Pelatih Leicester City, Craig Shakespeare, meminta anak asuhnya segera melupakan status juara bertahan mereka dan memulai lagi dari awal. Tahun lalu, pada bulan ini, Leicester memastikan gelar Liga Primer untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub tersebut. Kemenangan Leicester kala itu menjadi momen paling mengejutkan dalam sejarah sepakbola Inggris bahkan dunia.
Saat ini, Leicester bertengger di posisi ke-11, terpaut 41 poin dari pemuncak klasemen, Chelsea. Pada konferensi pers jelang hadapi Watford, Shakespeare yang menggantikan Claudio Ranieri pada Februari lalu, mengenang kembali masa ketika timnya berjaya musim lalu namun meminta pemainnya untuk segera melupakan momen tersebut.
“Semua berawal dari musim lalu dan kami mengenang kembali masa itu. Kenangan yang sangat indah, seperti seharusnya dan kami berhak atas itu, tapi sekarang kami harus maju ke depan,” kata Shakespeare soal gelar Liga Primer dilansir Daily Express.
“Tak ada yang bisa mengambil kenangan itu dari kami dan saya akan selalu ingat ketika saya duduk di rumah menonton pertandingan Chelsea melawan Tottenham [yang berakhir 2-2 sekaligus memastikan Leicester juara] dan datang ke tempat latihan keesokan harinya baru membuat saya merasa seperti di ‘rumah’. Kami merayakannya bersama Claudio Ranieri, pemain dan staf-staf lainnya. Pemilik klub turut hadir dan itu akan selalu jadi kenangan terindah bagi saya tapi kami harus melupakan itu sekarang,” kenang Shakespeare dilansir ESPN FC.
Berkaca dari hasil klubnya musim ini, Shakespeare mengingatkan bahwa sepakbola bisa memberikan peringatan jika lengah pada satu musim. Paruh musim pertama, Leicester lebih sering bertarung untuk sekadar menghindari zona degradasi. Ia kemudian teringat sembilan tahun lalu ketika Leicester terdegradasi ke divisi tiga sepakbola Inggris.
“Sepakbola punya kebiasaan hebat yaitu mengingatkan kita bahwa jika kita lengah, maka anda akan kalah. Kami harus mengingat kembali keberadaan kami disini [Liga Primer] dan saat ini, itu yang terpenting,” ujar Shakespeare soal masa depan klubnya dilansir Daily Star.
“Tentu menyenangkan jika bisa finis di 10 besar. Itu adalah sasaran kami. Sembilan tahun lalu, kami terdegradasi [ke League One]. Mudah untuk melupakan itu. Saya ingat betul, Stoke City [lawan terakhir sebelum terdegradasi]. Saya tak tahu masa depan yang menanti tapi jika sembilan tahun lagi terjadi hal yang sama, mungkin takkan terlalu buruk.”
Komentar