Arsenal pernah memiliki seorang pemain andalan asal Rusia bernama Andrey Arshavin. Pemain kelahiran 29 Mei 1981 ini tercatat empat musim membela The Gunners sebelum kembali ke Zenit St. Petersburg, kesebelasan yang ia bela sebelum Arsenal. Dalam empat musim, total 30 gol ia ciptakan dari 133 penampilan di segala ajang.
Satu momen yang paling dikenang dari Arshavin adalah ketika Arsenal berhadapan dengan Liverpool pada April 2009. Saat itu skor berakhir imbang 4-4. Dan keempat gol Arsenal semuanya diboyong pemain yang berposisi sebagai pemain sayap ini. Arshavin pun menjadi pemain pertama yang mampu mencetak empat gol di Stadion Anfield setelah Denniss Westcott dari Wolverhampton Wanderers pada 1946.
Karenanya meski di Arsenal ia gagal mempersembahkan satu pun trofi, Arshavin tetap menjadi salah satu pemain favorit Gooners, pendukung Arsenal. Kini, di usianya yang sudah menginjak 36 tahun, ia masih bermain di Liga Primer Kazakhstan bersama Kairat FC. Meski begitu ia sudah memutuskan pensiun dari timnas Rusia pada 2012 lalu dengan menorehkan 75 caps dan 17 gol.
Yang menarik, Arshavin memiliki masa lalu yang tak biasa untuk ukuran seorang pesepakbola, khususnya sebelum ia menjadi pesepakbola profesional. Bahkan jika melihat apa yang sudah ia lalui di masa kanak-kanak hingga remaja, cukup mengagetkan ia bisa menjadi salah satu pesepakbola terbaik Rusia yang pernah menempati urutan keenam Ballon d`Or 2008. Berikut ini kami rangkumkan 7 fakta menarik dari Arshavin:
1. Nyaris Tewas Ditabrak Mobil
Pada usia 12 tahun, mungkin ia sempat tak lagi bermimpi untuk menjadi pesepakbola profesional. Saat itu, ia mungkin lebih ingin untuk tetap hidup. Karena saat itu, ia pernah menjadi korban kecelakaan lalu lintas ketika ia ditabrak sebuah mobil ketika ia hendak menuju tempat latihan.
"Saat itu saya hendak menyeberangi jalanan, kemudian saya melihat dua trem di stasiun. Saya tidak melihat mobil yang kemudian menabrak saya," kata Arshavin seperti yang dilansir Daily Mail. "Saya terbang sekitar 10 meter di udara. Itu cukup ajaib saya bisa hidup sampai sekarang ini."
2. Diselamatkan Sang Ayah
Usia 10 hingga 12 tahun memang bisa dibilang menjadi masa yang cukup kelam bagi Arshavin. Saat itu, kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Hak asuh anak atas Arshavin pun jatuh pada sang ibu, Tatiana, namun ternyata ibunya tersebut tidak bisa memberikan kesejahteraan padanya, sebagaimana ia pernah tidur di lantai jalanan karena tak memiliki rumah.
Untungnya ayah Arshavin, Sergey Arshavin, memiliki kepedulian besar padanya. Akhirnya Arshavin tinggal bersama sang ayah, dan ayahnya tersebut berusaha membuat Arshavin terus melanjutkan kariernya di sepakbola sampai berhasil, tidak seperti sang ayah yang hanya bermain sebagai pesepakbola amatir. Ayahnya sendiri meninggal di usia 40 tahun.
3. Pandai Memainkan Draughts
Saat masih kanak-kanak, Arshavin begitu pandai memainkan sebuah board game, draughts. Permainan yang bernama lain checkers ini juga sempat menjadi obsesi Arshavin. Permainan ini memang memiliki kejuaraan dunia. Namun karena sang ayah lebih ingin Arshavin menjadi pesepakbola profesional, draughts pun lambat laun ditinggalkannya dan lebih fokus di sepakbola.
"Dia sangat pandai bermain draughts. Ia sempat mengikuti kejuaraan regional. Selain itu, ia juga sangat pintar matematika, tak biasa untuk seorang pesepakbola," kata ayah Arshavin seperti yang dikutip Goal pada 2009.
4. Gagal Mendapatkan Seragam Ronaldo untuk Sang Kekasih
"Saya tidak suka bertukar seragam setelah pertandingan. Saya hanya sekali melakukannya, itu pun karena kekasih saya yang meminta. Ia meminta saya untuk mendapatkan seragam Cristiano Ronaldo, pemain yang ia sukai, tapi saya gagal," ujar Arshavin. Kekasih Arshavin saat itu, Julia Branovskaia, merupakan seorang penggemar Manchester United.
Arshavin dan Julia sudah menjalin kasih sejak 2003, dan dikarunai tiga anak bernama Artem, Arseniy dan Yana. Hanya saja keduanya tidak pernah menikah. Arshavin meninggalkan Julia beserta ketiga anaknya pada 2012, ketika ia kembali berkarier di Rusia untuk membela Zenit. Di sana, Arshavin memacari seorang jurnalis bernama Alice Kizmin.
Bersambung ke halaman berikutnya, dari sarjana desainer busana hingga penggemar game Football Manager
Komentar