PSSI kembali bergerak memberikan hukuman kedisiplinan untuk pemain, klub, dan suporter. Melalui keputusan Komisi Disiplin PSSI pada Jumat (19/5/2017) kemarin, PSSI menelurkan beberapa sanksi, walau beberapa orang yang terkena sanksi mempertanyakan keputusan PSSI ini, salah satunya pelatih Borneo FC, Dragan Djukanovic.
Demi pemberian efek jera dan juga dalam rangka meningkatkan kualitas sepakbola Indonesia, Komisi Disipin PSSI mulai bergerak memberikan hukuman kepada pihak-pihak yang membandel di sepakbola Indonesia. Baik itu pemain, pelatih, bahkan wasit sudah menerima hasil dari ketegasan yang diterapkan PSSI ini. Hal ini pun disambut oleh apresiasi baik dari Menpora yang menganggap PSSI sudah sigap untuk mengawal kompetisi yang sedang berjalan.
"Saya ingin mendorong PSSI agar memberi ruang luas kepada Komdis untuk memberi tindakan tegas, efek jera, supaya tidak dilakukan oleh yang lain. Baik pemain, wasit, suporter, maka kata kuncinya adalah harus ada tindakan tegas dari Komdis," ujar Imam Nahrawi seperti dilansir Detiksport.
"Dan saya senang Komdis betul-betul sigap dan melakukan rapat dengan cepat. Ini menunjukkan bahwa PSSI betul-betul ingin mengawal kompetisi ini secara fair, sehat, dan sportif," tambahnya.
Beberapa nama pemain dan pelatih yang mendapatkan sanksi berdasarkan hasil sidang yang digelar Komdis PSSI pada Kamis (18/5/2017) malam. Tercatat ada 12 keputusan yang dikeluarkan Komdis, dan selain sanksi yang diterima oleh Manahati Lestusen dan Boaz Salossa, sanksi yang diterima Dragan Djukanovic menjadi sanksi yang cukup menarik perhatian.
Dragan menerima sanksi larangan dua kali mendampingi tim dan denda sebesar Rp. 10.000.000,00 akibat keluar dari area teknik dan protes berlebihan yang dilakukannya terhadap wasit yang memimpin pertandingan antara Bali United melawan Borneo FC. Ketika itu Borneo ditaklukkan oleh Bali United dengan skor 3-0.
Ditemui usai memimpin latihan di lapangan Gelora Bandung Lautan Api, Jumat (19/5/2017) malam jelang laga lawan Persib keesokan harinya, Dragan mengungkapkan bahwa ia masih tidak paham akan hukuman yang ia terima, karena ia merasa bahwa ia tidak melakukan kesalahan apapun. Ia sampai menyebut bahwa mungkin karena ia jujur, PSSI sampai menghukumnya.
"Saya tidak tahu kenapa mereka (PSSI) menghukum saya. Mereka hanya berkata bahwa saya keluar dari technical area (area untuk memberikan instruksi bagi pelatih)."
"Tapi, saat itu pertandingan babak pertama sudah selesai, dan saya keluar dari technical area ketika pertandingan sudah memasuki masa istirahat. Saya hanya menanyakan soal dua gol (yang dicetak Bali United) yang berbau offside pada babak pertama, itu saja. Saya merasa sangat kecewa, karena saya tidak paham kenapa (PSSI) menghukum saya. Sulit dipercaya."
"Mungkin saja ini adalah masalah yang PSSI miliki dengan saya, karena saya selalu berbicara benar dan jujur. Ketika ada sesuatu yang salah, saya katakan itu salah, dan saya tidak bisa menutup mulut saya. Ketika ada sesuatu yang sudah terjadi, maka terjadilah," ungkap Dragan.
Dragan dan Harapannya untuk Wasit di Indonesia
Dikenal sebagai pribadi yang cukup kritis terhadap wasit, Dragan mengungkapkan bahwa masalah wasit ini adalah salah satu masalah besar di sepakbola Indonesia. Di samping berbagai masalah yang masih harus dibenahi PSSI dan banyak dibicarakan masyarakat Indonesia, Dragan menyebut bahwa masalah wasit adalah salah satu masalah yang harus diselesaikan PSSI.
"Semua orang Indonesia melihat kejadian-kejadian mengenai sepakbola Indonesia, termasuk wasit, di TV, maka normal jika mereka membicarakan tentang hal ini. Ini (wasit) adalah masalah tersendiri untuk sepakbola Indonesia, mungkin mereka (PSSI) tidak suka jika saya membicarakan tentang hal ini sehingga mereka menghukum saya."
"Ini tidak memalukan bagi saya, tapi mungkin memalukan bagi mereka. Ini (wasit) adalah masalah terbesar dalam sepakbola Indonesia yang sebenarnya sudah baik secara kualitas, dan juga dukungan suporter di stadion," ujarnya.
Lebih jauh, pelatih berkebangsaan Montenegro itu berharap bahwa ada sebuah perbaikan yang dilakukan oleh PSSI untuk meningkatkan kualitas wasit di Indonesia. Ia menyebut bahwa jika soal wasit ini terus terulang, maka hal tersebut akan memengaruhi kualitas dari sepakbola Indonesia itu sendiri.
"Untuk ke depannya, saya harap mereka akan melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas wasit, karena jika kualitas wasit tetap buruk, itu tidak hanya akan merugikan klub, tapi juga akan merugikan sepakbola Indonesia secara keseluruhan. Mereka harus segera melakukan sesuatu," pungkasnya.
(sf)
Komentar