Kata Umuh Tentang Bobotoh Turun ke Lapangan, Djanur Mundur, dan Kemungkinan Dirinya Mundur

Berita

by Redaksi 24 30800

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kata Umuh Tentang Bobotoh Turun ke Lapangan, Djanur Mundur, dan Kemungkinan Dirinya Mundur

Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman telah memutuskan mundur dari jabatannya. Hal tersebut disampaikan oleh manajer Persib, Umuh Muchtar. Ia mengatakan bahwa Djadjang menyampaikan keputusan tersebut seusai Persib dikalahkan Bhayangkara FC 0-2 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Minggu (4/6/2017) kemarin.

Meski begitu, manajemen Maung Bandung belum menentukan posisi pelatih asal Majalengka itu, sebab keputusan yang dibuat Djadjang baru disampaikan secara lisan.

“Djadjang sudah bilang sama pemain, saya sampai nangis dengarnya. Baru secara lisan kepada pemain tapi di sana ada Pak Teddy Tjahyono (CEO PT PBB) juga. Terus melihat respon terlihat sekali anak-anak juga sedih dan tidak rela kalau Djadjang mundur,” kata Umuh saat ditemui di kediamannya, Senin (5/6/2017).

“Keputusan itu disampaikan Djadjang sesudah preskon. Tapi semua diserahkan lagi ke manajemen. Saya minta manajemen yang ngomong langsung ke Djadjang kalau memang keputusan mundurnya diterima. Jangan melalui saya, karena saya tidak punya kapasitas. Tapi perhitungkan juga akibatnya akan seperti apa,” sambungnya.

Sesaat setelah pertandingan Djadjang memang sempat mengutarakan kesiapannya untuk menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Persib. Kekalahan dari Bhayangkara membuat “Maung Bandung” secara beruntun harus menelan kekalahan keduanya secara beruntun di Liga 1. Sebelumnya mereka takluk 0-1 dari Bali United.

Akibatnya Persib yang pada tujuh pekan penyelenggaraan Liga 1 konsisten di posisi papan atas pun terjun bebas ke posisi 11 dengan 13 poin. Djadjang mengungkapkan saat itu bahwa ini bukanlah kondisi yang bagus bagi Persib sebagai klub dengan nama besar juga penuh dengan pemain berlabel bintang. Oleh karenanya ia siap untuk dievaluasi, bahkan bila sampai harus menanggalkan jabatannya sebagai pelatih.

Umuh menyebut meski keputusan mundur sudah dibuat, namun belum ada keputusan resmi dari manajemen. Secara otomatis posisi pelatih kepala Persib masih berada di tangan Djadjang. Pria yang sudah empat musim menjabat sebagai manajer Persib itu melanjutkan bahwa Persib akan langsung menggelar latihan pada Selasa (6/6/2017) esok. Ia berharap agar Djadjang datang untuk memimpin latihan Persib jelang menjamu Persiba Balikpapan, Minggu (11/6/2017).

“Besok (hari ini-red) tim akan kembali menjalani latihan, jadi Djadjang seharusnya masih memimpin latihan. Tapi Saya khawatir kalau besok itu Djadjang malah tidak hadir. Ya, lihat besok apakah Djadjang datang atau tidak untuk memimpin latihan. Harapan saya Djadjang tetap memimpin latihan,” sambungnya.

Kalau memang pada akhirnya Djadjang mundur, Umuh mengaku belum tahu siapa yang akan menjadi pengganti pelatih berusia 52 tahun itu. Sempat beredar kabar bahwa mantan pelatih timnas Thailand, Kiatisuk Senamuang menjadi kandidat kuat calon pengganti Djadjang. Namun itu masih sebatas rumor, karena pada kenyataannya Kiatisuk pernah mengungkapkan bahwa ia masih ingin fokus mengembangkan pesepakbola muda Thailand.

“Saya belum tahu kalau penggantinya nanti itu siapa. Mungkin manajemen yang lebih tahu dan biarkan manajemen yang memutuskan nanti,” ungkapnya.

Dalam kondisi seperti ini, Umuh ingin agar para pemain tidak merasakan tekanan yang begitu besar. Ia mengaku harus membuat situasi internal tim tetap kondusif.

"Saya harus tetap menenangkan pemain, memberi motivasi agar tetap semangat. Pemain harus tetap siap menghadapi cobaan ini. Saya akan mengumpulkan pemain secara khusus dalam waktu dekat," terangnya.

