Perjalanan Menuju Liga Champions yang Melelahkan Bagi Liverpool

Analisis

by redaksi 34800

Perjalanan Menuju Liga Champions yang Melelahkan Bagi Liverpool

Performa Liverpool musim ini layaknya wahana permainan Hysteria. Sempat menggebrak dengan tampil meyakinkan di awal kompetisi, klub berjuluk “The Reds” itu sempat kokoh berada diposisi dua klasemen hingga pekan ke-19 Liga Primer Inggris.

Bahkan di pekan-pekan awal, mereka mampu menduduki puncak klasemen selama beberapa pekan, sebelum akhirnya kegemilangan Chelsea merobohkan supremasi Liverpool. Kendati demikian, status sebagai kandidat juara di musim 2017 masih mereka miliki. Sebab, tren positif terus ditunjukkan hingga menjelang akhir Desember 2016.

Namun, memasuki pekan ke-20 performa Liverpool mulai merosot tajam. Akibatnya, pemilik 18 gelar Liga Inggris itu harus terlempar dari posisi tiga besar, lantaran performa buruknya dalam beberapa pertandingan terakhir. Hingga pekan ke-22, Jordan Henderson dan kawan-kawan masih terdampar di posisi empat klasemen.

Inkonsistensi penampilan di paruh musim, menjadi penyebab merosotnya peringkat “The Reds” di klasemen sementara Liga Primer. Setelah menumbangkan Manchester City 1–0 di Anfield pada Minggu (1/1), Liverpool malah menunjukkan performa negatif.

Liverpool dipaksa puasa kemenangan dalam lima laga (3 imbang dan 2 kalah). Banyak pihak bertanya-tanya dengan kondisi Liverpool saat itu. Apalagi, dalam dua pertandingan terakhirnya di kompetisi, Liverpool menderita kekalahan dari tim berstatus medioker seperti Swansea yang mengalahkan mereka 2-3 di Anfiled, serta Hull City yang mempecundangi mereka dua gol tanpa balas di KCOM Stadium.

Ketergantungan Terhadap Mane

Beberapa pihak menganggap, absennya Sadio Mane yang harus memperkuat timnas Senegal pada ajang Piala Afrika 2017 menjadi penyebabnya. Wajar, Mane merupakan sosok sentral keberhasilan Liverpool mampu memperbaiki ‘nasib’ di musim ini. Tercatat, winger berusia 24 tahun merupakan top skor sementara “The Reds” dengan koleksi sembilan gol. Selain itu, Mane pun merupakan andalan Liverpool dalam membangun serangan dari sektor sayap. Mantan pemain Southampton itu punya kecepatan, skill bola berlebih, juga visi bermain yang bagus.

Kloop, hampir tidak pernah membangku cadangkan Mane bila memang pemain tersebut tengah dalam kondisi fit. Tercatat, dari 35 laga yang dilakoni Liverpool di Liga Primer, Mane tampil dalam 27 pertandingan, dengan waktu bermain selama 2247 menit. Namun, petaka bagi Liverpool tiba ketika Mane absen. Situasi yang secara tidak langsung mengisyaratkan bagaimana pentingnya sosok Mane bagi Liverpool musim ini.

Namun, bukan saja absennya Mane yang menjadi masalah serius Liverpool musim ini. Buktinya, ketika Mane kembali, Liverpool masih menunjukkan penampilannya yang fluktuaktif. Terutama saat berhadapan dengan tim-tim yang secara level statusnya berada di bawah mereka.

Selain itu, sulitnya barisan penyerangan Liverpool menembus pertahanan lawan yang bertumpuk pun menjadi masalah yang dihadapi Liverpool. Publik tahu, dengan gaya heavy football yang diterapkan Kloop, permainan Liverpool terlihat agresif. Namun, pola tersebut tidak akan berfungsi ketika lawan yang dihadapi bermain dengan taktik bertahan.

Menakar Pencapaian akhir Musim

Meski pada awal musim Liverpool sempat digadang-gadang sebagai kandidat kuat juara kompetisi, namun menjelang berakhirnya musim 2016/2017 peluang Liverpool untuk mengangkat trofi tampaknya tertutup. Gap 12 poin dengan Chelsea yang stabil di puncak klasemen, membuat peluang Liverpool meraih gelar ke-19 nya di Liga Inggris tertutup. Maklum, Chelsea tengah berada dalam performa terbaiknya, sulit rasanya untuk mengejar “The Blues” dengan tiga pertandingan tersias.

