco memang mayoritas terjadi lewat sisi kiri pertahanan Juventus, area bermain Alex Sandro. Namun lini pertahanan Juventus yang mencatatkan 44 sapuan serta 70% keberhasilan duel udara membuat Juventus tetap kokoh dalam menghadapi umpan-umpan silang Monaco yang dilepaskan oleh Nabil Dirar atau Bernardo Silva.
Grafis umpan kunci Monaco mayoritas dari kanan karena kesulitan menyerang lewat sisi kiri, area bermain Alves
Dengan serangan Monaco yang lebih banyak dari kiri pertahanan Juventus, Monaco sendiri lebih sering mengirimkan bola ke tiang jauh. Di sinilah Andrea Barzagli yang menjadi salah satu kejutan dari strategi Allegri pada laga ini memainkan perannya. Mantan bek Palermo ini mencatatkan tiga intersep, empat sapuan dan 60% keberhasilan duel udara.
Monaco memang begitu mengandalkan serangan sayap. Total 35 umpan silang mereka lepaskan pada laga ini. Namun berkat trio BBC di lini pertahanan yang handal dalam duel udara, sementara Monaco hanya mengandalkan Falcao seorang sebagai target umpan silang, Juventus pun mampu meredam umpan-umpan silang tersebut. Hanya di awal-awal pertandingan saja Juve sempat mendapatkan beberapa ancaman berbahaya dari lini serang Monaco.
Juve juga mampu membuat permainan direct Monaco tak berjalan dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan mengatur tempo saat menguasai bola. Penguasaan bola di akhir laga memang seimbang 50%-50%. Namun sebelum akhirnya mampu mencetak dua gol, Si Nyonya Tua bisa unggul penguasaan bola sampai 63%.
Umpan-umpan pendek dilakukan JUventus untuk tidak terpancing dengan permainan cepat Monaco, sekaligus memancing para pemain Monaco keluar dari sarangnya. Meski bermain lambat saat membangun serangan, namun Juve justru berhasil mencetak gol lewat serangan balik cepat mereka, ketika lini pertahanan Monaco lengah. Juve menguasai penuh tempo permainan.
foto:squawka.com
Nantikan analisis selengkapnya di About the Game, kolom DetikSport.
Komentar