Real Madrid adalah klub pertama Gonzalo Higuain saat menjejakkan kaki di Eropa. Sekarang, klub itulah yang harus ia kalahkan agar klubnya sekarang, Juventus, dapat meraih trofi Liga Champions yang sudah lama tidak mereka raih.
Pada musim 2006/2007, seorang pemuda dari Argentina bernama Gonzalo Gerardo Higuain menjejakkan kakinya di kota Madrid. Saat itu, pemuda ini digadang-gadang sebagai penyerang papan atas masa depan berkat penampilan luar biasanya bersama River Plate. Ia bahkan mampu mencetak brace dalam laga sekelas Superclassico dan membawa River Plate mengalahkan Boca Juniors 2-1.
"Ia (Higuain) adalah pemain dengan masa depan yang cerah. Melihat penampilannya, ia seolah ditakdirkan menjadi seorang megabintang," ujar pelatihnya saat itu di River, Daniel Passarella seperti dilansir The New York Times.
Menjalani musim demi musim di Madrid, Higuain sempat mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan sepakbola Spanyol. Peruntungannya di Los Blancos mulai berubah pada musim 2008/2009 saat ia naik menjadi penyerang inti usai penyerang andalan Madrid, Ruud van Nistelrooy, mengalami cedera. Pada musim tersebut, Higuain mulai dikenal oleh Spanyol, Eropa, dan dunia berkat gol-golnya yang ia torehkan untuk Madrid.
Walau sempat menandatangani perpanjangan kontrak pada 2010 silam yang (rencananya) akan mengikatnya sampai 2016 di Madrid, pada musim 2013/2014 ia memutuskan untuk hijrah ke Serie A Italia untuk membela Napoli. Ia pun mengakhiri perjalanannya di Santiago Bernabeu dengan torehan 122 gol dari 264 penampilan bersama Los Blancos.
Tampil di Serie A bersama Napoli, alih-alih turun, penampilannya tetap sama garang dengan masa ketika ia masih membela Madrid. Ia dengan cepat mampu mengambil hati Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, dengan gol-gol yang ia cetak. Maka, tak heran ketika Higuain memutuskan pindah ke Juventus pada musim panas 2016, ia marah bukan kepalang. Bersama Partenopei, ia sukses mencatatkan 92 gol dari 147 penampilan.
Penampilan garangnya pun berlanjut di Juventus. Total sampai sekarang, ia sudah menorehkan 32 gol dari 54 penampilan bersama Bianconeri. Higuain pun sukses mengantarkan Juve melangkah kembali ke partai final Liga Champions menghadapi klub yang mengenalkannya dengan sepakbola Eropa, Real Madrid.
Jelang menghadapi Madrid, mantan penggawa Juventus yang juga merupakan saksi kekalahan Juve atas Madrid pada partai final Liga Champions 1998, Alessio Tacchinardi, mengungkapkan bahwa Higuain akan menjadi faktor penentu kemenangan Bianconeri atas Madrid. Apalagi sejauh ini, ia sudah menyumbangkan cukup banyak gol bagi Juve, termasuk brace yang ia cetak di kandang AS Monaco dalam laga leg pertama babak semifinal Liga Champions. Higuain musim ini memang merupakan pencetak gol terbanyak Juventus.
"Siapakah pemain yang akan menjadi penentu dalam laga final Liga Champions nanti? Gianluigi Buffon? Cristiano Ronaldo? Tidak, bukan keduanya. Saya bertaruh kepada (Gonzalo) Higuain. Ia sedang berada dalam performa terbaik dan malam nanti (malam final Liga Champions) mungkin akan menjadi malam yang spesial baginya," ujar Tacchinardi seperti dilansir Squawka News.
Sang pemain pun memiliki harapannya sendiri jelang partai final melawan Madrid. Ia tak memungkiri bahwa hubungan tujuh tahun dengan Madrid bukanlah hubungan yang sebentar. Banyak kenangan yang ia torehkan di sana, termasuk satu harapan aneh yang ia ucapkan di tengah-tengah harapannya yang lain dalam partai final nanti.
"Saya pernah bermain di sana (Real Madrid) selama tujuh tahun. Saya tahu betul tentang Real Madrid, dan banyak yang terjadi di sana. Tapi Anda juga harus tahu seberapa besar keinginan saya untuk memenangkan trofi Liga Champions bersama Juventus. Pertandingan nanti akan berjalan ketat, saya jamin itu."
"Saya masih berhubungan baik dengan beberapa pemain Madrid, termasuk Sergio Ramos. Tapi saya punya satu harapan untuknya jelang partai final nanti. Saya harap semoga saja (Sergio) Ramos tidak mencetak gol pada menit-menit akhir pertandingan dan tampil buruk dalam pertandingan tersebut," ungkap Higuain seperti dilansir Daily Mail.
Komentar