Sebenarnya, peluang belum sepenuhnya tertutup bagi Liverpool mengakhiri musim finish diposisi papan atas, sebagai tiket melenggang ke Liga Champions. Sempat mengalami inkonsistensi penampilan di awal paruh kedua kompetisi, namun Liverpool bisa kembali ke jalur kemenangan di bulan Maret 2017. Tujuh laga dilakoni dengan hasil yang memuaskan, lima kemenangan dan dua hasil imbang menjadi hasil yang mereka torehkan.

Meski pada pertandingan ke-8 Crystal Palace sempat menghentikan laju impresif Liverpool setelah mengelahkan mereka dengan skor 2-1, namun Jordan Henderson cs buru-buru bangkit dengan menjadikan Watford sebagai titik bangkit mereka, pada pekan selanjutnya. Tak ayal, kondisi tersebut membuat Liverpool kembali bersaing untuk memperebutkan tiket menuju Liga Champions, karena kini mereka kokoh di posisi 3 di klasemen sementara.

Pertahankan Momentum

Momentum ini tentu harus bisa dipertahankan agar tiket otomatis lolos ke Liga Champions bisa digenggam. Sebab, dua musim berturut-turut absen di kompetisi paling bergengsi di Benua Biru itu bukan kondisi yang bagus bagi Liverpool yang tercatat sebagai pengepul gelar terbanyak Liga Champions di seantero Inggris, dengan lima piala.

Tim kota pelabuhan harus bisa memaksimalkan tiga laga sisa dengan kemenangan. Posisi mereka di klasemen sementara belum sepenuhnya aman. Manchester City masih membuntut di posisi empat, meski Liverpool unggul tiga poin namun City masih memiliki satu laga yang belum dimainkan. Tentu, Liverpool harus terus berlari agar City tidak bisa mengejar mereka di akhir musim nanti.

Bukan misi mudah memang mengingat “The Reds” bakal melakoni pertandingan melawan Southhampton pada 7 Mei 2017, West Ham United (14/05/17), dan Middlesbrough FC (21/05/17). Southampton dan West Ham kemungkinan besar bisa menjadi batu sandungan skuat asuhan Juergen Kloop. Karena kedua tim tersebut selalu menyulitkan langkah Liverpool di kompetisi. Apalagi West Ham musim lalu mampu melakukan back to back atas Liverpool.

Sebelum menghadapi West Ham mereka harus terlebih dahulu menghadapi Southampton. Pada pertemuan pertama di St. Mary`s Stadium, hasil imbang 0-0 menjadi hasil akhir yang didapat keduanya. Namun, saat kedua tim bertemu di Piala Liga, dengan gagah Southhampton mampu menyingkirkan laju Liverpool.

Bermain di Anfield akan menjadi keuntungan bagi Liverpool untuk menjauh dari kejaran City. Liverpool memiliki catatan yang cukup baik saat bermain di Anfield musim ini, dari 17 laga 11 kemenangan didapat dengan dua pertandingan berakhir kekalahan dan sisanya imbang.

“Rencana kami untuk hari Minggu ini adalah dengan menggunakan Anfield untuk menjamu Southampton. Kami harus memaksimalkan pertandingan ini, menikmati permainan dan menggunakan dukungan supporter sebagai pemacu motivasi,” ucap Juergen Kloop seperti dilansir dari Soccerway.

"Saya benar-benar mengerti bahwa orang-orang semakin gugup, tapi Anfield selalu lebih baik bagi kami. Apa yang akan kita hadapi adalah untuk kita semua." lanjutnya

Kloop mengungkapkan, suasana hati “The Kopites” saat ini pasti sedang gelisah menunggu nasib tim kebanggaannya itu pada akhir musim. Manajer asal Jerman itu meminta agar semua fans untuk terus memberikan dorongan kepada anak asuhnya bisa mencapai target terbaik di akhir musim ini.

“Keraguan tidak membantu. Suasana hati yang buruk, atmosfir yang buruk, keraguan dari luar - itu membuat segalanya menjadi lebih sulit. Di sini kita berada dalam posisi di mana segala sesuatu bisa menjadi mungkin,” tegas Kloop. (SN)

Komentar