Teka-teki siapa yang akan mengisi kursi pelatih Barcelona yang kosong setelah ditinggal Luis Enrique akhirnya terjawab. Ernesto Valverde adalah sosok yang ditunjuk manajemen “Blaugrana” untuk menggantikan Enrique yang memutuskan mundur dari jabatannya pada akhir musim ini.
Valverde sebelumnya melatih Atletic Bilbao selama empat musim. Musim 2016/2017 pencapaiannya sebenarnya tidak terlalu gemilang karena hanya membawa Bilbao finis di urutan tujuh klasemen akhir La Liga. Namun ada alasan lain hingga akhirnya manajemen menganggap Valverde merupakan pilihan yang tepat untuk menjadi suksesor Enrique.
"Saya telah berbicara secara pribadi dengan Ernesto Valverde dan saya mengatakan kepadanya tentang keputusan kami. Dia mengatakan bahwa dia sangat gembira dan sangat bahagia, bahwa ini adalah tantangan besar untuk masuk sebagai pelatih kepala Barcelona,” kata presiden klub Josep Maria Bartomeu seperti dikutip dari Soccerway.
Bartomeu mengungkapkan beberapa alasan pihaknya kemudian menjatuhkan pilihan kepada pelatih berusia 53 tahun itu. Salah satu yang memuat ia terpilih adalah pengalaman dan filosofi permainannya yang menyerang. Hal tersebut menjadi faktor yang membuat ia dipilih mengalahkan kandidat lainnya.
"Ada waktu untuk membicarakan mengapa kita memilihnya. Kita tahu dia memiliki kemampuan, pengetahuan dan pengalaman. Dia banyak mempromosikan banyak pemain muda dan dia memiliki gaya spesial yang sesuai dengan kami,” tegas Bartomeu.
Soal pengalaman melatih, Valverde memang memilikinya. Valverde mulai karier kepelatihan di Bilbao pada 2002 lalu, saat itu ia terlebih dahulu mengamban jabatan sebagai pelatih tim junior, hingga akhirnya naik pangkat pada tahun 2003. Sempat hengkang pada 2006, ia kemudian memilih Espanyol. Di sana ia mampu membawa Espanyol menjadi finalis Piala UEFA lima tahun lalu.
Kariernya kemudian berlanjut di Villareal dan Valencia. Valverde juga juga pernah melatih di Liga Yunani bersama Olympiakos. Di sana ia terbilang sukses karena mampu memberikan lima trofi domestic bagi klub berjulukan Thrylos itu.
Bukan Sosok Asing
Valverde bukan sosok asing bagi Barcelona. Saat masih jadi pemain, ia pernah membela Barcelona di bawah arahan Johan Cruyff pada 1998 hingga 2000. Sebagaimana kita tahu, Cruyff disebut-sebut sebagai peletak dasar gaya permainan umpan-umpan pendek khas Barcelona. Valverde tentu cukup paham seperti apa seharusnya Barca bermain.
Namun ada tantangan lain yang menantinya saat memutuskan menerima pinangan Barcelona. Salah satunya mengembalikan trah kejayaan “El Barca” baik itu di kompetisi domestik maupun Eropa. Dalam tiga tahun menukangi Barcelona, Luis Enrique menyumbangkan sembilan gelar (2 La Liga, 3 Copa del Rey, 1 Supercopa Spanyol, 1 Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Dunia antarklub) prestisius di semua ajang. Dan itu tentu belum cukup untuk kesebelasan sebesar Barcelona.
Musim ini bisa dibilang sebagai tahun yang kurang menyenangkan bagi Barcelona. Selain gagal mempertahankan gelar La Liga karena harus puas finis di bawah Real Madrid yang berada diposisi pertama, perjalanan mereka di Liga Champions musim lalu pun berakhir di perempat final.
Praktis pada musim ini Barcelona hanya mampu meraih satu gelar saja di ajang Copa del Rey. Setelah ditunjuk sebagai pelatih anyar, Valverde berpeluang untuk meraih gelar pertamanya bersama Barcelona di ajang Piala Super Spanyol 2017, dengan catatan mereka harus bisa mengalahkan Madrid yang berstatus sebagai juara La Liga. El Clasico langsung menjadi ujian pertama pelatih berusia 53 tahun ini.
(SN)
Komentar