Merelakan Kenikmatan Bulan Madu Demi "Si Kuping Besar"

Cerita

by Redaksi 24 38812

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Merelakan Kenikmatan Bulan Madu Demi "Si Kuping Besar"

Liga Champions UEFA musim sudah memasuki akhir waktunya. Sejak bergulir pada bulan September lalu, saat ini ada dua kesebelasan yang berlaga di babak final. Keduanya akan saling membunuh untuk mendaulat diri sebagai klub terbaik di Eropa. Selain gelar terbaik, satu yang diperebutkan kedua kesebelasan itu juga adalah trofi Liga Champions yang prestisius.

Trofi tersebut memang sangat prestisius karena tidak semua klub diperbolehkan untuk menyimpan piala aslinya, meski mereka adalah juara Liga Champions.

Pada tahun 1968, UEFA sebagai federasi sepakbola Eropa mengeluarkan aturan soal siapa yang berhak menyimpan trofi asli Liga Champions. Dalam aturan tersebut UEFA hanya mengizinkan klub yang memenangkan Liga Champions lima kali atau tiga tahun secara berturut-turut agar bisa menyimpan trofi asli Liga Champions untuk koleksi galeri klub selama beberapa bulan.

Jadi hanya Real Madrid, AC Milan, Bayern München, Liverpool, Barcelona, dan Ajax Amsterdam yang menyimpan trofi tersebut dalam ruang pialanya. Madrid, Milan, Muenchen, Liverpool dan Barcelona diperbolehkan menyimpan trofi tersebut karena sudah menjuarai kompetisi yang semula bernama Piala Champions itu sebanyak lima kali atau lebih.

Sementara Ajax, walau mereka baru empat kali meraih gelar juara Liga Champions, klub asal Belanda itu mendapat kehormatan untuk menyimpan piala tersebut karena mereka pernah menjuarai Liga Champions selama tiga kali berturut-turut (1970–71, 1971–72, 1972–73).

Trofi yang terbuat dari 925 keping perak itu memiliki ukuran yang sangat besar. Diameter trofi Liga Champions sendiri lebarnya mencapai 46,5 cm dan tinggi73,5 cm. Trofi tersebut memiliki berat 7,5 kg. Bentuknya seperti cangkir raksasa berhias gagang melengkung yang dibuat besar di pinggirnya.

Dengan bentuk seperti itu, trofi Liga Champions pun kerap disebut “Si Kuping Besar” atau “La Oregona”. Julukan tersebut untuk kali pertama diberikan oleh para pencinta sepakbola asal Spanyol, mereka menyebut trofi itu dengan sebutan “La Oregona” karena gagangnya yang menyerupai telinga berukuran besar.

Menilik sejarahnya, piala Liga Champions ini telah lima kali berganti desain sebelum akhirnya menjadi bentuk sekarang ini. Perubahan desain dilakukan setelah Sekretaris Jenderal UEFA pada medio 1960-1989, Hans Bangerter, mengizinkan Real Madrid untuk menjaga trofi aslinya pada tahun 1967.

Trofi dengan desain baru ini dirancang dan dibuat di Kota Berne, Swiss, dekat kantor UEFA. Piala tersebut dirancang oleh seniman lokal bernama Juerg Stadelmann. UEFA memberi bayaran sebesar 10 ribu franc Swiss kepada Stadelman untuk merancang trofi tersebut.

"Saat itu saya dan Ayah saya pergi ke kantor Bangerter, di sana saya menunjukkan berbagai desain untuk piala Liga Champions. Gambar-gambar desain yang saya buat itu sampai menutupi seluruh lantai di ruangannya,” kata Stadelmann seperti dikutip dari ofisial web UEFA.

Stadelmaan melanjutkan, Bengerter begitu antusias melihat beberapa desain gambar yang ia bawa ke kantornya kala itu. Bengerter berkomentar sambil menunjuk beberapa gambar dengan berbagai pengandaian tentang setiap desain yang disajikan kepadanya.

“Dia berkomentar seperti ini, `Orang-orang Bulgaria menyukai bagian ini, orang-orang Spanyol akan menyukai ini tapi orang Italia lebih memilih ini, sementara orang-orang Jerman akan memilih ini`. Saat itu kami seperti tengah menyusun desain seperti teka-teki gambar, sebelum akhirnya desain sekarang ini terbentuk."

Dalam proses pembuatannya, Stadelman diberikan waktu selama 340 jam untuk merancang desain trofi tersebut. Akibat dari pekerjaan tersebut Stadelman bahkan harus mengorbankan masa bulan madunya dengan sang istri yang baru saja ia nikahi saat itu. Saat itu Stadelman memang baru saja menikahi perempuan yang sangat dicintainya. Bulan madu pun mereka rencanakan ke Amerika Serikat dengan perjalanan laut.

"Itu (desain piala) harus selesai sebelum 28 Maret, sementara saya akan menikah dan membawa istri saya dalam perjalanan kapal selama sepuluh hari ke Los Angeles. Saya melakukan pekerjaan yang lebih baik, kemudian selesai oleh pemahat, Fred Baenninger. Saya sangat tepat waktu, saya senang untuk mengatakannya."

Infografis Trofi Liga Champions UEFA – Oleh: Mayda Ersa Pratama

Foto: UEFA

Komentar