Kesedihan Umuh Atas Bobotoh yang Turun ke Lapangan Saat Pertandingan

Setelah mengakhiri pertandingan melawan Bhayangkara dengan hasil minor, banyak kekecewaan ditumpahkan Bobotoh. Di lini masa twitter banyak Bobotoh yang meminta agar pelatih yang sukses membawa Persib juara di Liga Super Indonesia (LSI) 2014 itu mundur dari jabatannya. Bahkan saat pertandingan beberapa Bobotoh sampai masuk ke dalam lapangan untuk menyampaikan kekecewaannya.

Saat itu pertandingan bahkan sampai harus dihentikan beberapa saat karena kericuhan yang terjadi. Beberapa penonton yang berhasil masuk ke lapangan bahkan sampai mendatangi pemain sambil mencaci mereka. Umuh menyayangkan tindakan tersebut, menurutnya hal tersebut tidak seharusnya dilakukan oleh Bobotoh, apalagi sampai melontarkan kata-kata kasar di depan pemain.

“Saya sedih kalau ada Bobotoh seperti itu, ini tidak pantas. Bisa jadi bumerang apalagi kalau sampai pemain nge-drop. Kalau ikut hawa nafsu saya juga marah, tapi saya tahan dan mencoba sabar. Terus terang saja saat itu saya nangis saya, saya sakit, dan sedih melihat Bobotoh seperti itu,” kata Umuh dengan nada lirih menahan tangis.

“Apalagi mereka juga sampai mengucapkan kata-kata yang tidak pantas kepada pemain, apalagi kepada Djadjang. Mereka seperti tidak ingat jasa-jasa mereka (pemain dan pelatih) kepada Persib. Saya pikir kemarin Bobotoh itu melebihi batas,” tegasnya.

Apa yang dilakukan Bobotoh pada malam hari itu benar-benar menjadi pukulan telak bagi semua penggawa Maung Bandung. Bahkan saat di ruang ganti mereka sampai tak kuasa menahan linangan air matanya. Umuh menyebut kalau dalam setiap pertandingan Persib sebenarnya sudah habis-habisan untuk meraih kemenangan.

“Saya tidak terima kalau pemain sampai digitukan, apalagi sampai keluar kata-kata kotor. Kita satu tim, kalau ada satu pemain kena, semua merasa sakit termasuk juga saya. Di ruang ganti itu semua sedih, Djadjang juga sampai rangkul saya dan meminta maaf. Saya bilang kita harus tegar. Kami main sudah habis-habisan untuk meraih kemenangan,” katanya.

Menyerahkan Keputusan Kepada Manajemen

Tidak hanya Djadjang, Umuh pun mendapat tekanan dari sebagian Bobotoh. Beberapa pihak juga ingin agar Umuh mundur dari posisinya. Pria berusia 69 tahun mengatakan bahwa memang ada beberapa Bobotoh yang ingin agar dirinya mundur. Ia mengakui kalau keputusan mundur juga bakal ia lakukan.

Namun ia mengaku masih ingin berbuat untuk Persib dalam kondisi seperti ini. Berat baginya meninggalkan Persib dalam kondisi porak-poranda, oleh karenanya ia ingin membenahi dulu Persib yang saat ini tengah terseok-seok, baru ia bisa tenang untuk meninggalkan tim yang ia cintai itu. Umuh menyatakan semua keputusan ia serahkan kepada manajemen terkait nasibnya itu.

“Saya juga mohon maaf kepada Bobotoh yang setia, kalau memang akhirnya saya harus mundur. Tapi saya masih berusaha untuk menyelamatkan dulu Persib. Dalam keadaan seperti ini saya masih harus menyelamatkan Persib walau tekanan berat.”

“Saya masih harus bertanggung jawab dan mencari jalan. kalau mengikuti hawa nafsu, pasti saya sudah mundur. Tapi, saya ingin benahi dulu, selamatkan dulu bagaimana. kalau sudah tidak ada jalan, ya apa boleh buat,” ujarnya.

Umuh berharap, ketika memang pada akhirnya manajemen memutuskan bahwa ia harus menanggalkan jabatan sebagai manajer Persib, maka harapannya adalah Persib harus tetap berprestasi.

“Mudah-mudahan, ketika saya dan Djanur tidak ada, mudah-mudahan saja Persib masih bisa juara. Sebab kami masih punya 8 pertandingan sebelum paruh musim. Masih ada juga putaran dua yang belum kami hadapi pertandingannya,”

“Harapan saya, tahun ini jangan dulu berbicara juara. Terpenting selamatkan dulu saja Persib jangan sampai Persib degradasi. Saya gak mau kalau saya mundur malah buah simalakama, malah nanti ada masalah jadinya ,” pungkasnya.

Komentar